"Jangan mencintai seseorang dari kelebihannya, tapi cintailah dari kekurangannya."
Nahza sudah rapih dengan celana trening biru dan kaos panjang hitam dipadukan dengan kerudung hitamnya bersiap untuk melakukan olahraga.
"Kemana?" tanya Ezra yang tengah berbaring dikasur sambil memainkan poselnya.
"Olahraga." jawab Nahza singkat sambil memakai sepatu sportnya
"Sendiri?"
"Engga, sama Tisya."
"Tunggu." perintah Ezra pada Nahza sambil beranjak ke kamar mandi
"Dih? kenapa si 'aa ya?" bingung Nahza dan hanya mengangkat kedua bahunya.
Beberapa saat kemudian Ezra datang dari kamar mandi sudah memakai pakaian olahraga lengkap. "Ajak Reiden sekalian."
"Keo" Nahza membuat bulatan dengan menggunakan jari telunjuk dan jempolnya disatukan.
Nahza mengambil ponselnya kemudian mengkontak Reiden. Setelah beberapa lama panggilan berdering akhirnya diangkat juga oleh Reiden
'Hemm' jawab Reiden dari sebrang telpon
"Assalamualaikum Rei, pagi sayang ku,"
'Hemm wa'alaikumussalam.' ujar Reiden dengan suara khas orang bangun tidur.
"Siap-siap yaa, kita olahraga bareng hari ini. Kalo sampe kita samper lu belum siap, gue guyur lu!" ancam Nahza yang mebuat Ezra terkekeh geli.
'Buset dah, iya ngapa iya, ini gue bangun sayang.'
"Yaudah buruan yaa siap-siapnya, dah sayang sampe ketemu nanti."
Tanpa menunggu jawaban dari Reiden, Nahza langsung menutup telponnya. "Mahal telpon lama-lama"
"Siapa suruh nelpon."
"Iseng aja." sambil mengangkat bahu dan menunjukkan senyumannya Nahza melenggang pergi dari kamar menunggu Ezra bersiap diluar.
"Udah yuk." ajak Ezra
"Yaudah yuk, Tisya udah nunggu juga, kita janjian di pertigaan."
"Oke."
Setelah melakukan jogging beberapa ratus meter akhirnya meraka berempat berkumpul dan melanjutkan perjalanan menuju Gor P di daerah kab. Bogor yang memang tidak terlalu jauh dari kediaman mereka berempat.
Jogging dilanjutkan dengan mengelilingi area luar gor sebanyak dua kali, ketika ingin istirahat sebentar gerimis melanda, akhinya kita memutuskan untuk mencari tempat meneduh.
"Neduh di atas situ tuh, biar gak basah, kan banyak pohon." Reiden menunjuk tempat yang agak tinggi dan banyak pohonya. Nahza tanpa pikir panjang menuju tempat yang di tunjuk Reiden.
"Naiknya gimana? licin tau, nanti jat..." belum selesai Tisya bicara Nahza sudah terjatuh dengan celana yang sudah kotor dipenuhi dengan tanah merah. "Nana! baru gue mau bilang."
"Gak ati-ati sih." Marah Ezra dengan muka datar dan membantu Nahza untuk berdiri. Nahza membalas dengan cengiran lugunya, membuat yang lain geleng-geleng kepala.
"Duduk dulu." perintah Ezra pada Nahza lalu melenggang pergi.
"Mau kemana Zra? sekalian beliin minum buat gue yaa." pesan Tisya sekalian, sambil membantu Nahza membersihkan celananya.
Sedangkan Reiden hanya berdiri sambil menertawai Nahza tidak hentinya "Kaya bocah lu Na."
"Bodoamat." sinis Nahza sambil memutar bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Halal
Teen FictionBagaimana rasanya pacaran dengan sahabat, tapi pacaranya gak nimbulin dosa? Itulah yang dirasakan oleh Nahza dan Ezra sepasang sahabat yang berujung sebagai sepasang insan hingga akhir hayat. #8 romantisme 09/09/2019 #7 perselisihan 20/07/2019 #9 ba...