“Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu dan intensitas bertemu sehingga cinta itu menjadi satu.”
Pagi-pagi sekali Ezra dan Nahza sudah siap untuk pindah rumah dibantu oleh papah dan ‘a Dhani yang mengangkut barang bawaan Nahza ke dalam mobil setelah itu mereka berpamitan pada mamah papah dan ‘a Dhani.“Kamu baik-baik ya disana Nana sayang.” mamah memeluk Nahza dengan erat sambil menitihkan air mata. Sebenarnya mamah belum rela Nahza jauh darinya.
“Iya mah, jangan nangis dong, nanti Nana gak jadi pergi nih.” bujuk Nahza
“Iya mamah gak nangis lagi, tapi kamu sering-sering main ke sini ya.” mamah melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.
“Siap mah.” lalu Nahza beralih memeluk ‘a Dhani
“Kesayangan ‘aa.” menyambut pelukan Nahza “Gak ada temen berantem lagi deh.” Dhani mengusap kepala Nahza dan membalas pelukan Nahza. “Jagain ade gue ya Zra”
“Pasti.” Ucap Ezra mantap disertai anggukan kepala.
Nahza beralih memeluk papah “Papah.”
“Kesayangan papah udah gede, udah punya suami. Baik-baik ya Na disana.” melepaskan pelukan Nahza dan mengecup kepalanya. “Kamu juga Zra, sering-sering kesini, jaga Nahza baik-baik.”
“Iya pah.” Ezra pamit pada papah, mamah dan ‘a Dhani lalu masuk kedalam mobil menuju rumah yang akan ditempati yang sebenarnya tidak terlalu jauh dengan kediaman Nahza. Memang Ayah mencarikan rumah yang berada tepat ditengah-tengah antara rumah Ezra dan Nahza agar adil katanya.
Dirumah mereka sudah ada ayah, bunda, Ardina, Dafin dan Fatiah tentunya yang sudah menunggu kehadiran mereka sejak hari jumat. Ya.. memang ayah selama renovasi rumah tinggal dirumah baru Ezra dan Nahza untuk mengkontrol proses renovasi.
“Assalamualaikum” salam Nahza dan Ezra sambil memasuki rumah.
“Wa’alaikumussalam” jawab seisi rumah.
“Aduh mantu bunda udah sampe.” Bunda menghampiri Nahza dan memeluknya
“Anaknya siapa yang dipeluk siapa.” protes Ezra dengan suara pelan yang dihadiahi tatapan dari bundanya
“Bunda denger loh Zra.” Ezra yang ditatap seperti itu tersenyum kikuk.
“Ayo masuk, masa tuan rumah dipintu sih ngobrolnya.” ujar ayah diikuti dengan semuanya masuk ke ruang keluarga.
“Tumben pada pake pakaian rapih? Mau sambut Ezra sampe segitunya.” komentar Ezra dengan pakaian semua keluarganya
“Yeh bukan buat nyambut mas Ezra yah.” ujar Dafin sambil menjulurkan lidah yang disambut tertawaan dari Ardina, ayah, bunda dan Nahza.
“Kita mau pergilah! masa mas doang yang boleh liburan, kita juga liburan dong.” sambung Ardina menjelaskan.
“Yeh… kapan mas liburan?” Ezra bingung, perasaan selama ini dia tidak pernah jalan-jalan apalagi liburan.
Ayah meletakan dua lembar kertas di meja. “Nih buat kalian.”
“Apaan nih yah?” tanya Ezra dan mengambil kertas yang ternyata tiket masuk ke curug bidadari. “Tiket ke curug? buat siapa yah?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Halal
Teen FictionBagaimana rasanya pacaran dengan sahabat, tapi pacaranya gak nimbulin dosa? Itulah yang dirasakan oleh Nahza dan Ezra sepasang sahabat yang berujung sebagai sepasang insan hingga akhir hayat. #8 romantisme 09/09/2019 #7 perselisihan 20/07/2019 #9 ba...