Series #2 Dark Romance by ATIKA
18+ Adult Story.
PEMBACA DI BAWAH 17 TAHUN DILARANG MENDEKAT!!!
Harap bijak memilih bacaan^^
ALERT 🔕 : Cerita ini memiliki tema CEO mainstream yang bakal bikin kalian baper. Yang gak suka cerita halu dgn khayalan ti...
Aku tidak habis pikir, kenapa pria sexy bermata biru itu selalu memegang rambutku? Sudah dua kali kami bertemu, dua kali pula dia menyentuh rambutku. Awalnya dia hanya menarik lemah segelintir rambutku saat kami berpapasan, namun yang kedua kalinya, dia sedikit kuat menarik rambutku sampai aku mendongak.
Jujur saja, aku mulai takut padanya. Aku takut jika dia berniat melakukan hal macam-macam padaku, seperti psikopat yang memilik fetish terhadap rambut. Oh orang-orang seperti itu memang ada di dunia ini.
Karena kejadian mengejutkan dilift tadi, aku jadi tidak konsentrasi bekerja. Obrolan bersama salah satu editor Adenver Media pun seakan tidak nyambung hingga membuatku merasa bersalah. Tapi untung saja, Gemma, editor yang akan mengurusi novel 'King Devil and I' sangatlah baik dan ramah. Dia mengerti jika aku sedang ditimpa masalah.
Gemma Devanie, wanita berusia sama denganku dan memiliki paras yang jelita. Kulitnya putih pucat, rambutnya ikal berwarna orange terang, mengingatkanku pada salah satu putri Disney di film Brave. Ia keturunan Irlandia-Amerika.
Sejak pertama kali aku mengobrol dengan Gemma, aku langsung tahu kalau kami akan cepat akrab. Dia sangat enak diajak mengobrol, apalagi untuk peran sesama editor, kami cocok satu sama lain. Kami punya imajinasi liar yang tidak disangka-sangka, yang kata orang itu adalah mustahil, tapi bagi kami berdua, itu bisa sangat mungkin terjadi.
Gemma adalah teman pertamaku di Adenver Media.
"Aku rasa, pertemuan antara King Albert dan Zukia terlalu cepat, Han. Bagaimana kalau kita ubah sedikit di bagian sana?" Gemma mengusulkan ide di tengah-tengah acara makan siang kami.
Ngomong-ngomong, King Albert dan Zukia adalah dua tokoh utama di dalam novel karya Afifah. Pihak penerbit dari Adenver sudah menerjemahkan novel itu ke bahasa Inggris dari bab satu sampai bab lima, dan kelima bab itu sedang kami tinjau ulang bersama.
Aku kagum dengan kinerja mereka. Mereka sangat mendetail pada hal-hal kecil di novel itu, yang bahkan sering pembaca lewati begitu saja—termasuk aku.
"Boleh juga. Aku ada ide untuk mengisi bagian awalnya sebelum mereka bertemu. Kau pasti akan suka Gem." Aku tersenyum melihat wajah Gemma yang cantik. Sungguh, bagi mata wanita saja, dia begitu imut apalagi dimata pria? Aku tidak bisa membayangkannya.
Lihat saja Rendra yang duduk di sampingnya. Dia bersikap malu-malu kucing. Aku jadi ingin tertawa.
Ya, aku sedang makan siang bersama Rendra dan Gemma di kantin yang terletak dilantai 16. Sebenarnya ada dua kantin lagi di Trenton Building ini, yaitu dilantai 36 dan satunya lagi dilantai 56. Kenapa kami tidak makan dilantai 36 saja? Soal itu, kata Gemma, dikantin ini makanannya lebih bervariasi dan lebih murah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak menyangka kalau orang Amerika juga pilih-pilih makanan dari harganya. Aku kira mereka semua tidak sayang uang. Oh bodohnya aku dengan pikiran konyol ini.