Makasih banget buat kalian yang udah vote cerita saya...
atiqqqaah
yasmincyg
FindaArumN
RahmadAshary
fm_andriana
AleyMahendra1010
DetiNurlia
Marwahdaudibrahim7
MeilaniRizkynovia
harniantiani
Igosatria27
suyyamt"Yang terlihat oleh mata belum tentu benar adanya. Percayalah, karena hanya kepercayaan kunci dari kehidupan."
Sudah lebih dari satu jam Nahza menunggu Ezra pulang, tetapi sampai detik ini tak kunjung datang dan tak ada satu notif pun dari Ezra yang mampir di handphone Nahza.
Nahza tetap menunggu di sofa ruang tamu dengan sabar, tetapi sudah hampir dua jam menunggu tetap tidak ada satu pun notif dari Ezra, akhirnya Nahza memutuskan untuk menghubungi Ezra mencoba menanyakan kabarnya. Tetapi hanya suara oprator yang Nahza dengar, sudah berkali-kali Nahza berusaha untuk menghubungi Ezra tetapi hasilnya nihil.
Perasaan cemas menjalar dihati Nahza, takut sesuatu yang buruk terjadi pada Ezra sang suami, dan tanpa basa-basi Nahza mengganti pakaiannya dan menyambar tas serta kunci motor kesayangannya melesat menuju kantor Ezra.
- - -
Disisi lain, Ezra sedang membereskan semua berkas-berkas yang tadi sudah ia kerjakan, bertepatan saat seseorang datang membawa satu map merah ditangannya, memapai pakaian serba minimnya, dengan baju yang memperlihatkan lekukan tubuh serta rok mini diatas lutut yang ia kenakan, ya dia Anita Citari, sekretaris baru Ezra dikantor menggantikan sekertaris lamanya yang risain.
"Maaf pak, saya boleh masuk?" Anita berdiri diambang pintu sambil memegang gagang pintu dengan gayanya yang membuat iman lelaki manapun bisa goyah.
Tetapi berbeda dengan Ezra yang memandang Anita dengan sinis, seperti menilai kesopanan wanita yang ada didepannya ini "Silahkan." Ezra mengalihkan pandangannya pada laptop yang masih terbuka di atas meja kerjanya. "Ada perlu apa?"
Anita menarik kursi yang berada tepat di depan meja kerja Ezra lalu meletakan map merah yang sedari tadi berada digenggaman tangannya menyodorkan kehadapan Ezra "Ini pak Ezra, ada berkas dari pak Gundan yang harus segera diselesaikan."
"Simpan saja dimeja." perintah Ezra tanpa memandang sekertaris barunya.
"Tapi pak, kata pak Gundan harus segera diselesaikan sekarang." kekeh sang sekertaris
"Iya saya tau." Ezra mengambil berkas yang disodorkan oleh Anita tetapi tangan Anita masih memegang map dengan erat sambil meperhatikan wajah Ezra. Ezra yang diperhatikan seperti itu sangat jengah dengan kelakukan sekertaris barunya hanya bisa memutar bola matanya jengah. "Lepas." Anita segera tersadar dari lamunannya dan seketika semburat merah tercetak jelas dipipinya "Ma.. maaf pak."
"Ya, sudah kan?"
"I.. iya pak."
Ezra menunjuk pintu keluar dengan tangan terbuka mengisyaratkan untuk Anita keluar ruangannya "Silahkan."
"Ba.. baik pak." Anita merutuki ke kakuannya kemudian berbalik arah menuju pintu keluar, sebelum pintu itu kembali ditutup oleh Anita, Ezra memanggilnya. "Ya pak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Halal
Teen FictionBagaimana rasanya pacaran dengan sahabat, tapi pacaranya gak nimbulin dosa? Itulah yang dirasakan oleh Nahza dan Ezra sepasang sahabat yang berujung sebagai sepasang insan hingga akhir hayat. #8 romantisme 09/09/2019 #7 perselisihan 20/07/2019 #9 ba...