Tepat malam ini, di tanggal dua puluh September ini, Rayya menyiapkan diri dengan berdandan bak puteri kerajaan yang siap dilamar oleh seorang pangeran. Rayya berjalan dengan raut wajah tegang. Jantungnya berdebar tak karuan. Bahkan saat ini, ia merasa ingin segera melihat Teddy.
"Ya Allah.. kamu cantik banget, Rayya," puji Tante Tia seraya tersenyum pada Rayya.
Rayya pun tersenyum anggun dan duduk tepat di hadapan Teddy. Sungguh pemandangan yang menakjubkan! Teddy ternyata tidak menolak pertunangan ini. Bahkan sekarang Teddy terlihat menawan dengan balutan kemeja fanel lurik berwarna ke-abu-abuan itu.
Rayya tersenyum pada Teddy meskipun pria itu sedang mengacuhkannya."Baiklah, apa bisa kita mulai sekarang, Nak Teddy?" suara Arta membuyarkan lamunan Teddy. Sungguh ini hal yang sangat ingin Teddy tolak. Tapi di sisi lain juga, Teddy butuh Rayya. Ah entahlah ... Semua ini seolah menahan akal sehat Teddy.
"Bisa pak."
Lalu berjalan kearah Rayua dan gadis itu langsung berdiri menunggu Teddy memasangkan cincin dijemarinya. Untuk sebuah pertanda bahwa pria itu miliknya dan Rayya milik Teddy."Tolong abadikan momen ini, Galih," perintah Arta. Kemudian Galih siap merekam.
Sedangkan Tante Tia sangat senang mengambil gambar. Namun ada lagi yang tak menyukai pertunangan ini selain Diningrat, yaitu Fatir adik Teddy. Pria kecil itu hanya memasang headset di telinga dan fokus bermain mobile legend.
Dan sukses! Teddy dengan santai memasangkan cincin kejemari Rayya. Rayya juga memasangkan cincin di jemari Teddy. Sungguh kebahagiaan yang tak tergambarkan. Tapi sungguh! Hal ini kurang lengkap karena keluarga ibu Rayya tidak ada yang mau datang karena yang menjodohkan adalah Arta. Untung saja pelakor itu tidak ada, jadi Rayya sedikit lega. Karena jika mereka ada, sudah pasti sepulang ini ia akan mengerjai pelakor itu habis-habisan.
"Terimakasih, Teddy," ucap Rayya dengan tersenyum. Teddy hanya berekspresi datar. Tampak tak senang dengan pertunangan ini. Tapi tak apa, Rayya yang senang. Belum juga merasa menang, Rayya masih berada ditahap awal.
Teddy pun duduk di sebelah Rayya tanpa melihat gadis itu sedikitpun.
"Oke, baiklah. Sekarang Teddy resmi menjadi calon keluarga Artajaya. Saya harap, Nak Teddy mampu menjaga amanah ini. Dan jadilah pria yang selalu menjaga perempuanmu," ucap Galih selaku juru bicara.
"Uhh.. selamat ya sayang," ucap Tante Tia pada Rayya, lalu memeluk Rayya seperti anaknya sendiri.
Semua memberi selamat keduanya.
Tanpa terkecuali semua sahabat Rayya dan Teddy. Mereka hadir dan sengaja diundang untuk menjadi saksi sebuah pertunangan ini."Selamat ya Ray, gue gak nyangka. Ternyata lo anak bapak kampus kita," ucap Yoga dengan rasa bangga.
"Selamat juga Ray, gue yakin Teddy bakalan jadi pria paling beruntung dapetin lo," ucap Bagas kali ini. Teddy yang mendengar pun mendelik ke arah Bagas.
Sedangkan Gea dan Mona menangis tersedu-sedu.
"Eh lorang ngapain nangis sih?"
Keduanya memeluk Rayya dengan erat.
"Lo kek taik emang Ray, gue kira gue duluan yang bakal dinikahin sama cowok gue. Ternyata lo bakal ngeduluin," ucap Gea. Rayya terkekeh."Lo juga peak Ray! Lo kan wisudanya akhiran tapi malah tunangannya duluan dari gue!" Mona masih dengan sesegukan.
"Udah, kalian kan seharusnya seneng kalo gue bentar lagi nikah," ucap Rayya dengan segala aktingnya. Rayya juga tahu kedua sahabatnya ini membantunya berakting di depan semua orang. Memang sahabat yang bisa diandalkan.
Mereka pun kembali menyantap hidangan spesial yang disuguhkan kafe green hill milik keluarga Diningrat ini.
"Gue yakin, lo pasti berhasil," bisik Gea, dibalas senyuman sinis dari Rayya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Jaim (COMPLETED)
Romance'Rayya' gadis dewasa pecinta brondong muda. Mahasisiwi semester akhir yang bakalan tua di kampus karna gak lulus-lulus. Bingung dengan pendidikannya yang gak jelas dan memilih untuk dinikahi saja. Masalah percintaan yang membuatnya hampir gila ditam...