1. ini aku

142 19 10
                                    

"Selamat pagi Bunda" sapa Anya

"Selamat pagi juga, Anya" ucap bunda membalas sapaan Anya, sambil memeluk anya.

Oh iya, sampai lupa. Namaku Anya, tepatnya zeefanya ayudia. Dan yang tadi ku sapa, dia ratu hatiku. Panggil saja bunda. Bunda adalah salah satu alasan untuk anya agar tetap tegar, Anya yang akan selalu jadi periang di depan bunda. Padahal bunda tau ternyata hati anya meringis nahan tangis😁. Masih bingung? Nanti juga kalian tau tentang Anya.

" Anya sudah mulai remaja, sudah mau jadi anak SMA " ucap bunda sambil tersenyum

" Dengar bunda, semakin kita sudah mulai dewasa makin banyak hal yang akan kita lalui. Mau menyakitkan pun menyenangkan kita tidak bisa menolaknya. Jika ada yang menyakitimu, bebaskan dirimu dengan memaafkannya Anya "

" Anya mengerti bunda " kataku sambil tersenyum.

" yang lalu biar berlalu, jangan di bawa bawa ke hal yang baru " ucap bunda dengan suara yang rendah

" maksudnya bunda ? " tanyaku tidak mengerti

" Anya, bunda ingin anya melupakan hal hal pahit yang terjadi pada kita dulu. Sudah, tinggalkan, maafkan dan ikhlaskan saja jangan kamu bawa bawa ke kehidupan kita sekarang " ucap bunda lembut, sambil menatap mataku

" Tapi Anya tidak bisa bunda "
Ucapku lirih

" hanya belum bisa, kamu masih butuh waktu untuk menyembuhkan luka itu sayang " ucap bunda sambil tersenyum

" Sakitnya hati anya bunda, ketika ayah pergi dari rumah meninggalkan kita tanpa sebab, dan beberapa bulan setelah itu kita dapat kabar kalau ayah udah benar benar pergi di jemput Tuhan " ucapku sambil menangis

" Anya tidak membenci ayah. Hanya marah pada keadaan yang harus anya terima, bunda " kataku lirih

" Dan, ayah adalah cinta pertama anya. Keadaan yang harus anya terima, buat anya takut  mengenal cinta. Anya takut semua akan terjadi bunda " ucapku

" ini bukan perihal karena ayah pergi untuk selama lamanya yang buat anya sangat hancur. Karena anya tau pada dasarnya yang hidup pasti mati " kataku sambil menyeka airmata

" Anya hancur ketika ayah pergi meninggalkan kita tanpa alasan yang pasti bunda "  ucapku dengan tangis yang makin pecah.

Bunda memeluku, hangat, damai, teduh sekali " sudah sayang sudah nak "

Kali ini lelah sekali, tolong dong jangan bangunkan memori itu lagi. Tenang saja aku pasti ikhlas, kapan? Entah, ku harap secepatnya.

Harte FrauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang