12. pertunjukan

28 8 0
                                    

Sudah lumayan lama kami berjalan,  tidak terasa.  Dari tadi ladin menanyakan teka teki yang aneh.  Anya mau tanya deh,  ladin itu manusia sejenis apa?  Dia sangat baik.

Kalian tau gak,  ladin ngajak aku kemana coba? 

" sudah sampai,  sekarang " ucapnya

Percaya atau tidak,  dia mengajaku ke sebuah panti.  Jauh dari ekspektasiku sebelumnya.

" mengapa ke sini ladin?  " tanyaku
" kan kita mau lihat pertunjukan " jawabnya
" tapi tidak ada panggung " ucapku bingung
" siapa bilang? Ada kok " katanya

Kemudian dia menarik tanganku supaya berjalan sejajar dengannya

" kak ladin!  " panggil salah seorang anak laki laki,  sambil berlari memeluk ladin

" eh,  hi Tulus " balas ladin menyapa

" kenalin ini teman kakak,  namanya kak anya " ucapnya

" eh,  hi kak anya " sapa tulus

" hi,  tulus senang bertemu denganmu " ucapku

Tau tidak,  ada yang beda saat aku menatap Tulus,  matanya,  sama dengan namanya memancarkan ketulusan

Seorang ibu,  menghampiri kami berdua,  ladin bilang itu yang punya panti

" ladin " sapa ibu itu

Ladin menoleh,  kemudian dia berjalan cepat ke arah ibu itu  memeluk ibu panti dan mencium tangannya

" kau apa kabar nak? " tanya ibu panti
" seperti biasa " ucap ladin
" tetap semangat ladin " ucapnya seraya memegang pipi ladin.

Kemudian ladin memanggilku,  aku menghampirinya

" kenalkan,  namanya anya " ucap ladin
" saya anya, bu " ucapku sambil mencium tangan ibu panti
" ooh,  sepertinya kamu orang pertama yang ladin bawa ke sini " ucap ibu,  " yasudah,  ayo masuk " tawarnya

****

Ladin,  mengajaku ke balkon atas

" katanya mau lihat pertunjukan " ucapku
" ini kita sudah di tempatnya " ucapnya
" ayolah ladin.  Jangan bercanda, disini tidak ada panggung,  tidak ada penonton" ucapku memelas
" lihat ke bawah " ucapnya

Aku melihat ke bawah

" hanya ada anak panti yang asyik bermain sambil tertawa " ucapku
" apa yang kamu fikirkan pas kamu liat mereka?  " tanyanya
" Aku bingung,  ladin.  Kenapa mereka bahagia tertawa,  seakan mereka tidak mengalami kepahitan dalam hidupnya?.  Apa anak anak itu sadar kalau dunia,  sudah jahat padanya " ucapku

Dia menoleh menatapku

" itulah anya,  itu pertunjukannya.  Mereka menjalankan nya dengan baik.  Kau bilang tadi saat kita sampai,  tidak ada panggung padahal kita bakal liat pertunjukan.  Dunia ini panggungnya anya, lihat mereka! tidak ada kebencian. Padahal mereka di tinggal orang tuanya,  karena mereka tau ini semua rencana Tuhan.  Mereka yakin Tuhan sudah siapkan skenario terindah untuk hidup mereka " jawabnya
" mereka sama dengan kita ladin?  " tanyaku
" sama,  hanya saja mereka lebih tinggi dari kita " ucapnya
" kuharap kamu bisa seperti mereka " tambahnya
" akupun berharap seperti itu " jawabku

Harte FrauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang