4. Shade

6.3K 689 33
                                    

Happy Reading,
◀Maaf typoo ya▶

*note: tulisan miring doang berarti flashback! Dan miring+tebal adalah ucapan dari televisi. Kkk

▥▥▥

Duabelas tahun berlalu, kehidupan memang berputar bagaikan roda. Dimana suatu saat kita akan di dalam kebahagiaan dan kembali keterpurukan. Begitu pula Jeon Jungkook, umurnya telah memasuki 17 tahun. Dan sudah sejak hari dimana sosok berharganya meninggalkannya, Jungkook bagaikan burung dalam sangkar.

Dikarenakan adanya perampokan di rumahnya yang di ketahui adalah musuh ayahnya, mengakibatkan dirinya harus mendekam di rumah sakit karena terluka. Akhirnya ia tinggal di mansion Jeon sampai sekarang. Dan ayahnya akan pulang sesekali untuk menjenguk. Dan jangan lupakan penjagaan ketat di rumah besar itu.

Jungkook memang senang, bagaimanapun kesibukan ayahnya, beliau akan tetap perduli padanya. Tapi, tuan Jeon begitu protektif pada anaknya, yang memang kesehatan Jungkook tambah memburuk hari demi hari. Remaja itu mudah sekali sesak napas. Bahkan dalam sehari ia harus menggunakan alat bantu pernapasan sekurangnya sekali.

Ketukan terdengar dari sebuah kamar sang tuan muda yang begitu sunyi. Asisten pribadi tuan muda Jeon yang telah menemaninya selama seumur hidupnya itu mengetuk beberapa kali pintu cokelat didepannya. Sudah beberapa menit, masih belum ada tanggapan. Wanita itu menghela napas maklumㅡ sudah merasa biasa dengan kebiasaan majikannya.

Jungkook akan makan malam setelah satu jam asisten pribadinya mengantarkan makanan dan meletakannya di depan meja samping pintu kamarnya. Tidak perduli makanan itu akan berubah menjadi dingin.

Sedangkan di dalam kamar itu, Jungkook memang sedang tidak tertidur sejak tadi. Dan jelas ia mendengar ketukan asistennya yang bermarga 'Cha' itu. Ia hanya berbaring dengan pandangan yang sulit diartikan. Remaja itu bangkit perlahan menuju balkon kamarnya. Menatap rembulan yang begitu Indahㅡ merupakan kebiasaannya yang lain. Seketika hatinya merasa sedikit lapang.

"Aku merindukanmu, "

.

.

.

Jungkook meletakan peralatan makannya setelah menu makan malamnya habis hanya separuh. Jungkook bukanlah lagi bocah gembul yang rakus makan.

Sesaat ia mendengar suara mobil memasuki mansion. Ya, memang mansion itu besar dan tidak semua kendaraan yang masuk ke sana akan terdengar atau diketahui. Tapi Jungkook selalu tau, suara mobil ayahnya jika baru sampai. Lagi-lagi sudah terbiasa.

Dengan cepat ia membereskan segalanya, dan menidurkan tubuhnya. Tidak lupa menarik selimutㅡ aksinya sejenak terhenti saat suara ayahnya yang menanyai keadaannya terdengar dari luar. Percakapan antara tuan Jeon dengan bibi Cha.  Jungkook memutuskan menutup matanyaㅡ berpura-pura terlelap.

Pintu kamarnya terbuka,
Sosok tuan Jeon yang masih berbalut kemeja biru dongker-nya menatap anak semata wayangnya penuh kasih sayang. Ia mengusap kepala Jungkook lembut.

"Appa menyayangimu, nak. Semoga mimpi Indah. " ucapnya sembari mengecup dahi Jungkook pelan.

Jungkook membuka matanya perlahan setelah yakin ayahnya telah keluar dari kamarnya. "Aku juga menyayangimu, appa. "



'Tolong jangan tinggalkan aku, '

.

.

.

Bibi Cha sedang fokus membersihkan ruang keluarga rumah majikannya. Ditemani dengan keponakannya yang tiga tahun lebih tua dari Jungkookㅡ seorang gadis bernama Sana.

심해 (Sailing)ㅡ VKOOK 🔹BTS〰Brothership🔹[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang