Part 23

3.3K 124 0
                                    


Setelah kejadian semalam wira dan alifia seperti pasangan pada umumnya pagi-pagi sekali wira sudah bangun terlebih dahulu karna dia akan lari pagi namun dia tidak sendiri dia meminta alifia yang menemaninya hanya saja alifia masih tidur mungkin kelelahan.

"Dek bangun habis sholat subuh itu jangan tidur gak baik" ucap wira.

Alifia tetap menutup matanya namun dia tetap bangun. Alifia duduk bersender dan menumpu kepalanya diguling yang dia pegang.

Wira mengusap puncuk kepala alifia yang tidak ditutup hijab.

"Ayo lari-lari setelah ini mas tugas dek" ucap wira.

Alifia langsung bangun dan masuk kamar mandi dia juga menganti bajunya dengan baju olahraga.

Wira sendiri masih menyetrika bajunya mungkin alifia lupa biarlah dia menyetrika bajunya sendiri.

Saat wira masuk kekamar dilihatnya alifia tengah mengikat tali sepatunya. Dikaki sebelahnya belum diikat dengan inisiatif wira dia menaruh bajunya disamping alifia dan dia berjongkok untuk membantu menali tali sepatu sebelah.

"Mas aku bisa sendiri" ucap alifia.

"Gak papa dek lagian mas jarang lo ada waktu seperti ini sama kamu"

"Hahaha iya, nanti kalau lari pelan-pelan aja" ucap alifia.

"Iya sayang, kamu sih kurang larinya mangkannya kalau suruh lari selalu bilang capek"

"Haha mas tau aja, udah ayo lari pagi" ajak alifia.

Keduanya keluar rumah dengan membawa 1 ponsel dan hanya membawa uang seperlunya saja karna keduanya tidak sarapan dirumah.  Karena bapak dan ibu wira tengah ke bandung untuk datang kenikahan saudaranya sedangkan wira datang saat h-2 karna saat itu dia tidak tugas.

Wira lari dengan cepat sampai alifia dia tinggal dibelakang. Alifia sendiri yang ditinggal oleh wira dia hanya ngedumel gak jelas sambil berjalan pelan-pelan entah kenapa alifia merasa kepalanya pusing jadi dia memutuskan untuk duduk dipingir jalan. Wira sendiri yang bari sadar bahwa istrinya masih dibelakang menunggunya namun sudah terlalu lama wira menunggu dia memutuskan untuk kembali wira lari dilihatnya dari jauh alifia tengah duduk ditrotoar jalan.

"Dek kok malah disini, mas tunggu lo ya"

"Capek mas" ucap alifia padahal kepalanya tengah pusing. Melihat wira aja sepertinya ada dua.

"Ya sudah istirahat disana aja"

Wira membantu alifia berdiri, saat berdiri pandangan alifia mulai hitam dan dia tidak sadarkan diri. Dengan sigap wira menggendong alifia mencari tempat yang teduh.

Sampai ditempat yang teduh wira langsung menelfon orang yang ada dirumah.

"Assalamu'alaikum pak min, tolong jemput saya di taman ya pak alifia pingsan" ucap wira.

"Waalaikumsalam iya mas wira"

Setelah mengatakan itu wira menutup telfonnya dan dia mencoba membangunkan alifia.

Usaha wira selalu gagal wira menoleh kekanan dan kekiri mencari mobil yang akan menjemputnya.

Dilihatnya mobil brio putih itu. Sampai didepan wira.

"Maaf ya mas lama" ucap pak min.

"Tidak apa-apa pak min, sudah ayo kita pulang"

"Ayo den, tapi mbak alif gak kenapa-kenapa kan den"

"Tidak pak mungkin alifia kelehahan saja" ucap wira padahal dalam hati dia merasa khawatir.

Setelah wira masuk kedalam mobil pak min menjalankan mobilnya. Sampai dirumah juga mbak winda kaget melihat alifia yang pingsan dalam gendongan wira.

My future Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang