16. I always behind you

4.4K 472 39
                                    

Happy Reading

*note: bisa kan, sebelum baca vote dlu? Hhe. Maaf ya typoo

🍡🍡🍡

Taehyung dan Jimin menunggu dengan cemas. Dokter yang menangani Jungkook belum juga keluar dari ruangan.

"Tae-ah? " panggil Jimin lirih. Taehyung menatap Jimin penuh tanya. "Apa yang sebenarnya kau lakukan pada Kookie? " sebenarnya Jimin tau pasti, Taehyung tidak sepenuhnya benci pada Kookie dan tidak mungkin sahabatnya itu mencelakai Jungkook. Hanya saja melihat Jungkook sebelumnya baik-baik saja, tiba-tiba di gendong Taehyung dalam keadaan tak sadarkan diri, membuat pikiran negatif tumbuh di kepalanya.

"Jim, aku tidak melakukan apa-apa padanya! Aku pun tadi terkejut, tiba-tiba ia jatuh pingsan. " jelas Taehyung, tak percaya akan sahabatnya yang terlihat mengfitnah dirinya. "Jangan bilang kauㅡ" ucapan Taehyung terhenti saat menyadari pintu ruangan di depannga terbuka. Sosok dokter yang sedari mereka tunggu keluar seraya tersenyum ramah.

"Bagaimana keadaannya dok? " dokter itu kembali tersenyum. "Dia baik-baik saja. Lambungnya memang sedikit lemah, di sarankan untuk lebih mengatur pola makannya. " Jimin menghela napas lega. Begitupun Taehyungㅡwalaupun ia masih enggan membuka hatinya.

"Terimakasih, dok. " ucap Jimin. Dokter itu hanya mengangguk ramah seraya berjalan pergi. Tanpa basa-basi Jimin memasuki ruangan dimana Jungkook berada tanpa menghiraukan sosok Taehyung yang masih berdiam di luar.

"Kookie? " Jimin menatap berbinar Jungkook yang sudah bersandar di tempat tidurnya. Menatap dirinya dengan senyuman gigi kelinci bocah itu. "Kau baik-baik saja kan? " Jungkook mengangguk mantap. Jimin mengusap puncak kepala Jungkook gemas.

"Syukurlah, " pandangan Jungkook teralihkan saat pintu ruangannya kembali terbuka dan menampilkan Taehyung yang masuk dengan wajah datar. Senyuman Jungkook seketika hilang, saat tatapan tajam lagi-lagi Taehyung berikan padanya. Jimin yang menyadari itu mencoba mengalihkan pandangan Jungkook kembali padanya.

"Kookie? Kenapa lambungmu bisa bermasalah seperti ini? Apa kau makan dengan baik disana? " Jungkook menelan ludahnya susah payah. Tiga hari kebelakang, semenjak Hana pergi, memang Jungkook sudah tidak pernah menelan nasi. Bahkan pernah sehari ia hanya meminum air atau susu yang tersisa di lemari es dengan diam-diam.

"Kau ini bicara apa? Dia pasti makan dengan baik. Tuan Bang kan orang kaya, bahkan ia selalu mengambil uang hasil kerja keras kita. " celetuk Taehyung. Jimin hanya memutar bola matanya lelah. Jimin tau sekali, sejak dulu sahabatnya itu tidak pernah menyukai yang namanya artis ataupun penyanyi. Berbeda dengan dirinya yang sejak kecil bercita-cita ingin menjadi seorang penyanyi.

"Sudahlah, Kookie-ya. Ada yang kau inginkan sekarang? " tanya Jimin lembut. Jungkook memilin baju rumah sakitnya gugup, lalu menggeleng pelan. Ia tidak enak hati sebenarnya, sedari tadi ia sangat ingin memakan lamb skewer. Taehyung menatap dingin Jungkook yang masih menunduk.

Jimin tersenyum, lalu mengusak kepala Jungkook. "Baiklah, jika kau ingin sesuatu, hubungi kita. Ok? " Jungkook lagi-lagi mengangguk sembari tersenyum kaku. Jimin begitu baik memperlakukannya, andai saja Taeㅡ " Apa maksudmu?! Aku begitu sibuk. Aku tidak sudi membuang waktuku hanya untuk memenuhi keinginan orang asing ini. " timpal Taehyung tajam. Seketika hati Jungkook merasa sakit. Hatinya begitu perih.

"Tae, " Jimin mencoba memperingati sahabatnya itu. Sungguh, ucapannya itu begitu keterlaluan. Jimin mengangkat kepala Jungkook yang sedari tadi menunduk. "Jangan dengarkan dia ya.. " Jungkook hanya tersenyum kecut.

"Kita ada jadwal hari ini, jadi kita tidak bisa menemanimu, Kookie. Tidak apa kan? " ucap Jimin lembut. Jungkook berusaha tersenyum sambil mengangguk. Dia sadar, dirinya bukan siapa-siapa yang bisa merengek minta di temani.

심해 (Sailing)ㅡ VKOOK 🔹BTS〰Brothership🔹[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang