Gita dan Sandra sedang makan di kantin disaat semua orang memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka harus menghentikan rasa lapar di perut mereka, karena saat jam istirahat tadi, mereka tidak sempat makan."Wih, besok kita udah pakai seragam SMA nih. " Ujar Sandra dengan senang.
"Iya, gue senang banget. Akhirnya kita jadi anak SMA beneran. " Balas Gita setelah menyeruput sedikit es jeruknya.
"Oh ya, sekarang lo pulang sama Kak Vano lagi? " tanya Sandra yang langsung membuat Gita mengendikkan kedua bahunya.
"Kok enggak tau? Kan kalian pacaran. "
Ucapan Sandra kembali mengingatkan Gita pada Vano. Seharian ini, Vano tidak menemuinya sama sekali. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Sikap Vano berubah setelah kejadian di rumahnya kemarin.
"Woy, kok malah melamun sih? " kata Sandra.
"Maaf, gue melamun. Sandra, gue mau tanya satu hal nih sama lo. " Sahut Gita.
Salah satu alis Sandra terangkat. "Nanya apa? "
"Menurut pendapat lo, gue sama Kak Vano beneran pacaran nggak sih? " tanya Gita.
"Maksud lo gimana? Gue nggak ngerti. "
"Lo kan tau semuanya, dari awal sampai akhir, gimana gue bisa pacaran sama dia. Menurut lo, itu gimana? Bisa dikatakan pacaran beneran atau enggak? " jelas Gita.
"Kalau menurut gue sendiri sih, bisa benar bisa enggak. Tergantung dari perasaan Kak Vano dan lo aja. Kalau sama-sama suka dan cinta, ya berarti pacaran beneran. Kalau enggak, lo tau artinya. " Ucap Sandra.
Gita tidak membalas ucapan Sandra. Dia masih menebak-nebak, bagaimana hubungannya dengan Vano. Apakah Vano menyukainya saat memaksa Gita menjadi pacarnya? Tapi itu sedikit mustahil, mengingat mereka baru kenal saat itu juga.
"Yaelah, malah melamun lagi. " Tegur Sandra yang membuat lamunan Gita buyar saat itu juga.
"Sorry-sorry. "
"Apasih yang lo pikirin? Hubungan lo sama Kak Vano? " tanya Sandra.
Gita menganggukan kepalanya. "Gue bingung, kita beneran pacaran nggak sih. "
"Lo suka nggak sama dia? "
"Emm, suka. Lo juga suka kan sama Kak Vano? " tanya Gita pada sahabatnya itu.
"Kok malah tanya balik sih, semua perempuan juga pasti suka sama Kak Vano, secara dia 'paket lengkap ' sebagai laki-laki. "
"Oke, gue ganti pertanyaan aja. Lo cinta nggak sama Kak Vano? " lanjut Sandra.
"Cinta? Gue nggak tau, gue kan belum pernah jatuh cinta. Tapi, setiap gue dekat sama Kak Vano, jantung gue selalu berdebar kencang. " Ujar Gita.
Sandra tersenyum lebar mendengar pengakuan sahabatnya itu. "Artinya lo udah jatuh cinta sama dia. "
"Masa sih? Kok cepat banget? Kan baru beberapa hari ini gue kenal sama dia. " Kata Gita.
"Mau cepat atau enggak, kalau udah jatuh cinta mau gimana lagi? Lo nggak bisa ngelak lagi, Ta. " Balas Sandra.
***
Sudah dua hari belakangan ini, Gita terlalu sering melamun. Ia melamunkan banyak hal yang berhubungan dengan Vano. Laki-laki yang tiba-tiba saja mengklaim dirinya sebagai pacar. Vano hilang begitu saja, bukan hilang dalam artian biasanya. Laki-laki itu hilang dari hadapan Gita begitu saja.
Laki-laki itu sama sekali tidak memberikan kabar, yang sesuai dengan harapan Gita. Di sekolah, Gita memang masih mendengar pembicaraan anak-anak lainnya tentang Vano. Maklumlah ya, Vano kan bintangnya sekolah. Tapi tidak pernah sekali pun, Gita bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Boyfriend ✔ [ SUDAH TERBIT ]
Novela JuvenilTampan, kaya, pintar, dan keren. Oh ya, jangan lupakan juga sikap yang sudah menjadi ciri khas, yaitu dingin. Semua kata itu sangat cocok untuk mendeskripsikan seorang Stevano Putra Velencia. Dengan segala kelebihan yang dimilikinya, menjadikan Van...