Devan berada di basement saat baru saja mobil Rafaan berlalu meninggalkan area parkir itu. Dengan melipat kedua tangan di depan dada, senyum terkembang di wajah tampannya.
Inilah akhirnya, akhirnya gadis itu benar-benar bersama sepupunya. Gadis yang beberapa waktu ke belakang mengisi hari-harinya. Dari kejauhan Devan mengamati saat Rafaan mengapit lengan Shagia dan membawa masuk gadis itu ke mobil.
"Mas ..."
Devan bergeming dengan berbagai pikiran berkecamuk. Apakah saat sepi dan sendiri seperti ini, suara panggilan itu yang dia harapkan hingga membuatnya terngiang-ngiang dan berhalusinasi?
"Mas Dev!" suara itu kian jelas disertai hentakan hill yang mendekat.
Devan membalik separuh badan, sosok itu kini ada di hadapannya. Kareen, wanita itu ada disini, seperti mimpi.
"Kareen?"
"Mau antar aku pulang?"
Devan masih tertegun mengamati si cantik yang berdiri di hadapannya, gadis itu selalu sempurna dalam penglihatannya.
Kareen menangkupkan kedua tangan memeluk tubuhnya sendiri, ketika semilir angin malam tak sengaja membelai. Jelas sekali gaun dengan bagian atas terbuka itu membuatnya kedinginan. Melihat itu refleks Devan melepas jas yang dia kenakan, tanpa menunggu lama langsung dia balutkan jas itu ke tubuh Kareen.
"Ayo, pulang!" ajaknya.
Tak perlu waktu lama mereka berdua kini sudah berada di dalam mobil.
"Kamu datang ke acara ini, kenapa mas nggak lihat kamu di dalam?"
"Aku ceritain di jalan, ya!"
Malam ini Management tempat Kareen Joan bernaung mendapat undangan. Sebagai bagian dari perusahaan Kareen tentu saja boleh hadir. Pada awalnya gadis itu begitu percaya diri bertemu lagi dengan keluarga Regantara, tapi nyatanya dia belum begitu siap berhadapan dengan Rosita seperti dia berhadapan dengan Rafaan waktu itu.
"Berapa lama kamu menunggu di basement?" tanya Devan di sela mengendalikan laju mobil dengan stabil.
"Cukup lama, aku lihat mas datang dengan seorang gadis, ternyata dia Shagia." Kareen mengulum senyum, "lalu, mas dan Shagia kembali ke mobil, tak lama Shagia keluar lagi dari mobil, dan selang beberapa menit Shagia kembali bersama Rafaan. Mereka terlihat sangat manis."
Devan mangut-mangut tanda setuju.
"Rafaan, sahabatku. Dia pria yang tidak mudah jatuh hati, jika Shagia bisa menaklukan pria aneh itu, dia pasti gadis yang menyenangkan dan spesial." angan Kareen menerawang menerka-nerka.
"Hm, dia gadis yang spesial,"
Ban mobil berdecit di halaman sebuah gedung.
"Tinggal di sini?"
"Properti kantor, Mas." ujar Kareen, "Mas mau mampir?"
"Jangan mancing-mancing."
"Merasa terpancing?" tantang Kareen.
"Serius ya! aku mampir!" Devan membuka seatbelt dan bersiap keluar dari kendaraan membuat Kareen terkekeh melihat tingkahnya.
Di lift ...
Berdua saja ...
"Mas ..."
"Hmm."
"Shagia," Kareen memberi jeda sampai Devan mengalihkan perhatian padanya, "Shagia, gadis yang menyenangkan dan spesial. Iya, kan?" Kareen memastikan, Devan menjawab dengan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei Shagia
RomansaTerjebak perasaan pada dua orang pria dalam waktu bersamaan, Shagia terjebak dalam cinta dua bersaudara. Devan, karena perasaan yang muncul sejak pandangan pertama. Sementara Rafaan, karena suatu malam yang membuatnya terikat bersama pria itu.