Teddy melangkahkan kaki dengan sedikit cepat menuju mobilnya. Kali ini ia akan memastikan Rayya, apakah wanita itu baik-baik saja setelah kejadian beberapa hari lalu di usir ibunya. Bahkan Teddy sempat tak bertemu Rayya akhir-akhir ini karena pekerjaannya yang menumpuk ditambah ia harus mengurus Kafe besar itu sendirian tanpa bantuan ayahnya.
"Kau mau pergi kerumah Rayya?" tanya Tia yang sedang menyirami bunga.
"Iya, Mah."
Lalu masuk ke dalam mobil."Bawalah dia kemari!" teriak Tia ketika Teddy melajukan mobilnya.
Teddy mendengar teriakan ibunya, dan melirik dari spion mobilnya. Ia pun tersenyum hangat dan melajukan kendaraannya dengan cepat.
Tiiiinn.
Sesampainya di rumah Rayya, Teddy mengklakson berkali-kali. Bahkan ia turun untuk membuka gerbang. Namun ternyata digembok.
Kemana perginya gadis sialan itu?! Teddy hampir saja kesal. Masih saja Rayya membuatnya kesal."Hai, Ted," sapa Rayya dengan memeperlihatkan deretan giginya.
Teddy yang terkejut pun sontak memandangi Rayya dari atas hingga bawah. Teddy melihat Rayya membawa sebuah belanjaan.
Pria itupun mengernyit,
"Gue tau lo bakal dateng. Jadi gue belanja."
Lalu menyengir, dan memperlihatkan belanjaannya."Tapi kenapa pake digembok segala sih?!"
ketus Teddy.Rayya hanya terkekeh dan membuka gerbang,
"Itu agar mempermudahkanku yang sedang belanja untuk melihatmu dari kejauhan," ucap Rayya lalu berjalan masuk ke dalam rumah."Mamahku mengundangmu untuk main ke rumah."
Rayya sontak berbalik,
"Benarkah?!" tanyanya antusias."Hmm."
"Huff.. kenapa baru bilang sekarang. Kalau begitu kan gue gak susah payah belanja di tukang sayur. Mana si ibu-ibu komplek ini cerewet banget," keluh Rayya.
"Gue gak peduli. Sekarang lo siap-siap terus kita pergi kerumah gue."
Lalu beranjak dari duduknya dan mengambil air minum.Rayya menatap rahang kokoh milik Teddy yang membuatnya meneguk salivanya susah payah. Bahkan saat sedang minum pria itu cukup mempesona sekali.
"Ngapain lo ngeliatin gue?"
"Eh, iya. Hehe. Yaudah gue ganti baju dulu."
Lalu berlari menuju kamar.♡♡♡
"Hai, Tante Tia," sapa Rayya, lalu memeluk Mamanya Teddy.
"Ck! Nak Rayya, kamu itu sudah saya anggap anak sendiri loh. Jadi panggil 'Mamah', dong," pinta Tia pada Rayya. Gadis itu pun tersenyum malu dan mengangguk mengiyakan.
"Yasudah, masuk yuk," ajak Tia dan Rayya mengikuti di belakang. Sedangkan Teddy meletakkan oleh-oleh dari Rayya di meja makan.
"Wah, kalian bawa apa?" tanya bi Arum dan kemudian menatap Rayya dengan intens.
"Loh, dia bukannya Mbak yang waktu itu tid---" sontak Teddy membungkam mulut Bi Arum yang hampir keceplosan.
Mamahnya Teddy pun berbalik ke arah Bi Arum dan juga Teddy.
"Kenapa Bi?" tanya Tante Tia yang penasaran."Ah nggak Nyonya, saya cuma salah ngira aja."
"Ngira apaan?"
Ternyata Mamahnya Teddy masih penasaran."Itu, Nona yang sekarang jadi calonnya Den Teddy mirip model papan atas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Jaim (COMPLETED)
Romance'Rayya' gadis dewasa pecinta brondong muda. Mahasisiwi semester akhir yang bakalan tua di kampus karna gak lulus-lulus. Bingung dengan pendidikannya yang gak jelas dan memilih untuk dinikahi saja. Masalah percintaan yang membuatnya hampir gila ditam...