Shagia menengok, pria yang duduk melantai di sebelahnya itu ternyata adalah atasannya sendiri, Rafaan."Bapak juga belum tidur?" Shagia balik bertanya.
"Saya paling tidak bisa tidur di tempat asing, kalau tidak ada temannya."
"Kok sama, sih?"
"Masa?" Rafaan menatap gadis di sebelahnya. "Kamu kali yang nyama-nyamain kayak saya," tuduhnya.
"Seriusan." Shagia tak mau kalah.
"Terus maksud kamu cerita ini, pengen saya temenin tidur?" skak Rafaan, membuat gadis di sebelahnya menelan saliva.
"Ya kali, Pak. Saya kan cuma cerita." Wajah Shagia memerah membuat Rafaan seketika terkekeh renyah.
"Lucu saya liat ekspresi wajah kamu," ujar Rafaan, "laper nggak?" tanyanya.
"Kalau malem-malem masih melek begini, jatohnya jadi laper sih."
"Ayo cari makan!"
"Di depan?"
"Bosan ah, kita cari jajanan kaki lima yuk," usul Rafaan.
"Ayo aja sih, saya siap-siap dulu." Shagia pamit.
Sekian menit kemudian dia kembali dengan tetap memakai piyama, hanya membalutnya saja dengam cardigan. Rafaan pun sama, pria itu membalut kaos polosnya dengan hodie dan masih mengenakan celana pendek.
"Yuk!" ajak Rafaan.
Mereka berjalan beriringan melewati jajaran-jajaran penginapan.
"Kalau tidak salah dengar, bapak tadi bilang nggak ada temennya, Pak Miko memang kemana?"
"Belum pulang, tau deh kemana." jawab Rafaan.
***
Mereka sudah berada di dalam mobil sewaan selama di Jogja, sang supir juga siap sedia mengantar walau sesekali dia menguap karena kantuk.
"Kita mau kemana, Tuan?" tanya supir.
"Sebentar, saya cari dulu." Rafaan berselancar di smarphone-nya, "Tau sate ini nggak, Pak?" Rafaan menunjukan layar ponselnya pada pak supir.
"Oh itu, deket dari sini, Tuan."
"Masih ada nggak ya, jam segini?"
"Ada, memang khusus jualan malam hari."
"Ya udah kesitu saja," ucapnya mantap.
"Siap!"
"Kemana?" tanya Shagia
"Sate klathak."
"Katak?"
"Bukan kok Non, sate kambing muda. Cuma namanya Klathak," sahut sang supir menanggapi keterkejutan Shagia, gadis itu mangut-mangut.
"Bagus buat stamina," ujar pak sopir seraya melajukan mobilnya. "Apalagi stamina pengantin baru."
Rafaan dan Shagia saling melihat, lalu saling membelakangi setelahnya. Dua kali, mereka dikira suami istri. Satu kali lagi ada yang bilang seperti itu. Fix! Harus terwujud.
***
Keesokan harinya ....
Mereka sudah sampai di Jakarta dan pulang ke rumah masing-masing. Siang itu Ros mendatangi kamar Rafaan, sejak pulang tadi siang, dia belum bertemu dengan cucunya itu.
"Rafaan," serunya seraya memasuki kamar.
Rafaan tak kunjung menjawab, dia sedang berada di kamar mandi saat ini. Ros berjalan menuju nakas tempat Rafaan mengisi daya ponselnya, entah kenapa wanita itu penasaran ingin memeriksa ponsel cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei Shagia
RomanceTerjebak perasaan pada dua orang pria dalam waktu bersamaan, Shagia terjebak dalam cinta dua bersaudara. Devan, karena perasaan yang muncul sejak pandangan pertama. Sementara Rafaan, karena suatu malam yang membuatnya terikat bersama pria itu.