T W E L V E

178K 16.1K 1.5K
                                    

Aku tahu sejak awal jika Troy terbiasa mengendalikan situasi, mengontrol segala hal yang perlu dia atur, dan memerintah orang-orang agar menuruti kemauannya, tapi kenapa dia harus mengekangku seperti ini? Dan bodohnya aku, kenapa tidak bisa melawan ucapannya yang terkesan mutlak untuk dituruti.

Ya Tuhan, sampai kapan aku berada di bawah kuasanya? Kapan aku bisa terlepas dari jeratannya? Aku ingin melawan, tapi kekuatanku sama sekali bukan tandingannya, entah itu dari segi fisik atau materi.

Semakin lama Troy menguasaiku, semakin lama pula aku terjatuh dalam kendalinya. Aku tidak akan bisa lepas darinya, kecuali dia sendiri yang melepaskanku. Namun bagaimana cara membuat Troy melakukannya?

Berakting manis dan manja sepertinya percuma. Bukannya muak, Troy justru makin menyukaiku.

"Honey, bisa ambilkan ponselku?"

Suara Troy yang berat dan serak itu sukses membuyarkan lamunanku. Dia, pria tampan dan sexy itu sedang duduk di kursi megahnya, berkutat dengan segala macam dokumen yang kuduga sangat penting. Di jemari tangannya yang kuat dan panjang tengah menggenggam pulpen berwarna hitam dan emas, yang harganya pasti cukup menguras kantong.

Namun bukan pulpen atau dokumen menumpuk yang membuat aku terpana, melainkan penampilan kerja dari Troy.

Ia terlihat begitu serius, seperti pria eksklusif yang mendedikasikan hidupnya hanya untuk bekerja mencari nafkah. Memakai kacamata baca yang sangat cocok bertengger di atas hidungnya, Troy terlihat lebih menarik dua kali lipat.

Dia terlihat seperti dosen teladan dikampus yang sangat sexy.

Sekali lagi, aku mengakui jika aku menyukai wajah dan fisik dari Troy Trenton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali lagi, aku mengakui jika aku menyukai wajah dan fisik dari Troy Trenton. Tapi aku tetap tidak suka dengan sifat atau perangainya yang gila kontrol.

"Oke." Aku mengambil ponsel Troy di atas meja sofa dan berjalan menuju meja kerjanya.

Setelah Troy mengompres memar di kedua pergelangan tanganku dengan es, kemudian membalutnya dengan perban elastis, dia tidak mengizinkanku untuk kembali bekerja.

Awalnya aku menolak keras, karena Troy tidak berhak melarangku kembali ke Adenver Media. Dia memang CEO TrenCorp, tapi dia tidak ada kaitannya sama sekali dengan pekerjaanku sebagai editor novel. Namun sialnya, Troy sangat cerdas dalam menekanku. Ia menelepon atasanku di sana dan bilang pada Mr. Clinton bahwa aku sakit dan perlu istirahat. Aneh, Mr. Clinton langsung memberikan izin dengan mudah.

Setelah itu, tas dan ponsel milikku di bawa oleh suruhan Troy ke lantai 77. Aku tidak habis pikir, dia bisa melakukan apa saja di gedung Trenton ini. Ya, semua itu karena dia pemiliknya. Hana, sadarlah!

Ponsel Troy bergetar singkat ditanganku yang menandakan ada pesan masuk. Aku melirik sekilas ke layarnya, namun langkahku spontan terhenti melihat foto wallpaper yang terpajang di sana. Foto diriku sedang tidur! Aku bahkan tidak sadar saat difoto. Astaga kapan dia mengambilnya?

Trapped by You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang