Malam ini di rumah sepi, bunda tidak ada, sedang jenguk tetangga di RS. Kalian tau tidak? Anya suka buat puisi, walau masih amatiran sih. Entah kenapa lewat puisi anya bisa lega, menumpahkan rasa kecewa, anya isakan tangis, luapkan amarah dan anya katakan lelah....
*****
Aku keluar rumah, lapar kawan... Hehe. Mau beli pecel ayam di depan komplek
Anya jalan sambil bernyanyi..
Sambil menendang kerikil sembarangan.
" Balonku ada lima.. Rupa rupa warnanya, hijau kuning kelabu merah muda dan biru, meletus balon hijau d...."
"Awww," ucapnya sambil memegang jidat nya. Aku tersadar ya ampun! Dia sasaran kerikil yang ku tendang tadi. Lalu ku hampiri orangnya,
" maaf, tidak sengaja " kataku
Sambil berusaha melihat wajahnya dengan jelas dan,Dia lagi, kenapa harus dia? Iya, dia Ladin itu loo
" loh ladin? " ucapku
" eh anya, kamu yang nendang kerikil tadi? " tadanya dengan nada yang di buat buat.
" maaf ladin " ucapku
" enak saja, minta maaf " katanya. Dengan nada mengejek
" ya terus? " tanyaku.
" kamu harus makan denganku, sebagai permintaan maaf " katanya sambil menaikan satu alisnya.
" enak saja! Gak mau aku, kalau minta maaf ya minta maaf saja. Anya udah minta maaf kan tadi, terserah ladin mau maafin atau tidak. Kalau tidak di maafkan kan ladin yang dosa bukan? " tanyaku dengan ngegas kemudian berjalan pergi ke warung pecel ayam..Ladin POV
" aku ladin, sudah 4 kali bertemu anya, pertama di belakang sekolah. Kedua di lapangan ke tiga di perpustakaan dan keempat baru saja, di dekat warung pecel ayam. Suara tawanya indah sungguh! Mau dengar? Jangan nanti suka! Yakin mau bersaing denganku?. Dia keras kepala, dia juga berbeda. Perlu kalian tau. Dia wanita pertama yang membuatku merasakan hal yang berbeda " gumamnya dalam hati sambil tersenyum******
Akhirnyaaa,,, sampai juga. Aku menoleh ke belakang memastiakan, dan
" aman, dia tidak mengikutiku " ucapku lega
" mang pecel ayam nya 2 makan di sini aja " pintaku.Tidak ramai hanya ada 4 orang 2 wanita 2 laki laki.
Oke, anya duduk di pojok dekat laki laki itu..
Lalu aku duduk disamping dia yang sedang makan.
" malam anya " sapanya
" eh, ladin? Ko bisa! Tadi kan disana " tanyaku gelagapan
" ladin kan naik karpet terbang anya " candanya sambil nyengir. Menurutku itu lucu, aku hanya tersenyum.
" aku lewat jalan pintas tadi. Lewat gang " jelasnya
" memang ada jalan pintas " tanyaku
" kamu tuh aneh, yang orang sini kan kamu bukan aku masa enggak tau " jawabnya
" anya tidak suka main ladin, jadi tidak tau " jawabku cengengesan
" sudah bisa di tebak " jawab ladin enteng.
" memang nya aku terlihat seperti apa? " tanyaku
" barang antik, kuno udah tua" jawabnya sambil tertawa.
"terserah " kataku sambil beranjak pergi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Harte Frau
Teen FictionIni cerita klasik, tentang cinta anak remaja. Yang seharusnya sederhana, malah berjalan rumit untuk mereka. Ini tentang pengorbanan, seseorang yang mengorbankan dirinya tersakiti. Karena terus terusan mencintai tapi tak dicintai Ini tentang ses...