Warning: 🔞
.
.
.
.Tubuhku kuempaskan begitu saja pada ranjang besar kamar hotel. Rasanya benar-benar melelahkan setelah seharian disibukkan oleh penampilan musikal. Bukan bermaksud mengeluh. Hanya saja, aku tengah berada dalam kondisi benar-benar lelah, dan seseorang yang kurindukan belum juga mengirimiku pesan. Satu huruf pun. Benar. Aku mungkin akan kegirangan andai saja dia mengirim sebuah huruf kepadaku. Kepalaku pening, tidak membantu sama-sekali untuk berpikir jernih. Sepertinya aku akan kena flu. Seluruh persendianku juga terasa ngilu.
Kuhela napas berat, menatap langit-langit kamar seiring pipi menggembung bosan. Melirik ponsel di samping kanan kepala, kuraih benda itu untuk kemudian mengeceknya--masih berharap mendapat sebentuk huruf yang mungkin saja Jung Ji-Mi iseng kirim ke ponselku--dan aku mendapati diriku kembali mendesah kecewa. Nihil. Gadis itu seakan sama-sekali lupa pada eksistensi diriku di dunia ini.
Aku tahu aku seharusnya tidak berharap terlalu banyak. Ini hari ulang tahunku. Dan Ji-Mi bukan tipe yang mau repot mengingat hal-hal semacam itu. Terlalu merepotkan, katanya. Pernah kudengar dia bilang, "Kado ulang tahun akan kauterima kalau kau memberikan seseorang hadiah terlebih dulu. Ah. Manusia memang penuh pamrih, 'kan?" Dia memang orang yang agak pesimis, seharusnya dia melihat contoh lain yang jelas-jelas tidak seperti yang dia sebutkan. Aku sudah banyak memberinya hadiah, dan aku sama-sekali tidak berharap mendapat balasan darinya. Aku cukup membuatnya senang, itu sudah menjadi balasan yang setimpal buatku. Maksudku, senyumnya itu... sudah cukup, asal dia menunjukkannya setiap hari dalam hidupku. Tapi kadang, seringnya, aku malah mendapat omelan tiap kali memberinya sesuatu.
Begini kalimat yang sering dia ucapkan, "Persetan dengan semua hadiah-hadiah ini, Kim Jong-Woon. Harusnya kau memberikannya kepada orang tuamu, adikmu, dan para Ahjussi itu. Mereka sudah menjagamu dengan baik, mereka berhak mendapat hadiah-hadiah itu. Kau juga harus hemat, biar nanti kau masih punya cukup uang kalau mau menikah denganku."
Dan sama seperti di waktu-waktu aku mendapat omelan itu, kini senyum di kedua sudut bibirku tak kuasa aku tahan. Aku menyelipkan kedua tangan ke belakang kepala, menatap langit-langit, membayangkan sebuah senyum hangat Ji-Mi terefleksi di atas sana, membuat hatiku entah bagaimana merasa tenang.
Benar. Aku seharusnya tidak boleh memaksakan apa-apa yang tidak gadis itu sukai. Aku seharusnya tahu gadis itu mencintaiku, meski tanpa menunjukkannya dengan hal-hal klise yang dilakukan orang lain. Gadis itu terlalu unik, hingga kadang aku lupa bahwa dia juga sama tergila-gilanya kepadaku.
Tapi kadang hal-hal klise seperti itulah yang membuat sebuah hubungan terasa lebih hangat dan bertahan lama. Aku tidak menampik fakta itu.
Sewaktu aku mulai memejamkan mata, getaran dari ponselku menyentak, hingga aku sepenuhnya terjaga. Kuraih benda itu, sebuah pesan dikirim seseorang yang sudah menari-nari di pikiranku seharian ini.
Ji-Mi:
Jangan terlalu banyak makan keik.Jong-Woon:
Oke.Ji-Mi:
Makan yang banyak. Tapi tidak untuk keik.Jong-Woon:
Oke. Lagi.Aku tersenyum, tahu apa yang akan gadis itu balas setelahnya. Dia pasti mengomel. Biar saja. Aku ingin balas dendam. Di antara kami, gadis itu sering kali membalas hanya dengan kata "Oke", padahal aku sudah susah payah merangkai kalimat yang bisa menghindarkanku dari sindrom-anti-salah-ketik yang Ji-Mi miliki. Benar. Biar kuberitahu. Salah satu hobi Ji-Mi adalah mengoreksi kesalahan pengetikan dan pengejaan orang lain. Bahkan kepadaku. Sudah kubilang, 'kan, kalau aku ingin sekali mengutuk jurusan yang sudah meluluskan Ji-Mi? Oh. Aku seharusnya tidak begini. Pacar macam apa yang tidak mendukung minat dan bakat pacarnya sendiri? Barangkali aku hanya terlampau kesal dan merutuk diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Tales
FanfictionCover by @sulispark Jung Ji-Mi mencintai Kim Jong-Woon tapi enggan mengakui; melainkan dengan jutaan kalimat penuh caci-maki. Dan Kim Jong-Woon mencintai Ji-Mi sepenuh hati, yang dia tunjukkan dengan hal-hal aneh--setengah waras dan setengah tidak...