6. Kopi Kapal Api

8.5K 359 3
                                    

Setelah kejadian kemarin, Rayya diputuskan pacarnya, ia juga harus mendengar pengakuan kedua sahabatnya yang tidak suci lagi. Ia pun terus kepikiran. Bagaimana mungkin kedua sahabatnya itu bisa hilang kendali. Bahkan mereka memamerkan kemesraan dan menceritakan sebuah kisah bercinta dengan pacar. Sungguh memalukan bagi Rayya.

"Hei, Rayya," panggil seorang pria. Dan Rayya menatap ke depan lalu melambaikan tangan dan tersenyum.

"Yoga, Bagas. Mana Teddy?" Rayya menunjuk dengan jari telunjuknya.

"Sudah kuduga. Lo pasti nyari cowok kuper itu," ucap Bagas disertai anggukan Yoga.

Rayya hanya terkekeh, "Emangnya dimana dia? Kok gak ngikut kalian? Apa dia gak ada jam?" tanyanya bertubi-tubi

"Ada kok. Dia lagi di kelas musik," sahut Yoga. Rayya pun tersenyum penuh kegirangan.

"Yaudah gue nyusul dia ya. Bye!"
Lalu berlari dan kedua teman Teddy itu hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Sesampainya di ruang musik, Rayya mengetuk perlahan. Tak ada sahutan. Yang ia dengar hanyalah suara dentingan piano dari dalam.
Saat menekan handle pintu, ternyata tidak dikunci. Rayya pun masuk begitu saja. Ia tercengang mendapati Teddy sedang bernyanyi dan bermain piano. Suaranya sangat merdu.
Hingga tatapannya berbinar-binar.

Saat dentingan terakhir, Teddy menyadari bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikanya.
Ia berbalik dan tepat menangkap Rayya tengah tersenyum lembut disana. Teddy hampir saja terlena oleh senyuman gadis itu.

"Ngapain lo?!" ketusnya pada Rayya. Gadis itu kemudian berjalan mendekati Teddy.

"Bagus suara lo," dengan girang, Rayya memberikan tepukan tangan.

Teddy mendengus lalu beranjak dari duduknya.

"Ah elah... mau kemana? Pan gue baru aja dateng."

"Bukan urusan lo!"

Rayya cemberut melihat Teddy berjalan keluar. Ia pun bersikeras mengikuti Teddy.

"Btw, lo nanti malam ada acara gak?" tanyanya pada Teddy.

Teddy sedikit melirik dan mengangkat alisnya, "Penting ya bagi lo tau jadwal gue?"

"Penting dong. Kan gue mau ngajak lo jalan."

Teddy mengernyit. Bukankah selama ini seorang pria yang terlebih dulu mengajak jalan wanita? Dan sekarang Teddy harus bertemu wanita dari entah dari planet mana, yang mengganggu hidupnya lalu mengajaknya jalan? Baikkah nasib yang ia terima sekarang?

"Mau ya ya ya ... plis ..."
Rayya memohon dengan kedua tangannya di hadapan Teddy.

Teddy berhenti ketika Rayya menghalangi jalannya, "Minggir! Lo ngalangin jalan gue."

"Teddy, pliss," tetap memohon,
"Lo kan udah tau rumah gue, tinggal jemput gue susah amat."

Teddy hanya mengernyit bingung. Lalu mendengus, "Emang lo siapa gue?"
Kemudian melengos berjalan menerabas Rayya. Sedangkan Rayya melongo atas ucapan Teddy yang menohok.

Huftt ... Teddy adalah sebuah tantangan untuk Rayya.

Dasar brondong!

Bagi Rayya, Teddy adalah Brondong paling menggemaskan untuknya.

Teddy berjalan ke arah kantin menyusul kedua temannya.

"Wihh, abis kencan nih ceritanya," celetuk Yoga.

Bagas menyahut, "Udah cipika cipiki, belom?" Lalu terkekeh.
Candaan kawan-kawannya itu sangat menggangu Teddy.

Dan Rayya senang-senang saja. Ia hanya terkekeh sembari ikut menimbrung dengan para brondong ini.

Brondong Jaim (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang