Part 12

2.8K 116 0
                                    

Sampainya dirumah wira alifia tetap diam hanya saja waktu ada orang tua wira alifia tersenyum, mungkin alifia ada masalah mangkannya dia diam, mungkin nanti wira akan bicara dengan alifia.

Tok tok tok

"Mas wira udah selesai mandinya?" tanya seorang perempuan yang sangat spesial bagi wira yah dia alifia.

"Udah dek, buka aja"

Ceklek

Alifia berdiri didepan pintu.

"Mas ayo kebawah mas makan dulu" ucap alifia dengan datar.

"Iya ini mau kebawah, dek kamu kok diam aja sih dari tadi mas ada salah sama kamu, kalau memang mas ada salah apa? Bilang aja kamu jangan diem aja dek mas juga bingung, mas bukan cenayang yang tau apa isi hati adek dan pikiran adek" ucap wira panjang lebar.

"Mass sebenarnya tadi itu.. ." ucapan alifia belum selesai datang rina kekamar wira untuk menyusul keduanya.

"Lif kamu disuruh nyusul mas wira sama tante malah berdua an" ucap rina sewot.

Alifia yang dibilang seperti itu langsung keluar tanpa memperdulikan wira.

Alifia keluar dari kamar wira dan langsung menuju ruang keluarga untuk mengambil tas dan juga dia ingin berpamitan kepada orang tua wira.

Saat akan berpamitan alifia bertemu dengan bapak wira.

"Pak alifia pamit pulang dulu ya assalamu'alaikum dan salam buat ibu maaf alif belum sempat pamit" pamit alifia langsung mencium tangan bapak wira.

"Lohh nduk ayu maem disek bareng-bareng, engkok cek diterno karo wira"

"Gak usa pak, alifia nanti pesen gojek aja kalau gak gitu dijemput, alifia pamit pak"

Alifia langsung bergegas keluar dari rumah alifia.

***

Dilain tempat wira yang melihat alifia langsung keluar kamar tanpa ngomong membuat wira yakin pasti ada apa-apa dengan mbak rina apalagi omongan mbak rina yang judes ke alifia.

"Maaf ya mbak sebelumnya, mbak bisa gak ngomong dengan alifia yang lembut dia tadi udah nyuruh saya keluar tapi ada yang ingin saya sampaikan sama alifia" ucap wira didepan pintu.

Rina yang mendengar ucapan wira langsung diam mematung.

Wira langsung berjalan melewati rina dan mengejar tapi dilihatnya tidak ada didepan tidak ada apa didapur, saat didapur wira bertemu dengan bapak dan ibunya wira langsung diintrogasi.

"Le kamu tukaran karo alifia?" tanya bapak.

"Mboten pak"

"Trus opo o kok alifia langsung pamit?"

"Wira gak tau pak"

"Mau ibu ngongkon alifia nyeluk wira pak trus kok gak mbalek-mbalek kan ibuk wedi lek onk opo-opo wira kan hurung sah, terus ibuk ngongkon rina eh gak mbalek-mbalek pisan terus bapak ngomong lek alifia pamit kan ibu yo bingung gak biasane lo arek iku kayak ngunu"

"Wira yo bingung kok bu, mulai wira susul ndek sekolah sampek rumah yo gitu tok i, nanti wira cobak kerumahnya"

"Iyo wes le"

Untung saat berbicara tentang alifia hanya ada keluarganya. Rina datang dari atas.

"Ayo nduk makan dulu" ucap ibu saat melihat rina.

"Enggeh bu"

Dimeja makan hanya ada 4 kursi otomatis rina duduk didekat wira.

Sedari tadi makan rina selalu cari perhatian terhadap wira atau pun orang tuanya tapi wira hanya diam saja karna dia masih memikirkan alifia. Seperti sekarang rina tengah mendekati ibunya tapi tanggapan ibu wira seperti biasa saja.

My future Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang