Suara dering telepon mengganggu kenyenyakannya saat tidur. Hari ini adalah hari minggu, saat dimana ia harus bangun siang dan bermalas-malasan. Harusnya ia mematikan ponselnya, namun sayangnya si penelpon sangat cepat mengganggunya.
"Ada apa?" ucap Rayya saat mengangkat telpon.
"Kamu dimana, honey?"
Rayya melihat nama sipenelpon. Dan ternyata Lucas. Pacar yang sedikit pelit sekaligus medit tapi perhatiannya selangit dan juga cowok sibuk yang hobinya ngajakin ketemuan. Tapi ia juga brondong kesayangan. Yang umurnya beda tiga tahun di bawahnya. Yang tak lain adalah mahasiswa sekaligus bos muda yang menaungi pabrik elektronik.
"Di rumah."
"Udah sarapan?"
"Belom."
"Aku kesana ya anter sarapan?"
Rayya terbelalak.
"Jangan.""Kenapa? Lagian aku udah kangen sama kamu."
Padahal baru tiga hari yang lalu mereka bertemu di kafe."Em, gue mau keluar ada janji sama temen-temen."
Rayya melirik arlojinya ternyata sudah jam sepuluh."Yaelah, padahal mau kesana."
"Gausah. Kesininya kapan-kapan aja. Oiya, lo transfer kek ke rekening gue."
"Buat apa?"
"Bayar kuliah. Lima juta ya. Gue tunggu sekarang."
Sambungan secara cepat ia matikan. Lalu selanjutnya penelpon kedua.
"Kamu kemana sih, sayang? Daritadi nomor sibuk mulu."
Rayya menghela napas bosan. Geral sipenelpon kedua.
"Tadi temen nelpon."
"Siapa? Cewek apa cowok?!"
Sontak Rayya menjauhkan ponselnya ketika Geral mengomelinya. Seperti ini, dia tidak boleh kontekan dengan pria selain Geral, tidak boleh bertemu dengan pria lain selain Geral, dan tidak boleh pulang larut, tidak boleh telat makan, tidak boleh membalas lambat chatnya, dan juga tidak boleh lambat mengangkat teleponnya.
Geral sendiri merupakan pacar yang umurnya beda jauh. Geral masih anak yang baru lulus SMA tahun 2018. Yang sudah punya penghasilan sendiri dari pekerjaannya di sebuah PT dan rajin memberikan uang jajan. Dengan begitu, transferan kerekening Rayya aman terkendali, ketika sering dikirimi uang oleh para pacarnya saat Rayya menuruti kemauan pria-pria itu.
"Gue tadi telponan sama Gea. Udah ya, gue ada urusan sama Gea dan Mona."
"Oh.. Padahal aku mau transfer duit, soalnya abis gajian."
Sontak senyumnya langsung mengembang.
"Oh, yaudah geh kirim aja. Kebetulan gue lagi butuh duit buat biaya sewa rumah." alibinya. Padahal rumah yang ia tempati adalah rumahnya dan juga orangtua. Namun kini tinggallah ia seorang diri berhubung ia anak tunggal dari pasangan Maya dan Artajaya.
Ibunya memilih tinggal bersama neneknya di Depok. Sedangkan Ayahnya, sulit untuk dijelaskan."Mau berapa?"
"Lima juta aja nggak usah banyak-banyak."
"Itu banyak, sayang. Gaji aku aja cuma segitu."
"Ah elah, bawel amat orang tinggal kirim doang."
"Tapi ada syaratnya."
Rayya menghela napas gusar.
"Apa? Cepet ngomong.""Hape kamu aku bawa."
Dengan begitu Rayya langsung mematikan sambungan. Ntah apa yang ada dipikiran lelaki itu. Selalu saja over protect dengan Rayya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Jaim (COMPLETED)
Romansa'Rayya' gadis dewasa pecinta brondong muda. Mahasisiwi semester akhir yang bakalan tua di kampus karna gak lulus-lulus. Bingung dengan pendidikannya yang gak jelas dan memilih untuk dinikahi saja. Masalah percintaan yang membuatnya hampir gila ditam...