Rayya terkejut mendapati pemandangan bahwa Teddy sedang memeluknya saat ini. Namun disisi lain, ia merasa nyaman. Tapi tak seharusnya ini terjadi. Ia takut jika benar-benar terjebak oleh perasaan cinta.
"Ngapain ngeliatin gue kek gitu?" ucap Teddy masih dengan mata terpejam.
Rayya sontak terbelalak karena tercyduk menatap Teddy dengan intens, "Sejak kapan lo pindah ke ranjang? Lo nggak ngapa-ngapain gue, 'kan?" tanya Rayya was-was.
Teddy malas mendengus sambil menyunggingkan senyum, "Kalo gue ngapa-ngapain lo juga pasti gue nikahin lo."
Rayya menatap polos, "Lo nakal juga, ya?"
"Tapi gue nggak ngapa-ngapain lo, bodoh!" ketusnya lalu duduk di tepi ranjang.
"Kok duduk? Sini peluk lagi."
"Ogah!" Teddy baru sadar, sedari tadi malam ia nyaman memeluk Rayya ke dalam dekapannya. Sialnya, bisikan setan terus saja menghasutnya. Untung, imannya masih kuat.
Teddy pun pergi ke kamar mandi. Sedangkan Rayya tersenyum lembut. Entah sejak kapan rasa ini muncul, yang jelas ini sangat menggelitikkan.
Usai itu, Teddy pamit untuk menunggu Rayya di ruang tamu. Was-was saja agar tak terjadi apa-apa diantara mereka di dalam kamar.
Namun setan-setan terus saja menghasutnya.
Cium Rayya. Peluk Rayya. Bawa gadis itu dalam imajinasi liarnya.
"Setan!" tepis Teddy pada pikirannya yang baru saja keluar kamar.
Rayya yang mendengar langsung membuka pintu kamar, "Kenapa? Ada setan? Lo bisa lihat setan?" tanya Rayya bertubi-tubi.
Teddy terkekeh, "Nggak kok. Setannya tuh," tunjuk Teddy dengan dagu ke arah Rayya.
"Ye... Awas lo ya!" pekik Rayya lalu tersenyum dan menutup pintu. Jantungnya tengah berdegup kencang.
♡♡♡
Teddy mencium aroma sabun yang sangat wangi khas wanita yang pandai merawat tubuh.
"Lo abis mandi? Mau kemana?"
Rayya tersenyum,
"Ke rumah sakit. Kan gue udah bilang, kalo gue mau nyelidikin soal Yuli."Teddy mendengus,
"Gue ikut."Rayya mulai tersenyum jahil,
"Tumben lo mau ikut gue, biasanya males," ledek Rayya membuat Teddy mengedikkan bahu."Semalem kenapa lo tidur diranjang gue?" tanya Rayya penasaran.
"Lah, bukannya lo nyuruh gue nemenin lo tidur. Lo nggak ada bilang kalo lo nyuruh gue tidur di sofa."
"Iya tapi kan gue nggak nyuruh lo tidur seranjang sama gue. Seharusnya lo ngerti lah."
Teddy mendecal kesal,
"Terserah gue lah mau tidur dimana."
Lalu berjalan keluar rumah.Dibalik punggung Teddy, Rayya tengah senyam-senyum kegirangan.
♡♡♡
"Mau sarapan apa?" tanya Teddy pada Rayya yang sibuk dengan ponselnya.
Rayya tak menoleh hanya tetap fokus pada ponselnya,
"Bubur ayam aja."Teddy mengernyit. Ingin rasanya ia tau apa yang sedang Rayya lakukan pada ponselnya itu. Tapi apalah daya, dia tetap membesarkan egonya.
Saat sampai di tempat, Rayya memasukkan ponselnya dan menatap Teddy. Namun Teddy malah melengos dan keluar. Sialan. Padahal Rayya ingin menjahili Teddy. Rayya pun keluar dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Jaim (COMPLETED)
Romance'Rayya' gadis dewasa pecinta brondong muda. Mahasisiwi semester akhir yang bakalan tua di kampus karna gak lulus-lulus. Bingung dengan pendidikannya yang gak jelas dan memilih untuk dinikahi saja. Masalah percintaan yang membuatnya hampir gila ditam...