13. kepingan yang hilang

5.3K 743 27
                                    


"Masih pusing?" Tanya Mark pada gadis di sebelahnya.

Gadis itu mengangguk lemah, meski dia tau cowok di sebelahnya tidak akan melihatnya. Karena cowok itu sedang fokus pada kemudinya.

"Kita mampir makan dulu ya? Kamu pasti lapar dari kemarin belum makan" Mark melirik jam tangannya sekilas "ini masih jam 10 pagi, nanti biar aku yang bilang ke bunda kita makan dulu di jalan" ujarnya lagi.

Anna tau Mark khawatir padanya, Mark memang selalu begitu. Melihat luka kecil di jari Anna saja bisa membuatnya menjadi sangat heboh. Apalagi melihat Anna pingsan? Anna jadi membayangkan bagaimana wajah panik Mark saat mendapatinya tak sadarkan diri kemarin, apa lagi di rumah seorang laki-laki yang tidak dia kenal?

Tapi anehnya mereka terlihat sangat dekat.. Mark dan Jisung. mereka seperti sudah saling kenal sejak lama.

"Hei?" Mark menoleh pada Anna sekilas, kemudian dia kembali menatap lurus pada jalanan di depannya.

"Aku mau bubur" kata gadis itu akhirnya.

"Oke kita beli bubur" Kata Mark tepat saat mobilnya berhenti karena lampu merah.

"Bubur McDonald's" tambahnya.

"Iya iya kita ke McDonald's" Mark tersenyum, Mobilnya kembali melaju membelah jalanan kota Jakarta.

"Egg Cheese muffin juga" Anna menyenderkan kepalanya kesamping, bertumpu pada bahu mark. Jujur saja, Anna merasa kepalanya masih terasa sangat pusing, terlebih dia merasa tidak punya tenaga sama sekali saat ini.

"Ah sausage wrapnya juga"

"Sama eskrimnya seka-"

"Iya iya satu McDonald's deh di beliin" Mark memotong perkataan gadis itu.

Anna tertawa kecil mendengarnya "Mark, antar aku ke perpustakaan kota dulu boleh?"

Mark melirik heran pada Anna, sebelah alisnya sedikit terangkat. "Perpustakaan?"

"Iya"

Mark semakin heran karena jawaban singkat itu. "Ngapain?"

Mark sangat mengenal Anna, gadis itu bukanlah orang yang senang pergi ketempat seperti itu. Dan lagi untuk apa? Anna bahkan tidak suka membaca buku, membaca buku sebentar saja sudah membuatnya mengantuk.

"Berdamai dengan masalalu" ada kekehan kecil di akhir kalimatnya. Akhirnya Mark paham untuk apa Anna kesana, Mark tidak sebodoh itu sampai tidak mengerti maksudnya.

"Kamu sering datang kesana?"

Mendengar pertanyaan itu Anna mendongakan kepalanya untuk menatap Mark. Mata cowok itu masih menatap lurus ke depan. "Hanya setiap Minggu pagi"

Terdengar helaan nafas dari Mark, kemudian dia berkata "Jangan kesana lagi. Berhenti bertingkah kayak orang bodoh Anna"

Anna tidak menduga kalimat seperti itu akan keluar dari bibir Mark. Itu menohok hatinya, tapi juga membuat dirinya merasa sedikit lega. Lega karena Anna tau, Mark mengatakan itu karena peduli pada dirinya.

Anna mengangguk kecil. "Iya. Aku gak kesana lagi"

Mark sedikit kaget mendengar ucapan Anna, Mark tidak menduga Anna akan langsung menurut seperti ini. Gadis itu bahkan tidak marah atau terlihat tersinggung dengan yang Mark katakan sebelumnya. Dan itu terlihat seperti bukan Anna.

"Wow tumben banget kalem langsung nurut gini" Ujar Mark dengan nada mengejek.

Tapi gadis itu tidak menanggapi perkataannya. Anna malah kembali menyenderkan kepalanya pada lengan Mark. "Mark putar lagu kesukaan aku dong" katanya kemudian.

BLOOD [Park Jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang