14. I fear, it's so dreadful

4.5K 508 19
                                    

Happy Reading

*note: bisa kan, sebelum baca vote dlu? Hhe. Maaf ya typoo~

🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑


Pria itu menutup pintu gudang dengan perlahan, lalu berlari menuju wastafel dapur. "Aku harap dia mati. Berani sekali menggangguku. " ucapnya sembari terus membersihkan kedua tangannya yang di penuhi darah.

'Clek! '

Gawat! Ada yang datang, pikirnya. Dengan cepat, ia melepas kaos putih yang bernodakan darah di bagian depan itu, lalu membuangnya ke tempat sampah yang berada di sudut dapur.

"Oh! Minhyuk? " kaget Hana. Memang sebelumnya ia telah memberikan password rumahnya pada adiknya itu. Tapi ia tidak menyangka Minhyuk akan datang lebih cepat.

Minhyuk tersenyum, "H-hai noona. "

Pelukan rindu Hana terima dari adiknya. Hana melepaskan pelukan itu sejenak, "Kenapa kau bertelanjang dada seperti ini?"

"Hehe... Tadi bajuku kotor, aku berniat menggantinya. Tapi aku baru ingat, aku belum memiliki baju ganti. " Hana tertawa. Adiknya memang sudah kembali seperti dulu. Menggemaskan.

Mungkin,

"Yasudah, di dalam kamar atas ada beberapa baju lamamu di lemari. Pakailah itu." jelas Hana. Minhyuk mengangguk, Hana membuka tasnya dan mengambil beberapa lembar uang dan memberikannya pada adiknya itu, "Ambil ini! Beli lah beberapa kebutuhanmu. " tentu saja Minhyuk menerimanya dengan senang hati.

"Terimakasih,noona." Dengan segera Minhyuk berlari menaiki tangga sembari bersenandung gembira.

Hana menatap ke sekeliling, mencari Jungkook. Kemana anak itu? Apa ia belum pulang dari agensi? Tapi tidak mungkin. Hari sudah malam.

Memang tadi pagi Jungkook meminta izin padanya kembali mengunjungi agensi. Dan ia akhirnya berangkat bersama suaminya, sebelum pria berumur itu pergi ke bandara untuk terbang ke LA selama beberapa hari.

Hana akhirnya mengecek kamar Jungkook yang berada di lantai pertama. Saat membuka kamar bernuansa biru langit itu terbuka, pertama kali yang ia rasakan hanya kehampaan tak berpenghuni. Kemana sebenarnya Jungkook pergi?

"Ah, Minhyuk. " Hana berlari kembali ke ruang depan dan mendapati adiknya sedang memakai sepatu. "Minhyuk-ah? "

Minhyuk mendongak, "Iya noon? "

Hana menyelipkan rambut sebahunya ke belakang telinga, "Apa kau melihat Jungkook? Ahㅡmaksudku, remaja yang tinggal disiniㅡ ia anaknya sahabat suamiku ngomong-ngomong. " Minhyuk beranjak berdiri, lalu menggeleng. "Tidak. Aku tidak melihat siapa-siapa. Saat aku datang, rumah begitu sepi dan kosong. " jelasnya yakin. Hana hanya mengangguk percaya.

"Yasudah, aku pergi dulu ya noona. Bye! " Hana hanya mengangguk, seraya menatap kepergian adiknya linglung.

"Apa semua yang di ucapkan Minghyuk benar? " tanya Hana pada dirinya sendiri. Lalu secepat kilat, ia menggeleng menjauhkan hal-hal negatif yang ia pikirkan.

.

.

Lalu,

Dimana Jungkook berada?


Di sebuah ruangan yang persis seperti gudang, begitu gelap dan pengap. Terlihat tidak ada seorang pun di sana. Kesunyian itu tergantikan dengan suara rintihan dan rontaan sosok manusia yang entah berada dimana. Tidak begitu lama, box besar berbahan kardus dengan sebuah kayu sebagai penutup bergoyang pelan. Menandakan terdapat seseorang di dalamnya.

심해 (Sailing)ㅡ VKOOK 🔹BTS〰Brothership🔹[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang