Part 8

27.8K 1.5K 99
                                    


Gita dan Sandra sedang makan di kantin disaat semua orang memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka harus menghentikan rasa lapar di perut mereka, karena saat jam istirahat tadi, mereka tidak sempat makan.

"Wih, besok kita udah pakai seragam SMA nih. " Ujar Sandra dengan senang.

"Iya, gue senang banget. Akhirnya kita jadi anak SMA beneran. " Balas Gita setelah menyeruput sedikit es jeruknya.

"Oh ya, sekarang lo pulang sama Kak Vano lagi? " tanya Sandra yang langsung membuat Gita mengendikkan kedua bahunya.

"Kok enggak tau? Kan kalian pacaran. "

Ucapan Sandra kembali mengingatkan Gita pada Vano. Seharian ini, Vano tidak menemuinya sama sekali. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Sikap Vano berubah setelah kejadian di rumahnya kemarin.

"Woy, kok malah melamun sih? " kata Sandra.

"Maaf, gue melamun. Sandra, gue mau tanya satu hal nih sama lo. " Sahut Gita.

Salah satu alis Sandra terangkat. "Nanya apa? "

"Menurut pendapat lo, gue sama Kak Vano beneran pacaran nggak sih? " tanya Gita.

"Maksud lo gimana? Gue nggak ngerti. "

"Lo kan tau semuanya, dari awal sampai akhir, gimana gue bisa pacaran sama dia. Menurut lo, itu gimana? Bisa dikatakan pacaran beneran atau enggak? " jelas Gita.

"Kalau menurut gue sendiri sih, bisa benar bisa enggak. Tergantung dari perasaan Kak Vano dan lo aja. Kalau sama-sama suka dan cinta, ya berarti pacaran beneran. Kalau enggak, lo tau artinya. " Ucap Sandra.

Gita tidak membalas ucapan Sandra. Dia masih menebak-nebak, bagaimana hubungannya dengan Vano. Apakah Vano menyukainya saat memaksa Gita menjadi pacarnya? Tapi itu sedikit mustahil, mengingat mereka baru kenal saat itu juga.

"Yaelah, malah melamun lagi. " Tegur Sandra yang membuat lamunan Gita buyar saat itu juga.

"Sorry-sorry. "

"Apasih yang lo pikirin? Hubungan lo sama Kak Vano? " tanya Sandra.

Gita menganggukan kepalanya. "Gue bingung, kita beneran pacaran nggak sih. "

"Lo suka nggak sama dia? "

"Emm, suka. Lo juga suka kan sama Kak Vano? " tanya Gita pada sahabatnya itu.

"Kok malah tanya balik sih, semua perempuan juga pasti suka sama Kak Vano, secara dia 'paket lengkap ' sebagai laki-laki. "

"Oke, gue ganti pertanyaan aja. Lo cinta nggak sama Kak Vano? " lanjut Sandra.

"Cinta? Gue nggak tau, gue kan belum pernah jatuh cinta. Tapi, setiap gue dekat sama Kak Vano, jantung gue selalu berdebar kencang. " Ujar Gita.

Sandra tersenyum lebar mendengar pengakuan sahabatnya itu. "Artinya lo udah jatuh cinta sama dia. "

"Masa sih? Kok cepat banget? Kan baru beberapa hari ini gue kenal sama dia. " Kata Gita.

"Mau cepat atau enggak, kalau udah jatuh cinta mau gimana lagi? Lo nggak bisa ngelak lagi, Ta. " Balas Sandra.

***

Sudah dua hari belakangan ini, Gita terlalu sering melamun. Ia melamunkan banyak hal yang berhubungan dengan Vano. Laki-laki yang tiba-tiba saja mengklaim dirinya sebagai pacar. Vano hilang begitu saja, bukan hilang dalam artian biasanya. Laki-laki itu hilang dari hadapan Gita begitu saja.

Laki-laki itu sama sekali tidak memberikan kabar, yang sesuai dengan harapan Gita. Di sekolah, Gita memang masih mendengar pembicaraan anak-anak lainnya tentang Vano. Maklumlah ya, Vano kan bintangnya sekolah. Tapi tidak pernah sekali pun, Gita bertemu dengannya.

My Protective Boyfriend ✔  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang