Kotak Hitam Dengan Pita Putih

60 8 2
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Copyright @BaitsNF
-Terperangkap Dalam Tanya-
______________

Aku? Si percaya diri yang selalu menganggap bahwa diriku masih muda, berarti masih panjang umurku. Sehingga melalaikan proses taubat dan lebih memilih menikmatinya dibanding memanfaatkannya.
_______

Ledakkan popper confetti mengagetkanku saat aku membuka pintu depan berniat untuk keluar bersama Malika dan bergabung dengan yang lain. Dari yang kulihat, sepertinya Malika sama terkejutnya denganku akbiat suara benda tersebut.

Happy birthday Kak Dhira
Happy birthday Kak Dhira
Happy birthday Happy birthday Happy birthday
Kak Dhira

Begitulah para anak-anak yayasan bernyanyi bersama teman temanku.

Ada apa ini?

Oh Ayolah Mi, jangan pura-pura bodoh dengan bertanya ada apa!. Zalfa menjadi orang pertama yang mengucapkan. Dari yang kulihat ia mengucapkan saat waktu tepat pada pukul 00:00. Sedangkan Airyn mengucapkan dua menit setelahnya. Sementara Ayah dan Ibu mengucapkannya saat sarapan.

Aku hanya terpaku diposisi awalku. Melihat hal itu aku tidak tahu harus bagaimana. Selama ini tak pernah ada satupun dari ulang tahunku ditahun tahun sebelumnya dirayakan.

Ini kali pertama dan dirayakan banyak orang. Tahun tahun sebelumnya paling aku mendapat ucapan selamat dan do'a dari orang orang terdekatku.

Hanya Ayah, Ibu, dan Kak Ari. Kemudian saat Kak Ari menikah, ada Kak Aisyah yang juga mengucapkannya. Dan di satu tahun kebelakang Zalfa, Airyn dan Kak Abi juga melakukan hal sama.

Bisa terhitung bukan siapa saja orang- orang terdekatku? Tapi tahun kali ini, bahkan orang-orang yang belum kukenal mengucapkannya.

Aku tersenyum kaku saat ini. Apa yang harus aku lakukan? Akhirnya dari setelah beberapa saat terpaku, aku membuka suara dengan hanya mengucapkan "terimakasih".

Kak Abi telah berdiri ditengah-tengah dari tadi sambil membawa kue. Perlahan ia mendekat sambil tersenyum kearahku. Kuhindari eye contack darinya.

Saat ini ia berada tepat dihadapanku. "Barrokalloh fii umrik" ucapnya. Aku tersenyum membalas ucapan selamat darinya. Entahlah, mendadak jalan fikirku buntu seketika. Tak tahu apa yang perlu dilakukan, tak tahu apa yang harus dikatakan. Tersenyumlah satu satunya pilihan.

Umur adalah sesuatu yang selalu dipercaya dirikan akan panjang. Padahal ia sendiri tak tahu kapan Alloh akan memotong umurnya akibat kelalaiannya. Sungguh itu adalah aku. Si percaya diri yang selalu menganggap bahwa diriku masih muda, berarti masih panjang umurku. Sehingga melalaikan proses taubat dan lebih memilih menikmatinya dibanding memanfaatkannya.

Padahal dengan jelas dan sangat hafal tentang suatu hadits yang menyatakan :"ingat 5 perkara sebelum 5 perkara : Muda sebelum tua, Sehat sebelum sakit, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit dan Hidup sebelum mati.

Masa muda di taruh diawal, maka akan sangat amat merugi jika kita tak berguna dan tak bermanfaat dimasa muda, serta lalai dalam beribadah.

Anak yang keluar bersamaku tadi, mengagetkanku dengan tiba tiba menepuk punggung tanganku yang menempel pada pegangan kursi roda yang didudukinya. Kemudian menyerahkan sehelai kertas yang sudah digoreskan tinta hitam bertuliskan 'Happy birthday Kak Dhira'. Baru saat ini reaksiku berbeda, aku menciumnya dan tersenyum penuh tulus terhadapnya.

Kutempelkan telapak tangan jariku dibibir kemudian menggerakannya kedepan. Setidaknya, itulah satu satunya bahasa isyarat yang ku ketahui. Mengucapkan 'terimakasih'.

[SB I] Terperangkap Dalam Tanya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang