Tak akan menyusahkan

1.2K 41 2
                                    

"Pulang lebih awal. Ada hal penting yang mesti Oma sampaikan."

Sekali lagi, pria yang masih di dalam mobil itu memeriksa pesan yang dikirim sang nenek. Dia sudah sampai di halaman rumahnya sore ini. Bukannya segera turun, pria berhidung mancung itu malah memandang keluar dengan perasaan was-was. Ada apa Rosita memintanya pulang lebih awal? Hal penting apa? jangan-jangan, wanita yang akrab disapa Ros itu tengah merencanakan perjodohannya?

Lagi ....

Rafaan mengedar pandangan sekali lagi ke sekitar, memastikan tidak ada kendaraan asing di halamannya. Tidak ada lagi kendaraan lain selain dua mobil yang sering dipakai Ros. Itu artinya tidak ada tamu di dalam. Rasa khawatirnya sedikit menguap, Rafaan bisa menghela napas lega setelah ini.

Pria dengan postur tubuh proporsional itu keluar dari SUV hitam yang dia kendarai. Namanya Rafaan Digha Regantara, usianya 29 tahun. Di usianya saat ini dia sudah menjabat sebagai General Manager di perusahaan milik sang nenek yang bergerak di bidang media komersial. Sang kakek yang berdarah Turki mewariskan ketampanan yang tak terelakkan, gestur tubuhnya yang tegap terlihat begitu memesona di balik setelan jas rapih yang selalu dikenakannya saat ngantor.

Ketika menapakkan kaki di dalam rumah mewah perpaduan klasik modern itu, ia mendengar riuh percakapan di ruangan yang berjarak kurang lebih tujuh meter dari tempatnya berdiri sekarang, tepatnya di ruang tamu. Ternyata dia salah perkiraan, di rumahnya saat ini, sang nenek tengah menjamu tamu.

Sial!

"Rafaan! Kemari, Nak," panggil Ros saat melihat cucunya datang.

Rafaan pasrah, sudah tak punya kesempatan melarikan diri sekarang. Akhirnya pria itu menyambangi ruang tamu. Dia melihat seorang wanita seusia Rosita bersama seorang gadis muda yang duduk di sebelahnya. Tidak salah lagi, itu pasti teman neneknya yang membawa cucu untuk dikenalkan.

Rafaan mengerutkan kening, merasa tak asing dengan gadis di hadapannya. Saat ini mereka duduk bersebrangan.

"Rafaan, perkenalkan, ini Oma Aisyah dan cucunya, Vina."

Rafaan masih ingat wajah gadis itu, gadis yang beberapa waktu lalu ikut seleksi aspri di kantornya. Gadis yang bersedia memamerkan lekuk tubuh saat interview. Ide gila itu dicetuskan oleh rekan kerja sekaligus sahabat Rafaan, Miko. Awalnya Rafaan keberatan dengan ide gila itu, tapi berkat ide Miko pula akhirnya dia bisa menemukan orang yang tepat. Satu-satunya kandidat dari lima orang wanita yang lolos tahap seleksi akhir, satu-satunya yang menolak syarat yang Miko ajukan.

"Maaf, Pak. saya bersedia mundur di tahap ini. Saya tidak bersedia melaksanakan syarat yang bapak ajukan untuk interview ini."

Tanpa memikirkan lama, Rafaan memilih dia. Dia menilai siapa yang benar-benar ingin bekerja, dan siapa yang hanya ingin menjadikan pekerjaan itu sebagai batu loncatan untuk mendekatinya. Ya, Rafaan berpikir realistis, karier dan jabatan yang bagus, juga wajah rupawan, membuatnya mesti berhati-hati. Jangan sampai ada seorang wanita yang menjebaknya dalam skandal. Gadis itu satu-satunya kandidat terpilih, Shagia.

Sedangkan Vina?

Bagaimana mungkin Rafaan memilihnya sebagai calon istri?Seleksi aspri saja dia gugur.
Ah, sudahlah ...

"Eum, Oma!"

Rafaan membuka percakapan setelah berkenalan. "Sebenarnya, aku pulang sekalian mau ambil berkas yang tertinggal. Rafaan harus pergi lagi. Oma, dan semuanya, saya pamit dulu."

"Ra-Rafaan ..."

Rosita tak kuasa mencegah cucunya yang sudah pamit dan berlalu pergi. Dia merasa tidak enak pada Aisyah dan Vina saat itu. Wanita tua itu akhirnya pamit untuk menyusul.

Hei ShagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang