Asmara menyilangkan tangan di depan dada, seraya menatap Rafaan dan Shagia dengan tatapan intimidasi.
"Bu Asmara bukan orang bodoh, saya tau itu. Tapi ini bukan lelucon, karena saya juga tidak suka lelucon. Sama hal-nya seperti saya tidak suka cara Langit memandang pacar saya. Saya juga tidak suka, dia mengantar jemput Shagia. Satu lagi!!" Suara Rafaan agak meninggi. "Saya tidak terima dengan perlakuan tak senonoh Langit, semalam!!"
Asmara perlahan melepas silangan tangannya seraya melirik ke arah Langit di sebelahnya. Putranya itu malah melihat ke segala arah, wajah Asmara memerah karena malu.
"Saya juga sudah minta maaf pada Shagia, atas kelakuan Langit semalam, jujur saya juga malu. Saya harap kalian bisa memaklumi kondisinya, dia hanya pengidap Syndrome yang membuat prilakunya seperti anak kecil, tapi dia tetaplah punya jiwa seorang lelaki di usianya sekarang. Jiwa lelakinya mungkin terpancing jika dekat dengan lawan jenis, itulah kenapa saya berniat ingin segera menikahkannya."
"Saya rasa itu sudah keputusan yang tepat. Tapi, harus dengan orang yang tepat!""Ya, saya faham. Awalnya saya kira Shagia tidak sedang berada dalam satu hubungan. Jadi, saya pikir apa salahnya jika Langit melakukan pendekatan? Lagipula kalian tidak terlihat sedekat itu, jangan salahkan saya dan Langit," kata Asmara tak mau kalah.
"Kami memang belum mempublikasikan hubungan kami, itu karena ..." Rafaan beralih melirik gadis yang ada disebelahnya.
"Itu karena permintaan saya!" sahut Shagi, "Saya tidak mau ada kesenjangan nantinya saat karyawan lain mengetahui hubungan kami, itulah sebabnya hanya kami berdua yang tau. Jika di kantor, kami bersikap layaknya atasan dan bawahan, tapi kita selalu punya quality time berdua tanpa orang lain tau."
Kali ini mereka saling pandang, Rafaan tersenyum mendengar jawaban Shagia, dia tak menyangka asistennya itu seketika menjadi pandai.
"Jika sejak awal kalian mengatakan ini, saya tentu tidak akan mendekatkan Shagia pada Langit," sesal Asmara, "Tapi Rafaan, sekalipun saya sangat mengenal dekat Oma kamu, saya paling tidak suka dibohongi, apalagi jika kamu melakukan ini hanya untuk melindungi dia!" Ditatapnya tajam gadis itu.
"Terserah jika Bu Asmara tidak percaya dengan kata-kata saya. Atau, jika Bu Asmara merasa kecewa dengan saya dan ingin memutus kerja sama kita, saya akan terima. Sejak awal ini memang salah saya, yang sudah menyembunyikan semuanya."
Asmara tertawa renyah mencairkan suasana. "Saya tidak pernah mengkaitkan urusan pribadi dengan bisnis, sampai saat ini ND media tetap menjadi media pilihan terbaik untuk mempromosikan produk kecantikan saya. Kenapa saya harus mengorbankan bisnis hanya karena kesalahfahaman ini?"
***
"Terimakasih, Pak! sekarang saya bisa bernafas lega, terbebas dari Bu Asmara," ujar Shagia sesampainya mereka di kantor.
"Jangan senang dulu, semua ini belum berakhir. Kamu pikir Bu Asmara akan percaya begitu saja? Jika sandiwara kita terbongkar, kamu akan mendapat masalah lebih rumit."
Raut wajah ceria Shagia seketika berubah cemas, dia mengigit bibir membayangkan hal terburuk.
"Seperti yang saya katakan, kamu harus ikuti setiap arahan saya dan kamu akan selamat!"
"Ya, Pak! Saya akan lakukan sesuai arahan Bapak!"
"Bagus, kembali bekerja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei Shagia
RomanceTerjebak perasaan pada dua orang pria dalam waktu bersamaan, Shagia terjebak dalam cinta dua bersaudara. Devan, karena perasaan yang muncul sejak pandangan pertama. Sementara Rafaan, karena suatu malam yang membuatnya terikat bersama pria itu.