HIDUP ini memang rumit. Hati dan perasaan manusia bisa jauh lebih rumit. Itu kesimpulan Tara setelah menyadari bahwa kakak dan calon iparnya yang sudah menjadi biang keladi gagalnya Maxwell melamar kekasihnya tiga tahun silam.
Dia sudah sangat sering mendengar atau membaca kisah tentang orang yang mengkhianati sahabat atau saudaranya sendiri. Contoh mutakhir, apa yang disaksikannya saat Amanda menggelar pesta lajang yang berakhir mengenaskan.
Akan tetapi, mengenal secara pribadi para peselingkuh dan korbannya seperti Maxwell, Sheva, dan Jacob, situasinya tidak benar-benar sama. Tara tidak pernah mendengar nama Maxwell meski ternyata menjadi salah satu sahabat Jacob di masa lalu. Namun itu bukan peristiwa luar biasa karena hubungan Tara dengan kakaknya memang tidak pernah dekat. Salah satu penyebabnya adalah beda usia di antara mereka yang lumayan jauh, lebih delapan tahun.
Tara yakin, setiap orang punya alasan untuk tindakan yang mereka ambil. Termasuk Jacob dan Sheva. Akan tetapi, Tara juga percaya bahwa alasan mereka takkan bisa diterima akal sehat dengan baik. Namun, pada akhirnya, itu urusannya sama sekali, bukan? Yang terpenting bagi gadis itu, dia takkan pernah memilih jalan menjadi pengkhianat.
Dia memang belum pernah terbelit asmara serius. Di masa lalu, Tara sempat mencicipi cinta monyet dengan teman sekelas saat SMA. Cinta yang belum matang itu terpaksa kandas karena mantannya harus pindah ke Maluku. Hubungan jarak jauh rasanya terlalu berat untuk gadis berusia tujuh belas tahun.
Setelah itu, Tara sempat berpacaran dengan dua cowok lagi, tapi tidak ada yang cukup serius sehingga membuatnya patah hati tatkala mereka berpisah. Gadis itu hanya merasa belum menemukan orang yang tepat. Perasaan subjektif semacam itu tentu saja hanya berdasar pada opini pribadinya yang tidak mengacu pada standar tertentu.
Setelah kembali ke kamarnya usai sarapan, Tara terduduk lama di bibir ranjang. Sesungguhnya, dia sedang berjuang memulihkan diri dari kejutan yang diterimanya pagi ini. Meski dia bersikap tenang, sebenarnya Tara menyembunyikan perasaan terdalamnya. "Terkejut" adalah kata yang kurang kuat untuk menggambarkan perasaannya.
Tara ingat, sekitar tiga tahun silam Jacob menggandeng perempuan cantik bernama Sofi sebagai kekasihnya. Keluarga mereka bahkan sempat mengira hubungan Jacob-Sofi akan berumur panjang, meski belum tentu sampai ke pelaminan. Itu karena Jacob pernah memperkenalkan pacarnya dengan keluarga besar Tara di sebuah acara. Siapa sangka jika tak lama berselang keduanya justru putus? Lalu, Sheva mulai mengikuti ke mana pun Jacob, menempel serupa kembar siam.
Jacob adalah tipikal pria yang sangat tahu kelebihan fisiknya. Dia tak sungkan memanfaatkan itu untuk keuntungan pribadi. Bergonta-ganti pacar hanya salah satunya. Namun, tak pernah sekalipun Tara menduga jika kakaknya tega berselingkuh dengan kekasih sahabatnya sendiri. Sungguh, dia masih kesulitan memercayai hal itu andai tidak melihat sendiri bagaimana respons Sheva dan Jacob tadi.
Mereka memang berbagi DNA yang sama, terlahir dari pasangan Teddy-May. Namun Tara tidak memiliki hubungan yang indah dengan kakak-kakaknya. Selisih usia yang cukup jauh dengan Jacob dan Helga hanya salah satu alasannya. Sejak kecil Tara merasa menjadi si anomali di keluarga mereka.
Masyarakat awam selalu percaya bahwa anak bungsu akan mendapat limpahan perhatian dan kasih sayang. Namun bukan itu yang terjadi dalam hidup Tara. Sebenarnya, tidak susah mencari alasannya. Cinta dan perhatian seluruh keluarga besar mereka tertumpah pada si sulung, Jacob. Itu sungguh mudah diprediksi, bukan? Anak sulung selalu mendapat lampu sorot. Apalagi, Teddy anak tunggal sementara adik-adik May belum ada yang menikah saat Jacob lahir.
Lalu, Helga hadir ke dunia. Sebagai anak dan cucu perempuan paling besar, tentu saja dia pun memiliki tempat yang istimewa. Beberapa tahun setelah Jacob dan Helga menjadi kesayangan berbagai pihak, Tara menjadi si bungsu. Keluarga yang sebelumnya sudah mengistimewakan kakak-kakaknya, menyambut Tara dengan kadar sukacita secukupnya. Apalagi, seiring pertumbuhannya Tara menunjukkan sikap pembangkang yang ogah meniru jejak Jacob dan Helga. Dia pun tak pernah menyembunyikan ketidaksukaan tatkala dibanding-bandingkan dengan kedua kakaknya atau disarankan mengekori jejak mereka. Padahal, Jacob dan Helga telanjur dinilai sebagai contoh ideal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geronimo! [Terbit 21 Oktober 2019]
Aktuelle Literatur[Sebagian cerita sudah dihapus] Maxwell Ravindra mungkin serupa kaktus. Dia bisa bertahan hidup meski menghadapi cuaca tak bersahabat. Pengkhianatan dari perempuan yang nyaris diajak menikah, tak terlalu memengaruhi hidupnya. Lelaki itu masih memili...