Part 10

24.3K 1.3K 65
                                    


Gita menghembuskan nafasnya kasar setelah membaca sebuah pesan dari pacarnya. Kemarin malam handphonenya lowbat dan ia segera mengecasnya, sehingga pesan yang seharusnya masuk kemarin, baru ia terima pagi ini.

Dengan terpaksa Gita berangkat bersama sopir pribadinya. Vano tidak bisa mengantarnya, sedangkan om kesayangannya sedang berada di luar kota. Tapi baru saja ia keluar dari komplek perumahannya, tiba-tiba saja mobil yang ia tumpangi berhenti.
"Loh, kenapa berhenti pak?" tanya Gita pada sang sopir.

"Saya juga nggak tau non, tiba-tiba aja mesinnya mati. " Sahut sopir tersebut sambil mencoba untuk menghidupkan mesin mobilnya.

Usaha sang sopir sia-sia saja, karena mesin mobilnya tetap saja mati. Hingga sopir pribadi keluarga Gita memutuskan untuk mengecek mesin bagian depan mobil mewah milik majikannya itu. Tapi ia sama sekali tidak mengerti masalah seperti ini dan memutuskan untuk menelpon orang dari bengkel langganan majikannya.

Gita menyusul sopir pribadinya itu. "Kenapa pak? Ada masalah sama mesin mobilnya?"

"Iya non, harus dibawa ke bengkel dulu. Soalnya bapak nggak terlalu ngerti sama mesin." Ujar sang sopir yang sudah paruh baya tersebut.

"Non Gita tenang aja, bapak sudah telpon orang bengkelnya dan suruh dia kemari."

Gita menganggukan kepalanya. Sekarang sudah pukul 06. 35 WIB dan itu artinya bel masuk akan berbunyi dua puluh lima menit lagi. Sekarang mobilnya mogok, ia harus menunggu orang bengkel untuk memperbaikinya.

Lima menit sudah berlalu, tapi yang ditunggu sejak tadi belum juga menampakkan batang hidungnya. Gita semakin gelisah, jika tidak berangkat sekarang, ia pasti akan terlambat. Tapi bagaimana caranya dia ke sekolah jika tidak ada satupun taxi yang lewat. Apa ia harus jalan kaki?

"Pak, kalau gitu Gita berangkat sekolah dulu ya. Soalnya Gita takut terlambat," ujar Gita.

"Tapi non, kan nggak ada taxi yang lewat."

"Gita jalan kaki aja, pak." Setelah mengucapkan itu, Gita mulai melangkahkan kakinya membelah jalanan ibukota.

"Keburu nggak ya kalau aku jalan kaki? Mana pelajaran pertama ulangan lagi." Kata Gita pada dirinya sendiri.

Perempuan berparas cantik itu semakin mempercepat langkahnya. Ia tidak peduli dengan orang-orang yang tak sengaja melihatnya berjalan cepat seperti ini. Hingga ia mendengar bunyi motor ninja menyamai langkah kakinya.

Merasa tak kenal dengan pengendara motor tersebut, Gita tidak memperdulikannya. Ia terus fokus agar cepat sampai di sekolah. Sampai tiba-tiba, motor ninja berwarna hitam yang sejak tadi mengikutinya berhenti tepat di hadapan Gita. Sehingga otomatis, perempuan itu menghentikan langkahnya.

Gita merasa familiar saat laki-laki pengendara itu membuka helmnya. Gita seperti pernah bertemu dengan laki-laki itu, tapi kapan?

"Gue Andre, kalau lo lupa sama gue." Ujar laki-laki tersebut.

"Andre?" beo Gita.

"Iya, orang yang kemarin nabrak lo sampai buku-buku yang lo bawa jatuh semua."

Gita menganggukan kepalanya. "Kalau gitu aku permisi dulu."

Langkah Gita kembali berhenti saat merasakan tangannya dipegang.

"Mau ke sekolah?" tanya Andre yang langsung dibalas anggukan oleh Gita.

"Kok jalan kaki?" tanya Andre lagi.

"Iya, soalnya tadi mobilnya mogok. Daritadi juga nggak ada taxi lewat." Balas Gita.

My Protective Boyfriend ✔  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang