Happy Reading
*note: typo berserakan! Sebelum baca chap ini, vote chap sebelumnya!
Jungkook menatap kosong layar di depannya. Apa-apaan ini? Jelas sekali bahwa seharian ini ia pergi kerja. "Jungkook? Kauㅡ" Jungkook menggeleng lirih.
"Tidak. B-bukan aku. Aku memang satu-satunya orang yang berada di apartemen ini saat itu. Tapi bukan aku yang membunuhnya! Bahkan di rekaman itu, tidak membuktikan bahwa aku membunuh. Kalian hanya melihat aku berada disana, bukan berarti aku pembunuhnya! " jelas Jungkook. Sebenarnya hatinya sudah berdetak cepat, sungguh ia sangat ketakutan. Dia tidak memiliki siapa-siapa sekarang. Bagaimana ia bisa menyelesaikan semua ini?
"Tetap saja! Kau berada di sana, pembunuh! Kau yang telah membunuh anakku!! Hiks! " teriak bibi Cho histeris. Wanita paruh baya itu menampar pipi Jungkook telak. Jungkook tentu saja terkejut. Dia tidak bersalah! Sungguh.
"Tunggu, kita tidak punya bukti yang kuat. Tapi mungkin, nak Jungkook akan kami jadikan tersangka sementara. " ujar sang polisi. Hana sedikit terkejut mendengarnya. Dalam lubuk hatinya, ia sangat tau bahwa anak seperti Jungkook tidak mungkin melakukan perbuatan seperti itu. Tapi, ada hal yang tidak ingin ia bayangkan sekarang. Ia berharap kejadian ini tidak sama seperti dulu. Kejadian yang membuat keluarganya hancur berantakan.
"Eomma.. Bukan aku pelakunya. " ucap Jungkook menatap Hana, berharap wanita itu membelanya. Hana hanya bisa mengepalkan tangannya kuat. Ia bimbang. "Kita tak bisa apa-apa Jungkook. " ucap tuan Bang menanggapi. Jungkook menatap sepasang suami istri itu kecewa. Lagi-lagi ia di tinggalkan.
Jungkook berlari keluar dengan menahan tangis, menghiraukan teriakkan beberapa orang di belakangnya. "Aku benci sendiri! Hiks!! Aku tidak suka sendiri! Kookie tidak suka sendiri! " racaunya.
Jungkook terus melangkah cepat, tanpa melihat kedepan dengan jelas. Sampaiㅡ
'Bruk! '
"Kau?! "
.
.
Seorang pria berpakaian formal membungkuk patuh terhadap tuan Jeon. "Maaf tuan, ada kabar buruk yang menimpa tuan muda. " dengan cepat pria bermarga Jeon itu menatap asistennya penuh selidik.
"Ada apa dengan anakku?! " dengan cepat, asistennya itu menyerahkan sebuah tablet yang menampilkan berita terkini Korea Selatan. Termasuk 'Ditemukannya mayat anak laki-laki di apartemen CEO Bighit Entertaiment. Dengan pelaku pembunuhan remaja berusia 17 tahun, bermarga Jeon. '
"Kurang ajar! Siapa yang berani-berani menuduh Kookie-ku?!!! " teriak tuan Jeon. Ia tidak terima anaknya yang ia titipkan pada sahabatnnya itu, bukannya aman malah penuh dengan masalah.
"Cepat cari tau siapa pelakunya! Lacak semua kamera CCTV setiap sudut gedung apartemen. Dan lindungi Kookie-ku agar tidak dibawa polisi-polisi bodoh itu! " jelas tuan Jeon mutlak.
.
.
"Kau?! "
Jungkook mencoba mengangkat kepalanya saat seseorang yang di tabraknya sedikit meneriakkinya. Ia begitu kaget saat melihat Taehyung berada di depannya. Bagaimana bisa?
Taehyung dengan pakaian serba hitamnya dengan masker yang menutupi sebagian wajah bawahnya."Kenapa kau? Dasar cengeng! Menangis di jalan sepi seperti ini. Bocah! " ucap Taehyung tajam. Jungkook hanya terus sesegukkan. Bahkan tangisannya tambah mengeras. Taehyung sedikit panik. Ada apa dengan bocah itu?
"Kau berkelahi dengan pacarmu? Ah! Kau putus dengannya? " tanya Taehyung asal. Wajahnya begitu tenang. Bukannya membujuk Jungkook, ini malah membuatnya terus menangis keras.
Bukannya Jungkook tidak merasa senang Taehyung berada disana. Bahkan pria itu berbicara padanya. Hanya saja Jungkook tidak bisa berkata apa-apa. Ini semua begitu mendadak. Tatapannya kosong.
Taehyung menatap Jungkook menyelidik. Ada apa dengan anak ini? Hati Taehyung terenyuh saat melihat setetes air mata tiba-tiba turun dari mata bulat Jungkook, Kookie-nya.
"Hiks! " isakan terdengar lirih. Begitu menyayat hati Taehyung. Jungkook menatap tepat ke mata Taehyung dengan mata bulat berlinangnya. Lalu, Jungkook berjalan pergi menghiraukan Taehyung. Sekarang ia sedang tidak ingin mendengar ucapan tajam Taehyung yang nanti akan lebih menambah rasa sakitnya.
'Grep'
Tarikan pada tangannya ia rasakan saat ia baru saja akan menyebrang jalan. Dan disusul dengan dekapan yang begitu hangat dan sangat ia rindukan. Wangi tubuh Taehyung menyeruak masuk ke penciuman. Jungkook suka ini.
"Kookie-ya, " tangisan Jungkook kembali terdengar begitu keras. Apa ia tidak salah dengar? Panggilan itu, keluar dari mulut Taehyung yang selama ini hanya mengeluarkan kata-kata pedas padanya. Jungkook rindu ini.
"Taetae-hyung?" usapan Jungkook rasakan di kepalanya. Posisi ini begitu nyaman sekali. Biarkan waktu berhenti saat ini juga. Biarkan mereka melepas semua beban mereka satu sama lain. Dan biarkan mereka membangun kembali hubungan persaudaraan yang begitu erat seperti dulu.
.
.
Entah apa yang sebenarnya Taehyung lakukan. Ia kembali merutuki dirinya sendiri. Taehyung tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk remaja kelinci ini. Ia tidak suka saat Kookie kecilnya menangis pedih seperti itu.
Taehyung menatap dalam bocah yang cegukan sembari makan ice cream di sampingnya. Sesekali ia tersenyum tipis saat Jungkook mengerutkan hidungnya lucu. SamaㅡPersis sama seperti Kookie kecilnya dulu. Selalu membuat dirinya gemas.
"Taetae hyung tidak makan ice creamnya? " tanya Jungkook lucu. Entah apa yang terjadi, tapi sejak remaja itu berhenti menangis. Dirinya berubah menjadi manja seperti itu.
"Tidak. Ini untukmu saja. " ucap Taehyung cepat sembari memberikan ice cream itu pada Jungkook. Mata Jungkook melebar bagai kelinci mendapatkan wortel. "Terimakasih, Taetae hyung." ucap Jungkook sembari melahap ice creamnga.
"J-jadi ada apa?" Taehyung mencoba memberanikan diri untuk bertanya. Sungguh ia begitu penasaran, apa yang sebenarnya terjadi pada remaja di sampingnya ini.
Tangan Jungkook meremas saku mantelnya, "K-kookie tidak ingin di penjara. K-kookie bukan pembunuh! " racau Jungkook. Dahi Taehyung mengernyit bingung.
"Apa maksudmu?" tanya Taehyung memastikan. "K-kookieㅡ" tiba-tiba ponsel Taehyung berbunyi. Jimin meneleponnya.
"Ya, Jim? "
"Kookie dalam masalah. Aku-aku takut ia terlukaㅡKauㅡ" panik Jimin di seberang sana.
"Dia bersamaku. Kau tidak perlu khawatir. " ucap Taehyung sesekali melirik Jungkook yang kembali memakan ice creamnya.
"Syukurlah. Cepat bawa ia pergi! Sebelum polisi mencarinya. " titah Jimin. Taehyung bingung, apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa? Keㅡ"
"Nanti ku jelaskan. Cepat! "
'Piip! '
"Kookie-ah. Ayo kita harus pergi. Kau ikut bersamaku. " ucap Taehyung sembari menarik tangan Jungkook. Membawanya menuju mobil pribadinya.
"Kemana hyung? Apa kita akan menginap bersama di rumah hyung? " tanya Jungkook penasaran. Taehyung terdiam sejenak.
"Baiklah, ayo! "
ㅡTBC
Mampus!
Aku potong- ;)
Pdahal lgi manis-manisnya. :"Akan up saat dua chap kebelakang vote sudah 100 vote++
Kalau tidak mencapai target,Aku kembaliㅡ
Hilang! :"")
KAMU SEDANG MEMBACA
심해 (Sailing)ㅡ VKOOK 🔹BTS〰Brothership🔹[end]
Fanfiction🚧BROTHERSHIP🚧 Taehyung & Jungkook. Other Cast... Penggalan kisah kedua sahabat sedari kecil yang tidak bisa terpisahkan. Melengkapi kekurangan dan saling melindungi satu sama lain. Tapi siapa yang tau dengan apa yang akan terjadi nanti? Ak...