4. Teddy Bear

10.4K 412 1
                                    

"Yaampun.. gue mimpi kali ya?" gumam Rayya pada dirinya sendiri. Ia mengira bahwa dirinya sedang bermimpi bertemu Teddy. Dan ia memilih untuk tidak terbangun jika mimpinya adalah Teddy. Dan Rayya, tertidur lagi.

Teddy memarkirkan mobilnya di garasi. Ia yakin orang rumahnya sudah tertidur. Bahkan Teddy tak tau harus membawa wanita mabuk ini kemana hingga ia memutuskan untuk membawa gadis ini ke rumahnya.

Pelan-pelan, Teddy membopong wanita yang tak ia kenali ini. Entah dari planet mana wanita ini bisa datang. Pasalnya, kelakuan gadis ini membuatnya sangat geram. Ia pun mendengus lalu menghempaskan Rayya ke springbed.
Rayya menggeliat dan memeluk bantal guling di sampingnya.

Sekilas Teddy mengamati Rayya secara intens, hingga ia pun sedikit kagum dengan aura kecantikan yang gadis ini miliki. Dengan cepat, ia menepis pikiran gilanya. Teddy memutuskan untuk membersihkan badan lalu meminta Bi Arum mengganti pakaian Rayya. Ia hanya akan sedikit menyogok pembantu rumahnya untuk tidak memberitahu hal ini ke orangtuanya.

"Aman 'kan, Bi?" tanya Teddy saat Bi Arum selesai mengganti pakaian Rayya dengan daster milik Bi Arum.

Bi Arum mengangkat kedua ibu jarinya dan menyengir lebar.

"Makasih, Bi," ucap Teddy lalu memasuki kamar. Sungguh ini merupakan neraka bagi Teddy. Pasalnya ia harus menyembunyikan Rayya di kamarnya untuk semalam. Jika orangtuanya tau, kelarlah hidupnya. Bahkan selama ini seorang Teddy tak pernah membawa wanita kerumah, kecuali wanita itu memang gatal memohon untuk belajar bersama dengannya di rumahnya.

Teddy menguap. Merasa kantuk menghinggapinya dan ia pun menidurkan badannya ke sofa panjang di kamarnya. Hingga ia benar-benar terlelap.

♡♡♡

"Huaaammm..."
Rayya menguap dan menggeliat diatas ranjang. Ia pun membuka mata perlahan karena sinar mentari menyeruak masuk ke dalam kamar. Ia berpikir sejenak. Sejak kapan ranjangnya berubah menghadap Timur? Ia mengusap matanya dengan gusar.

Tok tok tok.

"Teddy... bangun nak, sudah siang," panggil seorang wanita membuat Rayya menoleh ke arah pintu. Tak lama seorang pria keluar dari kamar mandi. Dan keduanya terkejut. Mata mereka saling bertemu dan Teddy mengalihkan pandangan ke pintu ketika Mamanya terus memanggilinya.

Ia pun berlari ke arah Rayya, "Nyumput cepet! Di samping ranjang sebelah sana. Cepetan!"

Rayya masih bingung dan belum bisa mencerna. Namun ia langsung bersembunyi di samping ranjang. Ini mungkin hanya mimpi bagi Rayya. Dan gadis itu mencubit tangannya ternyata ia tidak mimpi. Ia bisa merasakan sakit.

"Jangan berisik! Jangan ngomong satu patah kata sekalipun!"

Lalu membuka pintu.

"Apa ma?" tanya Teddy pada Mamanya.

"Kok lama bukain pintunya?"

"Teddy abis mandi."

"Yaudah yuk ke bawah. Kita sarapan sama-sama. Papah udah nunggu daritadi."

"Iya nanti Teddy nyusul."

"Yaudah, jangan lama-lama, oke? Mama juga mau arisan, berangkat pagi."

"Oke, Ma."
Sambil memperagakan dengan jari tand ok.

Teddy pun kembali menutup pintunya dan bernapas lega. Syukur mamanya tidak curiga. Ia mengalihkan pandangan ke arah samping ranjang.
Berharap gadis itu masih bernapas.

Brondong Jaim (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang