S I X T E E N

199K 15.9K 937
                                    

Aku pura-pura tidak melihat jika di luar sana ada satu orang bodyguard Troy, Will atau Nick, entah siapa itu-aku tak tahu namanya-yang jelas dia sedang duduk dikursi panjang depan toko es krim yang menjadi tempat pelarianku malam ini. Pria itu sedang memainkan iPad ditangannya, namun aku tidak buta jika sampai tidak tahu bahwa dia mengawasiku daritadi.

Bodohnya aku berpikir bisa bebas dari cengkraman Troy dengan mudah. Pria arogan itu memang tidak terlihat saat ini, namun dia tetap tidak membiarkanku pergi sendirian. Aku ingin tertawa melihat keadaan hidupku yang sangat menyedihkan ini. Nyatanya, hidupku bukan milikku lagi.

Aku juga tidak bisa pergi jauh karena tidak punya uang yang cukup. Aku hanya punya uang sebanyak 20 dolar, itu pun karena aku terbiasa menyisipkan uang di belakang softcase ponselku.

Setelah membeli sebuket es krim besar seharga 14 dolar, sisa uangku hanya enam dolar saja yang bahkan tidak cukup untuk naik taksi. Aku jadi menyesal kenapa harus mampir ke toko ini dulu. Ya tapi mau bagaimana lagi, mood-ku kacau dan hanya es krim-lah yang bisa mengobatinya.

Sial, aku kabur tanpa persiapan apapun! Lebih sialnya lagi, baterai ponselku tinggal dua persen yang aku yakini sebentar lagi akan mati. Tidak ada uang, tidak ada ponsel, ditambah lagi penampilan piyama bermotif boneka yang sedang kupakai ini membuatku persis seperti anak hilang.

Aku tidak masalah jika mengalami keadaan yang sama seperti ini di Jakarta, karena aku hapal setiap nama jalan dan juga orang-orang di sana masih memiliki rasa saling bantu yang cukup tinggi.

Tapi aku sedang berada di Amerika-di Manhattan, di mana aku tak bisa bergantung pada orang lain karena semua orang terlalu individualis. Bahkan mereka tidak peduli dengan penampilanku yang berantakan ini. Coba di Indonesia? Pasti sudah di nyinyir oleh netizen.

Ya ampun, apa yang harus kulakukan? Aku tidak mau kembali ke apartemen Troy dan diperlakukan semena-mena olehnya. Aku masih punya harga diri dan karena itulah, aku tidak mau dia menginjak harga diriku lebih dari ini.

Aku ingin buktikan padanya bahwa aku bukan wanita lemah. Aku akan menunjukkan jati diriku yang sebenarnya di depan Troy Trenton, bahwa aku ini wanita yang kuat, aku bisa melawan sikap gila kontrolnya itu, meski tenagaku seperti tenaga bayi jika berhadapan dengannya.

Meskipun tidak mudah, aku akan terus berusaha hingga Troy sendiri yang bertekuk lutut padaku. Hahh... Semoga ini tidak menjadi khayalanku saja.

Hampir dua jam aku duduk manis di dalam toko es krim 'Sparkles' yang berjarak tiga blok dari 740 Park Ave, akhirnya aku memutuskan untuk keluar. Pria yang mengawasiku sejak tadi segera merubah posisinya menjadi lebih siaga, dengan punggung yang ditegapkan dan kedua tangannya yang tegang. iPad yang kulihat tadi entah ditaruhnya kemana.

Aku melihat ke kanan dan ke kiri, kalau-kalau mobil Troy berada di dekat sini. Nihil. Berarti pria gila itu memang tidak mengikutiku sekarang.

"Hei, pinjam uang!" Aku segera duduk di samping pria itu sambil bersidekap. Aku menaikkan daguku angkuh karena tidak mau terlihat lemah di depan pria bertubuh kekar itu.

"Saya tidak punya uang, Nona." Pria itu menjawab dengan sopan. Benarkan dugaanku, dia memang suruhan Troy. Coba dia orang asing, pasti aku sudah kena tinju karena bersikap seperti preman.

"Bohong. Ayolah sir, pinjami aku uang, nanti Troy yang akan menggantinya." Aku membujuknya, masih menatap awas ke jalanan yang cukup lengang.

"Mr. Trenton ingin Nona Hana pulang ke rumah," ucapnya masih berwajah datar. Pria itu tidak menampilkan ekspresi sedikit pun sehingga aku berasumsi dia adalah robot.

Trapped by You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang