Part 19

471 31 9
                                    

Makasih buat kalian barisan para vote 🤣

RahmadAshary
triantidwi
febrianidwia
Nurulnurya15
NirmaAz
Marwahdaudibrahim7
user27899316
ichaauliya
harniantiani
FaraRa17
GhinaAlfiyah3
ida109784
AlunaNurHikmah
DinaMaulidaYuniasari
RestyDwi524
shofiayunina
fridayantinadyaputri
diraponsel
fadillaNurfadil73
WenyRahayu8
SitiNuriah182858
nafisatulhalisa
MarziahAbdya

nikendari

Haiii teman teman, makasih banget buat kalian yang udah vote cerita aku yaaa, makasih atas kesetiaannya menemani cerita ini. Hampir satu tahun ya kita gak ketemu ihh, kangen gak kalian? Kangen atuh ih yaa, yaudah deh mulai aja ceritanya, oiya jangan lupa komennya yaa teman-teman. Terima kasih :) 

"Jika hati sudah hancur berkeping-keping apa bisa disusun seperti semula? jawabannya tidak. Tapi jika disusun mungkin bisa, ya mungkin"

Seluruh kantor gempar melihat bos mudanya yang tak pernah terlihat dengan wanita mana pun sekarang sedang mengejar wanita yang berlari sambil menangis menuju luar kantor.

"NANA BEHENTI!" sentak Ezra padaku, dan seketika itu juga aku berhenti berlari dan diam tepat didepan kantor.

"Apa mau kamu Zra? Mau ngasih penjelasan? Apa yang didalem masih kurang jelas buat kamu? Atau kamu belum puas nyakitin aku Zra? AKU ISTRI KAMU ZRA!" emosiku meluap sudah tak tertahankan lagi hingga aku membeberkan semuanya, membuat seluruh penghuni kantor terkejut dibuatnya.

Tak ingin menjadi bahan tontonan lebih lama Ezra menarikku menuju mobil jazz kesayangannya. "Kalian bubar, kembali kerja". "Ayo masuk, kita bicarakan dirumah." Ultimatum Ezra tak bisa dibantahkan, aku pun turut ikut dalam mobil Ezra walau dalam hati aku merasa kesal, marah, sedih semua campur jadi satu. Hancur sudah hatiku.

Di sepanjang perjalanan tak ada kata yang keluar dari mulut keduanya, aku bahkan hanya fokus ke jendela samping melihat pemandangan padahal sorot mataku kosong, sedangkan Ezra sedang menahan emosinya yang sedang meluap dan memfokuskan diri menyetir dengan mencengkram stir dengan sangat kuat sampai urat tangannya terlihat. Aku takut apa yang akan menimpaku nanti, harusnya di sini aku yang marah kenapa dia ikut marah juga.

Sesampainya di depan rumah aku langsung turun dari mobil dan langsung menghamburkan diri ke kamar lalu mengambil koper dan memasukkan beberapa bajuku secara sembarang ke dalam koper.

"Na, mau kemana kamu?" Ezra menahan sebelah tanganku yang tak memegang koper.

"Aku mau ke rumah mamah aja, lepasin tangan aku." Aku kembali menarik kopernya menepis tangan Ezra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pacar HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang