Dari kejauhan, aku melihat Rendra sedang berkacak pinggang seraya melotot padaku meminta penjelasan. Mungkin dia sudah tahu kalau aku berbohong, mungkin juga dia bertemu dengan Gemma selagi aku berurusan dengan Troy.
Ya ampun, jika mengingat apa yang baru saja kami lalukan di atas sana, tubuhku kembali bergelenyar. Kami berciuman! Aku dan Troy berciuman. Bukan hanya sebentar, tapi selama bermenit-menit hingga bibirku terasa kebas dan bengkak. Aku masih bisa merasakan sisa-sisa sentuhan bibir dan lidah pria itu dimulutku. Panas. Rasanya seperti terbakar.
Entahlah, aku tak bisa memikirkan kata lain selain 'terbakar' untuk menggambarkan situasi mendebarkan tadi.
Mata Troy yang berwarna seperti lautan memandangiku seolah ia ingin melahapku hidup-hidup. Kilatan matanya yang tajam, sekaligus sexy, memberitahuku bahwa aku berada di bawah kendalinya tuk selamanya. Aku selalu merinding setiap mendapatkan tatapan itu darinya.
Bibir milik Troy yang penuh terus mencecap bibirku dengan ahli. Saat ia menggigit kecil bibir bawahku, aku sempat merasakan getaran aneh disepanjang tubuhku. Belum lagi ketika lidahnya membelai dan membelit lidahku, aku bisa merasakan serbuan emosi, gairah, dan kelembutan yang Troy berikan padaku.
Selama dua puluh empat tahun terakhir, aku tak pernah mendapatkan ciuman seintens itu. Bahkan detak jantungku belum kembali normal seakan Troy ada di sini, mengawasiku. Mengawasi seolah aku adalah buruannya yang tak akan pernah bisa kabur kemanapun.
Lagi-lagi, kakiku gemetar karena pikiranku sendiri. Itu tidak mungkin terjadi bukan? Urusan kami sudah selesai beberapa saat lalu. Ya, setidaknya aku bisa tenang sekarang.
"Dua puluh menit, lebih lima belas menit Hana! Kemana aja kamu? Aku tadi lihat Gemma, dan Gemma bilang kamu ke lantai 77." Rendra langsung mengeluarkan ocehan-ocehan klasiknya. Ia terlihat sangat khawatir. Dahinya berkerut dalam sampai terlihat keriput.
"Aku tadi mau ambil dompet di Thor. Maaf. Ayo pulang." Aku membalasnya tak minat. Semangatku sudah hilang, terserap habis oleh pesona Troy yang besar. Meski kedua kakiku lemas, aku bersyukur karena masih sanggup berjalan.
"Jangan ngawur! Tadi suruhan Thor ngasih ini ke aku," ucap Rendra sembari mengeluarkan dompetku yang dibalut oleh manik-manik berlian. Itu dompet buatan tangan, buatan ibuku. Ngomong-ngomong, ibuku adalah desainer pakaian, dulunya. Namun sekarang, Beliau membuka toko roti kecil-kecilan.
Aku melihat dompet itu dan segera mengambilnya. Aku merasa aneh karena dompet ini tampak lebih tebal dari biasanya. Tanpa basa-basi aku pun membukanya dan tiba-tiba, aku dan Rendra mengucapkan kata 'Wow' secara bersamaan.
"Kamu gak punya duit cash sebanyak ini, Han." Rendra mengambil alih dompetku dan ingin mengeluarkan sebundel uang Dollar yang sepertinya sangat banyak.
"Hei jangan di sini, Ren." Aku menarik dompet itu kembali dan menyimpannya ke dalam tas. "Gak enak diliat orang. Sekarang ayo pulang. Perutku sudah kelaparan."
"Hana!"
Rendra memanggilku karena aku berjalan duluan. Aku tidak sabar untuk keluar dari gedung Trenton yang begitu kuat, besar, dan gagah ini. Berada di dalamnya, mengingatkanku saat berada dipelukan Troy. Hah astaga. Sampai kapan ingatan tentang itu menghilang dari pikiranku?
"Kamu mau makan apa?" tanya Rendra setelah ia berjalan di sampingku.
"Es krim seember!" Aku menjawab ketus. Entah kenapa, emosiku sedang tidak stabil saat ini.
"Ya ampun Han. Yang bener? Kamu kenapa sih? Kamu belum cerita ke aku soal kamu ketemu Troy."
"Jangan sebut namanya!" Aku tidak mau mendengar nama pria itu sekarang. Pria yang sangat keras dan kuat, namun bisa menyentuhku dengan sangat lembut. Aku benci membayangkan pria itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped by You [END]
RomanceSeries #2 Dark Romance by ATIKA 18+ Adult Story. PEMBACA DI BAWAH 17 TAHUN DILARANG MENDEKAT!!! Harap bijak memilih bacaan^^ ALERT 🔕 : Cerita ini memiliki tema CEO mainstream yang bakal bikin kalian baper. Yang gak suka cerita halu dgn khayalan ti...