Selamat hari raya idul adha 1439 HDan selamat berjuang atlet Indonesia di ajang Asia games 2018... Love Indonesia🇮🇩 🇮🇩😘😘
👏👏👏 Semangat!!!***
Dokter tampan itu duduk berhadapan dengan pak Adi, kepala keuangan rumah sakit yang dipimpinnya. Dia meminta pak Adi untuk menemuinya di ruang direktur. Kalau saja bukan karena pak Adi yang bersahabat dengan kakeknya, tangannya sudah gatal ingin mengeluarkan surat pemutusan hubungan kerja.
"Apa kabar pak Adi? Ibu dirumah sehat pak?" Tanya Satriya.
"Baik dokter. Ada apa pak dokter memanggil saya?" Kata pak Adi tegang.
"Pak Adi kita langsung saja, beberapa waktu belakangan ada keluhan dari tim pengadaan karena pembayaran obat ke suplier tersendat. Sehingga obat-obatan yang dipesan oleh tim pengadaan tidak bisa terkirim. Kalau dilihat dari laporan bulanan, rumah sakit kita ini memiliki akuntabilitas dan likuiditas yang baik. Jadi begini pak Adi, jika kita mempunyai perputaran uang yang sehat mengapa order obat kita bisa sampai mengalami lock?" Kata Satria menjabarkan.
"Itu karena suplier terlambat melakukan penagihan dokter. Jadi itu kesalahan mereka sendiri." Jawab pak Adi bersungut.
"Tapi saya juga mendengar komplain dari suplier bahwa pihak kita mempersulit dan memperpanjang prosedur. Pak Adi taukan bertele-tele bukan karakter saya."
"Saya sudah melakukan pembayaran sesuai prosedur dokter."
"Maaf pak Adi, sekarang usia bapak berapa? Putra putri sudah dewasa semua kan pak? Mungkin pak Adi sudah harus istirahat sekarang." Kata Satriya dengan intonasi yang lambat.
"Ini penghinaan untuk saya." Kata Pak Adi bangkit dari duduknya. "Setelah kamu mencampakkan anak saya, sekarang giliran kamu yang akan menyingkirkan saya." Kecam pak Adi dengan menunjukkan jari ke muka Satriya.
"Maaf tidak ada hubungannya dengan Sisca pak, dari awal saya sudah mempertegas bahwa saya tidak tertarik dengan putri bapak."
"Anak saya hampir gila gara-gara kamu. Sekarang kamu lebih memilih anak ingusan itu."
"Saya mohon profesional pak Adi, kita dikantor dan sedang membicarakan pekerjaan."
"Baik. Lihat saja nanti apa yang akan saya lakukan, saya tidak terima ini. Harusnya kamu malu pada kakekmu karena menghina saya."
"Jangan bawa mendiang kakek saya pak, saya melakukan ini untuk menyelamatkan rumah sakit. Banyak keluarga yang bergantung dari rumah sakit ini." Tegas Satriya. "Kalau bapak tidak mau menyelesaikan secara kekeluargaan saya sudah siap jika harus ke meja hijau." Ancam Satriya.
Pak Adi mendengus dan meninggalkan ruang direktur dengan amarah yang tak terbendung. Dia membanting pintu dengan keras hingga membuat Satriya semakin kesal.
Ini adalah langkah terakhir yang bisa Satriya ambil, setelah berbagai proses pendekatan sudah ia lakukan. Tetapi tak juga meredakan kecurangan pak Adi. Satriya sudah meminta pendapat dari beberapa profesional ahli, dan ini keputusan final setelah rumah sakit beberapa kali mengalami kerugian besar.
***
Hari ini adalah langkah awal kakak Afra menapaki babak baru dalam kehidupannya. Rencananya malam ini akan digelar prosesi lamaran Alma dan calon suaminya, tentu yang nantinya akan menjadi kakak ipar Afra.
Dan Afra bersedih atasnya, karena calon kakak iparnya adalah orang yang telah ia cintai. Orang yang mampu meruntuhkan benteng hati Afra. Tetapi sekali lagi Afra tidak mau egois. Dia harus tau bagaimana caranya berterima kasih, setelah semua pengorbanan yang Alma lakukan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Satriya (Completed)
General FictionShafira Afra, M.Farklin, Apt "Dia pikir dia siapa bikin aturan ga jelas, suka pecat karyawan sesuka hati. Dasar pemimpin arogan." dr. Satriya Adna Syakeil, SpPD "Apa bedanya coba, nggak tau banyak tentang aku tapi dia berani menyimpulkan dengan peni...