17. May i selfish?

3.8K 395 35
                                    

Happy Reading

*note: typo berserakan!

🐾
  🐾         🐾
     🐾


Jungkook berjalan lesu menyusuri trotoar kota Seoul. Entah kemana ia melangkah pergi. Hari sudah sore, tapi ia enggan untuk pulang. Bibirnya mengerucut, tangannya sesekali meremas perut keroncongannya.

"Kau di pecat! Sudah berapa kali aku bilang, kau tidak boleh menumpahkan kopi pelanggan!! Tidak becus sekali! " langkah Jungkook terhenti saat mendengar teriak seorang pria tua yang baru saja keluar dari sebuah cafe bersama pria lain dengan seragam karyawan. Pria tua itu terlihat begitu marah terhadap pria yang lebih muda itu. Mungkin seumuran dengan Taehyung. Ngomong-ngomong soal Taehyung, pria itu masih bersikap dingin pada Jungkook. Lebih tepatnya gengsi.

"Maafkan saya, bos. Saya tidak sengaja. " ucap pria yang lebih muda sembari menunduk takut. "Sudah berapa kali kau berbicara seperti itu?! Kau selalu beralasan, bocah! " teriak pria tua itu. Pria tua itu mendorong yang diketahui mantan karyawannya itu.

Pria yang lebih muda terlihat mengepalkan tangannya dan menatap benci mantan bos nya itu. "Dasar pria tua brengsek! Aku harap usahamu bangkrut! " pemuda itu meninggalakan pria tua itu dnegan umpatan.

Jungkook menatap pemuda itu iba. Kasihan sekali dia. Eh, tapi. Bukankah pekerja cafe itu jadi berkurang? Kalian tau apa yang di pikirkan Jungkook. Anggap saja Jungkook memanfaatkan penderitaan orang lain. Sekali-kali menjadi orang yang egois, tak apa 'kan?

"Permisi ahjussii, " panggilnya menghampiri pemilik cafe itu. Bos cafe itu menatap tajam Jungkook. Tubuh Jungkook sedikit berjengkit takut.

"Ada apa?! " tanya pria tua itu ketus. "Eumㅡ B-bolehkah sa-ya bekerja di cafe anda, ahjussi? " pria tua itu menatap Jungkook dari bawah ke atas. Melihat penampilan Jungkook yang seperti orang biasa. Begitu sederhana.

"Apa kau yakin? Aku sangat tidak suka karyawanku melakukan kesalahan. Jadi jika kau ingin bekerja disini. Kau harus selalu mematuhi apa yang aku katakan tanpa kesalahan!! " jelas bos cafe itu tegas. Jungkook mengangguk ragu. Bisakah ia menghilangkan sikap cerobohnya?

"Bagus! Kau bisa mulai bekerja besok. " Senyuman terbit di wajah Jungkook, ia membungkuk patuh seraya berkata terimakasih sebanyak-banyaknya. Begitu bahagia. Setidaknya dengan ini, ia tidak perlu tergantung oleh mommy Hana lagi untuk mendapat uang makan atau untuk keperluan lainnya.

.

.

Jungkook menaiki lift apartemen tuan Bang dengan senyuman bahagia. Ia pulang dengan keadaan perut kenyang dan memiliki pekerjaan. Jungkook membuka pintu perlahan, takut-takut Minhyuk berada di rumah. Dan merasa terganggu. Bisa gawat!

Jungkook menahan nafas saat melihat Minhyuk keluar dari kamarnya dengan kantong besar hitam miliknya. Pria itu menggunakan jaket hitam dan cap. Terlihat terburu-buru.

Tubuh Jungkook menegang saat Minhyuk menyadari kehadirannyaㅡmenatapnya tajam. "Aku akan menginap di rumah temanku. Dan katakan hal ini pada noona nanti. " ujarnya datar. Setelah itu Minhyuk pergi begitu saja. Jungkook mengangguk patuh.

Apa dengan begitu, Jungkook bebas melakukan apapun di rumah ini? ㅡMaksudnya ia akan aman selama tinggal di rumah ini? Tidak akan ada yang menyakitinya lagi? Bolehkah Jungkook senang? Lagi-lagi ia memanfaatkan ketidakhadiran orang lain. Dan lagi-lagi ia bersikap egois.

Jungkook melangkah gembira memasuki area dapur. Ia membuka kulkas dan menemukan sekotak susu yang masih utuh. Ia mengambilnya dan meminumnya tanpa ragu. Toh tidak ada yang akan marah. Lalu ia berjalan ke sisi kanan dan menemukan sebungkus ramen instan di kotak kayu. Sayang sekali, ia sudah kenyang sekarang. Ah! Mungkin ia akan memasaknya untuk besok sarapan.

심해 (Sailing)ㅡ VKOOK 🔹BTS〰Brothership🔹[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang