Series #2 Dark Romance by ATIKA
18+ Adult Story.
PEMBACA DI BAWAH 17 TAHUN DILARANG MENDEKAT!!!
Harap bijak memilih bacaan^^
ALERT 🔕 : Cerita ini memiliki tema CEO mainstream yang bakal bikin kalian baper. Yang gak suka cerita halu dgn khayalan ti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku menyesal, aku menyesal kenapa memukul wajah Troy Trenton menggunakan dompetku? Dompet satu-satunya yang aku pakai untuk menyimpan uang, segala jenis kartu, struk pembayaran, hingga foto close up milikku saat masih kuliah dulu.
Betapa bodohnya aku. Bodoh bodoh! Bagaimana caranya aku mengambil dompet itu kembali tanpa melihat pria sexy yang membuat jantungku berdetak kencang? Aku serius, setiap menatap mata birunya yang sedalam lautan, tubuhku mendadak kaku, bibirku kelu, dan jantungku seolah ingin keluar dari tempatnya.
Aku tidak menginginkan reaksi tubuhku seperti ini. Sangat aneh dan mendebarkan. Aku tidak menyukai perasaan saat kulitku meremang dan merinding ketika disentuhnya. Keringat dingin yang keluar dari pori-pori kulitku saat dia menyentuhku, mencengkram tubuhku dengan penuh kuasa dan kendali yang kuat. Aku meleleh dipelukannya.
Oh tidak. Betapa panasnya dia. Bahkan aku masih bisa merasakan jari-jarinya yang hangat dipipi dan kulit kepalaku. Apalagi remasan tangannya dirambutku, kembali membuat aku bergeliat aneh. Mengingat hal itu, aku merasa sangat konyol karena sempat-sempatnya menikmati sentuhan Troy Trenton, si Thor di dunia nyata yang gagah perkasa.
Beberapa saat setelah keluar dari lift, aku linglung sejenak dan melihat ke kanan-ke kiri untuk mencari tahu dimana aku berada. Setelah sadar aku bisa melihat nomor lantai di atas lift, barulah aku tahu kalau aku sedang berada di lantai 28.
Berarti aku dan Troy baru melewati empat lantai. Tapi kenapa terasa lama sekali di dalam sana? Oke, jangan pikirkan hal itu lagi Han, yang harus kau pikirkan adalah bagaimana caranya menghadapi para staff yang menitipkan uang demi membeli secangkir kopi.
Astaga, uang mereka aku taruh di dalam dompet dan dompet itu ketinggalan bersama Troy. Sudah pasti dia mengambilnya bukan? Dan aku bertaruh, dia pasti menyimpannya juga.
Ya Tuhan bagaimana ini? Apa yang harus kukatakan pada mereka? Kalau ingin mengganti dengan uang pun, aku tidak punya, kecuali meminjam uang dari Rendra atau Gemma.
Tapi untuk masuk ke kantor tanpa membawa apapun, itulah masalahnya. Lebih sialnya lagi, aku tidak membawa ponsel saat keluar tadi.
Ini pasti hari tersial untukku.
Setelah menguatkan tekad, aku kembali ke lantai 32, lantai dimana tempat aku bekerja selama dua bulan ke depan. Aku berharap bisa kurang dari dua bulan karena dihadapkan oleh masalah 'tamu' yang masuk ke apartemenku secara diam-diam, dan pria sexy yang sepertinya membenciku, aku jadi tidak sabar untuk pulang ke kampung halaman. Aku ingin cepat-cepat pulang ke Indonesia dan memeluk ibuku tercinta. Ah aku kangen pada Beliau. Sepertinya aku harus menelepon lagi hari ini.
Saat aku sudah siap menerima semua pertanyaan dan celaan dari para pegawai Adenver, kenyataan berbicara sebaliknya. Semua orang justru menyambutku hangat dan mengucapkan terima kasih dengan lantang.