"Entah apa yang membuatnya tercegah untuk kembali kesini. Mungkinkah dermaga lain menyambutnya untuk menetap? Mungkinkah hujan membuatnya tak nampak?"
________________Ini bukan lah tentang sebuah kehilangan. Ketahuilah bukankah sebuah perahu yang berlayar kemudian berlabuh harus kembali ke dermaga nya?
Bukankah sang mentari yang termakan senja harus kembali menyinari dihari esok?Ya, semuanya kembali ketempat asalnya walau sempat menghilang sejenak menginggalkan tempatnya. Namun sekali lagi ku katakan, ini masih bukan tentang kehilangan karena ia tak memberi kepastian.
Dia datang tanpa alasan, dia pergi tanpa pamit, tapi dia hadir dengan janji. Janji dari seorang anak umur tujuh tahun yang semestinya tak ku percaya dan tak ku anggap nyata.
Namun apa daya ku yang hanya seorang manusia yang diamanahi hati tanpa memiliki kuasa kendali terhadap hati itu sendiri. Seharusnya aku tak membuat hati milik Allah ini sakit akibat kebodohan ku yang mempercayai janji yang tak pasti.
Janji itu membuatku terbang bersama angan yang melayang bebas namun tak memiliki tempat kembali. Janji itu bagai perahu yang berlayar namun tak kembali ke dermaganya. Janji itu bagai mentari yang tak diizinkan muncul kembali oleh senja.
Seharusnya dia kembali sesuai janjinya, namun entah apa yang membuatnya tercegah untuk kembali kesini. Mungkinkah dermaga lain menyambutnya untuk menetap? Mungkinkah hujan membuatnya tak nampak?
Entahlah, mengapa hati ini bodoh sekali sehingga masih menunggu janji itu. Padahal yang ia dapatkan hanya sakit akibat penantian. Dan aku tak tahu mengapa dengan hanya sebuah janji bodong hatiku ini tersentak agar memetamorfosakan sebuah penantian menjadi rasa cinta.
"Kamu jangan nangis!!! Aku janji akan kembali kesini. Aku janji akan pulang dan menemuimu. Kita akan bersama sama lagi nanti Aku janji. Tunggu saja aku! Aku hanya pergi sebentar kok. Kamu tunggu aku ya! Aku sayang sama kamu! Kamu jangan sayang orang lain ya, sayang aku saja. Setelah aku kembali kita akan langsung menikah." ucapnya sambil tersenyum jahil kearahku yang sedang menangis karena dia bercerita bahwa hari ini ia akan pergi bersama orang tuanya.
Oh Allah apakah aku terbilang zina pikiran terus memikirkan anak lelaki selama beberapa tahun ini?. Aku tak berdaya jika harus melupakannya.
~Nadhira Nur Azmi~
____
Baru prolog ya,,,,
Ikuti terus ya ceritanya, di part selanjutnya insyaalloh akan ada sebuah vidio yang berkaitan tentang ini .....

KAMU SEDANG MEMBACA
[SB I] Terperangkap Dalam Tanya [COMPLETED]
Random[SUDAH TAMAT] Pernah dengar kata menunggu?. Tentu pernah bukan?. Namun banyak orang yang terkadang sangat lemah dan sering mengeluh saat menunggu. Bagaimana jika ku katakan menunggu itu indah? Mengapa? Karena kupikir dengan menu...