31. Akhir kita?

2.8K 389 21
                                    

Aku katakan padamu, kalau tidak ada yang abadi di dunia ini.

Lalu kamu bertanya, apa aku masih mencintaimu meski ribuan tahun telah berlalu?

Aku tidak menjawab, karena tanpa mendengarku pun kamu tau jawabannya.

Kemudian, tanyamu setelahnya membungkamku sampai mati. "Kalau benar tidak ada yang abadi, lalu kenapa cintamu tidak pernah mati?"

-J

****

"Kalau kamu datang hanya untuk kemudian pergi, seharusnya jangan datang." Aku ingat itu yang aku katakan malam itu, saat kita berdiri berhadapan di guyur hujan deras bulan desember.

"Anna-"

"Kamu boleh pergi dengan satu syarat."

"Jangan pernah kembali."

"Apapun yang terjadi, jangan pernah kembali lagi."

"Meskipun itu di kehidupanku yang selanjutnya."

Kedua mataku terasa perih, sesak itu datang lagi. Aku tidak pernah menduga kalau seseorang akan datang ke hidupku membawa begitu banyak duka dan air mata. Aku tidak ingat bagaimana aku di kehidupanku yang lalu sebagai seorang Victoria Lee, tapi kenapa dukanya seolah sampai begitu saja padaku?

Seakan kerinduannya ikut menjadi kerinduanku. Seakan takutnya juga menjadi ketakutanku.

Victoria, apa kamu setakut itu kehilangan Jisung sampai rela mati untuknya?

"Anna, sekarang kamu tau siapa aku" Alice menatapku lama, lalu perlahan sebuah senyum tertarik dengan sempurna. "Sekarang kamu tau, kalau sebenarnya aku sudah menemukanmu."

"Tapi sepertinya kamu sendiri pun memang menunggu untuk di temukan. Oleh Jisung, oleh semua memori yang memudar dalam ingatanmu."

Aku tersenyum pahit, merasakan dingin mulai merambati telapak tanganku. "Aku gak ingin di temukan hanya untuk kembali di tinggalkan Alice."

Melihat kerut samar di dahinya aku kembali melanjutkan dan menceritakan bagaimana kemarin malam saat aku dan Jisung berakhir. "Jisung bilang, aku dan dia seharusnya gak berusaha saling menemukan sejak awal."

"Yang terjadi adalah dia pergi, Lalu menghilang."

"Gak peduli bagaimana aku menangisinya hingga rasanya sulit bernapas -dia seakan menutup telinga. Dia tetap gak berbalik buat kembali."

"Seharusnya dia gak perlu datang.. seharusnya jangan sampai membuatku jatuh terlalu dalam.. karena sekarang, rasanya aku sudah tenggelam di dasar paling dalam."

"Anna-"

"Semuanya jauh terasa lebih baik ketika aku belum tau apa-apa soal masalaluku. Saat Jisung belum datang."

"Tapi untuk menyesal pun rasanya percuma kan?"

"Waktu gak akan pernah berbaik hati dengan kembali bergerak mundur. Semuanya sudah terjadi, dia udah memutuskan pergi. Tapi aku masih disini, bersama ribuan ingatan yang gak bisa di hapus."

BLOOD [Park Jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang