Chap ~ 12

1.1K 236 96
                                    

Hyunjin tampak sangat bahagia, ia tidak berhenti tersenyum. Ia bahkan tidak marah pada Jaebum ketika Jaebum mengatakan akan pergi keluar kota untuk mengurus beberapa pekerjaan.

"Hati-hati Daddy, kalau tidak sibuk telepon aku ya."

Jaebum mengusak surai hitam Hyunjin yang mulai sedikit panjang. "Mark samchon akan menginap disini selama Daddy tidak ada."

"Oh? Bukannya Jinyoung hyung saja sudah cukup? Hari ini hyung mulai bekerja kan? Atau...Jinyoung hyung bertukar pikiran?"

Jaebum cuma senyum simpul. "Daddy tidak mungkin membiarkan anak kesayangan Daddy tinggal bersama orang asing. Samchon akan menemani kalian untuk beberapa hari ini." Hyunjin memgangguk paham.

Ia mengecup pipi Jaebum lalu berlari kecil, masuk ke dalam sekolah.

Melihat Hyunjin yang begitu bahagia hanya karena seseorang yang bernama Jinyoung itu, sungguh membuat Jaebum penasaran. Jaebum harap Jinyoung memang orang yang baik.

****
"Aku hanya membawa beberapa baju, jika tidak cukup, aku akan pulang dan mengambil lagi."

"Iya. Kalau ada apa-apa segera hubungin aku Ji."

Jinyoung memeluk Bambam sebentar. "Aku akan selalu mengabarimu. Hati-hati di rumah sendirian dan jangan lupa kunci pintu! Jangan pernah bawa lelaki ke rumah dan mengotori tempat tidurku!!"

"Iya - iya...cerewet! Sudah sana, Mark Ajushi sudah menunggumu."

"Semua orang kau panggil Ajushi."

"Dia lebih tua dariku dan tampangnya seperti Ajushi. Don't blame me." Kata Bambam acuh.

Jinyoung memukul pelan bahu Bambam dan tertawa. "Semoga dengan bekerja, kau cepat move on dari Ajushi tampan-mu."

"Jangan membahasnya lagi. Aku tidak ingin mengingatnya. Jika kau bertemu dengannya, tolong kembali kartu kreditnya. Dan katakan kau juga tidak tahu apa-apa tentangku."

"Ok."

****
Mark menyerahkan surat perjanjian pada Jinyoung. "Ini kontrak kerjamu, karena kau masih kuliah aku hanya membuat kontrak kerja untuk enam bulan. Jika kau masih mau lanjut, tinggal tambah kontrak. Kau tidak boleh mengundurkan diri, apapun alasannya. Gaji dan hari liburmu juga tertulis disana."

Jinyoung membaca setiap kata di surat itu, tanpa pikir panjang ia langsung menandatanganinnya. Kemudian Jinyoung memberikan kontrak itu kembali pada Mark.

"Senang bekerja sama denganmu, Jinyoung. Aku harap kau betah."

"Senang bekerja sama denganmu Mark-ssi."

"Kau bisa memanggilku hyung. Ayo masuk ke dalam, Hyunjin sudah menunggumu."

Mereka berdua berjalan masuk beriringan, baru sampai pintu Hyunjin sudah berlari keluar dan memeluk Jinyoung. "Jinyoung hyung."

Untung tubuh Jinyoung kokoh, jadi ia tidak terhuyung. Jinyoung mensejajarkan tubuhnya dengan Hyunjin, lalu membalas pelukan Hyunjin.

"Aku senang hyung disini. Ayo masuk hyung." Hyunjin menarik tangan Jinyoung masuk ke dalam rumah.

Ia mengajak Jinyoung ke kamar tamu yang terletak di dekat dapur. Soalnya di atas hanya ada dua kamar, satu kamar Hyunjin, satu kamar Jaebum. Dan kamar tamu di ruang tengah di pakai Mark untuk sementara waktu.

"Ini kamar hyung, aku dan samchon yang merapikan kamar ini untuk hyung."

"Dia terlalu bersemangat. Aku tidak pernah melihat Hyunjin begitu semangat dengan sesuatu." Kata Mark.

Jinyoung terharu dan merasa bahagia, ia tidak menyangka akan di sambut sebaik ini.

"Gomawo Hyunjin-ah."

Identity (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang