Lewat profesinya Maxwell mengetahui bahwa Mesir Kuno pernah memiliki penguasa revolusioner bernama Akhetanen. Tidak hanya memindahkan ibukota, firaun ini juga mengganti dewa-dewa Mesir Kuno dengan hanya satu dewa cakram matahari yang disebut Aten. Lancang? Tergantung cara pandang.
Dia juga pernah mengikuti berbagai simposium yang membahas tentang kehebatan sekaligus keunikan bangunan yang didirikan oleh bangsa Romawi. Mereka menemukan tipe beton yang lebih ringan dibanding batu, menciptakan bata yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Juga mengembangkan atap yang disebut kubah.
Bangsa Romawi terkenal dengan ketelitian dan ketepatan ukuran. Kubah beton Pantheon yang hanya setebal sepuluh sentimeter, memiliki diameter 43 meter dengan bentuk setengah lingkaran. Kubah kuil pemujaan seluruh dewa Romawi yang terletak di ibukota Italia itu membuat Pantheon bertahan lebih dari 2.000 tahun.
Beberapa tahun silam Maxwell menjadi bagian dari tim yang melakukan penggalian di La Corona, Guatemala. Selama berjam-jam dia menggunakan kuas berbagai ukuran untuk membersihkan glif, simbol gambar yang digunakan bangsa Maya sebagai aksara. Situs Q, begitu nama tempat itu disebut, masih dianggap sebagai salah satu misteri terbesar yang belum sepenuhnya terpecahkan di Guatemala.
Maxwell dan para arkeolog yang bekerja di sana berjuang melawan panas dan nyamuk yang menyerang, tapi semua itu sepadan dengan hasil yang didapat. Dia bangga pernah menjadi bagian dunia arkeologi yang berusaha menyingkap perang yang melibatkan La Coruna di antara dua daerah Maya bernama Tikal dan Calakmul.
Semua pengalaman yang didapatnya bertahun-tahun ini membuatnya makin matang. Bagi Maxwell, arkeologi memberinya kesempatan memasuki kapsul waktu. Pengetahuannya yang didapat semasa kuliah, penggalian, atau berbagai bukti sejarah yang dilihatnya sendiri, membawa lelaki itu ke masa lalu. Arkeologi selalu memberinya kejutan, entah itu positif atau negatif. Hingga dalam dunia nyata, tidak terlalu banyak hal yang bisa mengguncang Maxwell.
Meski demikian, menemukan bahwa Sheva dan Jacob bermain api di belakangnya, tetap saja membuatnya lebih dari sekadar tertegun. Mungkin karena membayangkan Julius Caesar dikhianati oleh Marcus Junius Brutus dan puluhan anggota Senat yang berakhir dengan kematian sang diktator setelah menderita 23 luka tusukan, terasa tak terlalu nyata. Berbeda ketika melihat sendiri Jacob memesrai Sheva di saat Maxwell ingin memberi kejutan dengan melamarnya.
Maxwell tidak pernah ingin berinteraksi dengan keduanya lagi. Tidak masalah jika dia disebut pendendam. Apa yang dilakukan Sheva dan Jacob, bagi Maxwell sungguh di luar kepatutan. Dia tidak memiliki toleransi untuk hal seperti itu. Namun tampaknya pasangan itu sungguh ingin memutus kebekuan komunikasi dengan Maxwell. Mungkin untuk mengurangi rasa bersalah yang mengusik hati nurani keduanya?
"Tara, kamu ngapain di sini? Kok bisa kenal sama Max?"
Pertanyaan menggelikan yang terdengar bodoh itu membuat Maxwell ingin tertawa. Namun dia menahan diri karena justru penasaran tentang hubungan antara Tara dan dua orang peselingkuh itu. Lelaki itu bertahan di tempat duduknya, tidak sudi berbasa-basi untuk sekadar menyalami atau bertanya kabar pada keduanya.
"Mbak Sheva? Kok tiba-tiba nongol di sini?" Tara berdiri dari kursinya. "Kalian berdua aja, ya? Ke sini mau survei tempat bulan madu?" candanya.
"Ra, kamu belum jawab pertanyaan Sheva. Kamu ngapain di sini?" Kini, Jacob yang bersuara setelah melirik Maxwell sekilas. Lelaki itu mencoba menampilkan mimik datar. Namun Maxwell yang sudah mengenalnya bertahun-tahun, menyadari jika orang yang pernah menjadi sahabatnya itu menyembunyikan rasa ingin tahunya.
"Aku lagi ngurus acara bridal shower klien. Kalian kapan datang?"
Pertanyaan Tara diabaikan oleh pasangan itu. Jacob malah balik bertanya. "Kamu kok bisa kenal Max?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Geronimo! [Terbit 21 Oktober 2019]
General Fiction[Sebagian cerita sudah dihapus] Maxwell Ravindra mungkin serupa kaktus. Dia bisa bertahan hidup meski menghadapi cuaca tak bersahabat. Pengkhianatan dari perempuan yang nyaris diajak menikah, tak terlalu memengaruhi hidupnya. Lelaki itu masih memili...