17. Nembak

49 10 8
                                    

Aku berdiri di parkiran,  menunggu ladin.  Bagaimana dia ini,  dia bilang dia yang mau nunggu tapi malah aku yang nunggu dia.

Itu dia laki laki dengan hoodie hitam yang dia pakai saat pertama bertemu denganku

" hai anyaa " sapa ka afdal dan aland
" hai kak " jawabku sambil tersenyum
" yaudah gua dulun dal,  land " ucap ladin
" yoi " ucap ka aland sambil menjalankan motornya pergi meninggalkan aku dan ladin di parkiran
" ayo naik " ajaknya
" eh,  ladin " ucapku
" kenapa " Tanyany sambil berbalik menghadapku
" kamu sakit?  Kok pucet " tanyaku
" enggak ko,  kecapean aja kali " jawabnya
" kalo sakit jangan di paksa " ucapku khawatir
" gak apa apa anyaa,  ayo naik " ajak ladin

****

Di jalan

" kita mau kemana ladin?  " tanyaku
" kita mau ke suatu tempat " jawabnya
" iya. Kemana?  " tanyaku
" ke taman " jawabnya

Akhirnya,  kami sampai di taman..

" Duduk anyaa " tawarnya

Aku duduk dengannya di taman

" mau dengar aku cerita gak?  " tawarnya
" boleh " jawabku
" dulu aku juga sepertimu anya,  sulit mengikhlaskan.
Aku tinggal ber2 sama bapak di rumah. Tapi bapak lebih sibuk sama urusan kantornya jadi aku lebih sering sendiri di rumah.  Kadang aku suruh afdal kalo gak alan,  babas.  Nginep dirumah.  Paling aku liat bapak 2 bulan sekali, aku sebenernya anak yang kesepian " ucapnya
" lalu mamah mu?  " tanyaku hati hati

Dia mencopot kacamatanya sebentar

" mama sudah lama berpisah sama bapak.  Sejak aku kelas 1 SMA,  mama penyayang, lemah lembut mama gak suka aku ngeluh.  Sampai pada saat itu.  Mama sama bapak sering berantem di depan aku,  aku tertekan sampai dimana puncaknya bapak nampar mama tepat di depan mataku.  Jangan tanya seberapa marah nya aku.  Dari situ mama mulai capek,  dan mereka berpisah.  Awalnya aku mau ikut sama mama,  tapi mama bilang aku harus sama bapak.  Mama mau kehidupan remajaku jadi layak ". Ucap ladin

" kau tau anya kenapa aku menyukaimu?  Sebagian diri mama, ada padamu Anya ". Ucapnya
" aku mau ketemu mama,  sudah hampir 3 tahun. Aku gak tau mama dimana " ucapnya lirih

Dia menangis!  Air bening itu jatuh mengaliri pipinya. 

" Ternyata bener,  di dunia ini bukan cuma anya yang hidupnya terpuruk.  Ternyata ladin juga pernah, tenang ladin.  Anya akan tetep ada sama ladin ko " ucapku menenangkan
" kalau aku yang ga bisa ada buatmu bagaimana?  " tanyanya
" maksudmu apa?  " tanyaku bingung
" tidak apa,  kadang waktu tidak bisa di ajak kerja sama " ucap ladin

Aku diam,  coba mencerna perkataanya.  Saat ini,  aku harus menenangkannya.

" Itu rencana Tuhan Ladin,  kita harus menerimanya " ucapku sambil tersenyum

******

Ladin,  laki laki ini.  Ternyata hidupnya kesepian... Boleh Anya minta?  Tolong dong  beritau ladin dimana mamanya.  Dia ingin bertemu.

"kita kayak pacaran yaa " ucap ladin sambil menatapku
" ahaha. Iya jugaa yaa " jawabku
" mau?  " tanyanya
" ladin nembak?  " tanyaku

Dia mengangguk

" hmmm,,Anyaa " ucapanku

Ucapanku terpotong karena...

" ladin" ucapku khawatir
" iya?  " tanyanya
" ada darah di hidungmu " ucapku

Dia nampak kaget

" tidak apa,  ini cuma kecapean.  Dulu juga pernah " ucapnya menenangkan

" Tidak apa bagaimana ini berdarah ladin " ucapku kesal

Aku mengeluarkan sapu tangan.  Ku usapkan pada hidungnya

" maaf membuatmu khawatir" ucapnya
" jangan buatku khawatir ladin " jawabku
" yasudah,  ayo pulang "

Wajah yang sering kulihat berseri itu,  kini terlihat sangat lelah.  Tolong dong,  jangan beri ruang untuk rasa lelah masuk di dirinya.  Aku tak suka itu!!





Wuhuu,  Anya udah mulai baper nih...  Satu fakta terkuak tentang ladin.  Dan ladin juga manusia kawan,  bisa kelelahan katanya. 
Eits tapii.  Anya belum jawab pertanyaan ladin anya mau apa nggak?

Harte FrauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang