Part 4

36.7K 2.1K 114
                                    

Gita benar-benar merasa tidak nyaman saat ini. Bagaimana tidak? Sejak tadi Vano teru saja menatapnya, tanpa pernah mengalihkan pandangan sebentar pun.

"Kenapa belum dimakan baksonya? " tanya Vano saat melihat semangkok bakso yang masih utuh.

Gita langsung mengaduk-aduk baksonya. "Emm, ini juga lagi mau dimakan. "

Vano meminum jus jeruknya setelah melihat Gita sudah mulai makan baksonya.

"Kita gabung ya. " Ujar Dimas dan Raka sambil meletakkan makanan mereka di atas meja.

Vano melirik kedua sahabatnya yang sedang asiknya melahap makanannya. "Kalian nggak bisa cari tempat lain apa? Ganggu banget. "

"Yaelah, Van. Biasanya juga gue sama Dimas makan bareng lo, kan? " sahut Raka.

Vano mengabaikan ucapan Raka, ia kembali menatap Gita. Perempuan itu ternyata sedang menunduk.

"Kamu ngapain nunduk gitu? Makan baksonya! " ujar Vano.

"Aku, emm. Aku udah kenyang kak, " balas Gita.

"Masa sih? Tapi, kan kamu baru makan sedikit. Aku nggak mau tau, pokoknya kamu makan baksonya sampai habis. "

Gita membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang diucapkan Vano. Laki-laki itu selalu saja seenaknya. "Tapi aku benar-benar udah kenyang, kak. "

"Udahlah, Van. Dia kan udah bilang kenyang, jadi jangan dipaksa. " Sahut Dimas.

"Lo diam aja! Ini urusan gue sama pacar gue. " Kesal Vano.

"Kamu pasti bohong kan? Kamu berhenti makan karena ada mereka berdua di sini? " tanya Vano sambil menunjuk Raka dan Dimas secara bergantian.

"Eh? "

"Jujur aja sama aku, Ta. Karena kalau itu benar, aku bakal usir mereka. Supaya kamu nyaman makannya. "

Raka dan Dimas yang mendengar ucapan sahabatnya itu hanya melongo. Vano tega mengusir mereka demi pacar barunya ini.

"Lo tega ngusir kita, Van? " kata Dimas dan Raka secara bersamaan.

"Diam dulu! Lanjutin tuh makan, sebelum gue usir kalian. " Setelah mengucapkan itu, Vano kembali menatap Gita. "Dan kalau itu memang nggak benar, kamu lanjutin dong makannya. Mereka nggak akan ngapa-ngapin kamu kok, karena mereka udah jinak. "

"Wah, parah nih. Lo ngatain gue sama Dimas udah jinak? " sahut Raka yang tidak terima dengan ucapan sahabatnya.

"Tapi---"

"Nggak ada tapi-tapian, makan atau aku usir mereka dari sini. " Potong Vano.

Gita menghembuskan nafasnya kasar mendengar ucapan Vano. Memang benar sih ucapan Vano tadi, bahwa ia tidak nyaman dengan kedatangan Raka dan Dimas. Tapi, bukan berarti Vano dengan enaknya mengusir mereka kan?

Bayangkan saja, siapa yang tidak grogi saat makan dengan tiga laki-laki tampan di sekolah ini. Setelah melewati masa-masa canggung dengan Vano tadi, kini bertambah lagi dua laki-laki yang tidak ia kenali.

Tanpa kata lagi, Gita langsung memakan bakso di hadapannya. Tindakannya tadi membuat Vano tersenyum manis. Dan itu tidak lepas dari pandangan kedua sahabatnya.

                                  ***

Raka dan Dimas tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejutnya saat mendengar penjelasan dari Vano. Tapi sedetik kemudian mereka berdua tersenyum bahagia.

"Jadi ceritanya udah bisa move-on nih? " goda Raka.

"Nggak usah ingetin itu lagi! Udah saatnya gue lupain masa lalu. " Balas Vano.

My Protective Boyfriend ✔  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang