Aku terus berlari dengan izza. Takut tetat, sumpah!. Sebenernya tadi naik angkot. Cumaa angkot nya mogok. Ingin ku teriaaaak Tuhan!
" sumpah kalo telat ini salah kamu nya " ucap izza masih sambil lari.
" gak gitu lah, enak aja. Salahin aja angkot nya " kataku membela
" kamu tadi lama, di rumahnya " ucapnya
" perasaan enggak deh bisa aja nyalahin liat ". Ucapku
ketus " salahin angkot tuh "" ampun dah gua, angkot aja masih lu salahin, dia benda mati anya " ucapnya
" tapi bisa jalan, berarti hidup " ucapku tak mau kalah.
" terserah elo deh, capek gua " ucapnya dengan kesal
Kalau lagi kesal izza memang suka pake elo gua ngomongnya.
Gak kerasa kita debat sampe nyampe depan gerbang, kita diem dieman. Anehnya udah tau mau telat. Masih aja berdiri depan gerbang.
"Maafin" ucap izza"aku juga maaf" kataku pada izza
" yaudah ayo masuk" ucapnya.
" duluan aja, ntar aku nyusul" ucapku.
"yaudah" ucapnya sambil berlalu.
Sebenernya hari ini kita gak akan langsung belajar. Ada beberapa hiburan sama demons ekskul yang bakal tampil, cuman aku males buat ke lapangan. Aku pergi ke belakang sekolah, sepi, sunyi adem. Cuman ada suara burung yang lagi bersiul. Aku suka suasana ini. Kalian pernah merasa lelah gak sih harus pura pura tersenyum sepanjang hari? Fake smile itu kayak udah jadi temanku. Kadang aku benci, tapi kadang juga butuh. Aneh..
Aku memejamkan mata, meresapi nikmat Tuhan. Ketika aku masih bisa berdiri, berpijak di tanah. "Aku kadang malu Tuhan, aku lebih banyak mengeluh dari pada bersyukur padamu. Izinkan aku untuk tetap hidup Tuhan, supaya aku bisa bahagiakan orang yang ku sayang, itu misiku Tuhan " gumam ku dalam hati, tiba tiba
" acara mau di mulai. Cepat ke lapangan " ucapnya membuyarkan lamunanku.
Aku menghadap ke belakang, namun dia membalikan tubuhnya untuk pergi.punggung nya perlahan menjauh dari mataku. Dapat di simpulakan dari penampilannya dia bukan anak osis. Tubuhnya tinggi, memakai kacamata, dan hoodie warna hitam. Aku sempat melihat wajahnya. Tidak tampan, hanya bekarisma!.
" siapa dia " tanyaku pada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harte Frau
Teen FictionIni cerita klasik, tentang cinta anak remaja. Yang seharusnya sederhana, malah berjalan rumit untuk mereka. Ini tentang pengorbanan, seseorang yang mengorbankan dirinya tersakiti. Karena terus terusan mencintai tapi tak dicintai Ini tentang ses...