part 2

1.1K 50 1
                                    

"Kalau memang takdir ini mengatakan kita harus bersama maka kita akan bersama, tapi kalau takdir mengatakan kita harus berpisah, maka kita harus berpisah. Percayalah dia memang terbaik, tapi masih ada yang lebih baik dari dia"

"Loh kok gak ada mobil papah yah? Pada kemana nih?" "Assalamualaikum pah, mah, aa.. Nahza pulang" Nahza celingungkan mencari orang rumah lalu duduk di sofa ruang keluarga. Muncul Dhani dari tangga rumah " papah sama mamah pergi, katanya mau nemuin temennya"

"Loh bukannya nanti yah?"

"Dimajuin, papah ada rapat mendadak. Oiya pesen papah sama mamah kamu jangan kemana-mana dulu sampe mereka pulang" Dhani menghampiri Nahza yang tengah duduk di sofa keluarga lalu menyetel televisi mencari canel yang menurutnya seru.

"Aihh? Loh kenapa?"

"Gak tau lah, udah sana mending kamu buatin teh" 

"Ihh buat siapa?"

"Buat Aa lah, buat siapa lagi?"

"Ogah!!" kemudian Nahza pergi berlari ke kamarnya

"Ihhh songong kamu Na" Dhani yang memang sudah paham dengan kelakuan adiknya tidak pernah ambil pusing dan melanjutkan aktifitanya menonton televisi.

_-_-_-_-_-_-_-_-°°°-_-_-_-_-_-_-_-_

Ezra memarkirkan motor kesayangannya di depan garasi, kemudian memasuki rumah "Assalamualaikum..." kok sepi yahh pada kemana nih -batin Ezra

Terlihat Dafin yang sedang asik menonton televisi sambil duduk di sofa dengan bungkus sisa makanan yang berserakan membuat Ezra geleng-geleng kepala melihat tingkah laku adiknya yang satu ini.

Ezra menghampiri Dafin lalu duduk di sofa samping Dafin kemudian merebut sebungkus makanan ringan yang berada di genggaman Dafin "Fin, bunda mana?"

"Gak tau, gua pulang udah gak ada orang" seraya mengambil kembali makanan ringan dari tangan Ezra

Ezra pun bangkit dari sofa kemudian masuk kekamar untuk membersihkan diri setelah seharian tadi berlatih basket yang membuat badannya lengket.

Setelah beberapa lama kemudian Ezra sudah selesai membersihkan dirinya kemudian berniat menemani Dafin menonton televisi. "Loh? Bunda sama Ayah udah pulang?"

"Iya, bunda sama ayah udah pulang. Sini duduk samping bunda" seraya menepuk-nepuk sofa kosong di samping bunda

"Hemm iya bun..." Ezra duduk disamping bundanya dan berhadapan dengan ayah

"Ayah mau nanya sama kamu Zra" Tatapan mata ayah yang begitu mengunci mata Ezra.

Merasa di tatap seperti itu Ezra merasa percakapan ini menuju kearah yang serius "Tanya apa yah?"

"Kalau perintah orang tua wajib di patuhi atau tidak?"

"Wajib yah, asal tidak menyekutukan Allah" Ezra merasa bingung atas pertanyaan yang di berikan oleh ayahnya

"Nah bagus." Ayah menarik nafas panjang kemudian membuangnya secara perlahan lalu berdehem "ehem.. Jadi gini Zra, Ayah mau nikahin kamu sama wanita pilihan ayah"

Pacar HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang