Chap ~ 32

1.2K 203 59
                                    

"Jadi kapan kau akan mulai bekerja di rumah ajushi galak itu?" tanya Bambam.

Youngjae berjalan masuk ke dalam kamar, kedua tanganya membawa popcorn dan soda. Ia naik ke atas ranjang, memberi popcorn ke Bambam yang sedang asik berbaring. Malam ini mereka bertiga sepakat untuk nonton film bersama di rumah Youngjae.

"Besok, sepulang dari kampus aku langsung ke rumah Jaebum hyung. Aku ga akan bawa barang banyak hanya beberapa helai baju."

"Jie, kau serius melakukan ini? Maksudku memaafkan ajushi galak itu dan tinggal bersamanya." tanya Youngjae memastikan.

Jinyoung berbaring dengan menjadikan kedua paha Youngjae sebagai bantal, ia mencomot popcorn yang di pegang Bambam lalu memakannya. "Ya." jawabnya singkat.

"Jika itu keputusanmu, aku dan Youngjae hanya bisa mendukungmu. Semoga saja si ajushi galak itu tidak mencari masalah lagi."

"Kalau dia menyakitimu lagi, aku yang akan menghajarnya. Bila perlu aku suruh Brian hyung memberinya pelajaran." kata Youngjae

Jinyoung terkikih, ia menepuk-nepuk pelan paha Youngjae yang ia tiduri. "Oh my sunshine so sweet. Ngomong-ngomong bagaimana ceritanya kau bisa pacaran dengan Brian hyung?"

Bambam memukul pelan lengan Youngjae. "Benar kau belum cerita soal kau dan Mr Brian Kang, guru killer kita saat senior high school dulu."

"Ih Brian hyung itu gak killer tahu, dia itu soft ball banget, romantis, so sweet, dan bisa bikin aku meleleh."

"Memangnya kau es sampai  meleleh." cibir Bambam yang langsung disambut tawa oleh Jinyoung.

"Sirik aja sih! Kau saat dilamar Yugyeom juga heboh, pakai acara nelpon dan bilang" Youngjae meletakan tanganya ke telinga seolah sedang menelepon, kemudian ia meniru cara bicara Bambam. " Youngjae-ah, rasanya aku tidak bisa bernafas--apakah aku akan mati? Omg! kakiku rasanya lemas sekali."

"Memangnya kau kenapa?" Youngjae menggunakan gaya bicaranya sendiri.

Bambam memukuli Youngjae, ia mengambil popcorn lalu menjejeli mulut sahabatnya itu. Jinyoung tertawa terbahak-bahak melihat kelakukan kedua temennya.

"HHmp--Aku dilamar Yugyeom--ootokhaji?" sambung Youngjae dengan mulut yang terjejali popcorn.

"Diam! Diam! tidak perlu mengeksposku!" ujar Bambam sebal.

"Sudah jangan mengalihkan pembicaraan Choi Youngjae. Bagaimana kau berakhir dengan mantan guru kita?"

Youngjae berdecak, ia mengambil bantal lalu memeluknya. "Ternyata Brian hyung itu anak teman Eomma, lalu Eomma terus mendesak agar aku mau dikenalkan karena menurutnya laki-laki itu sangat baik dan bla-bla bla...ya emang bener sih. Karena bosan mendengar Eomma yang tersu mengoceh maka aku setuju. Tidak menyangkan dia Kang Sensei, aku saja kaget saat pertama kali bertemu. Beberapa kali bertemu dan kencan lalu tiga hari lalu aku di tembak mati."

"Lalu kenapa masih hidup?" tanya Jinyoung sakras.

"Yang mati adalah jiwaku, terpana oleh panah asmaranya Brian hyung."

"Lebay." kata Bambam

"Alay." kata Jinyoung. Lalu mereka berdua mengambil bantal memukul Youngjae, terjadilah perang bantal.

***
Hyunjin sangat senang melihat Jinyoung berada di rumahnya saat ini. Sejak kedatangan Jinyoung, anak lelaki itu terus menempel.

"Untuk merayakan kembalinya Jinyoung hyung ke rumah, bagaimana kalau kita makan malam di luar?"

Hyunjin menggeleng pelan, ia duduk di pangkuan Jinyoung, tanganya merangkul leher Jinyoung. "Aku mau makan masakan Jinyoung hyung, Daddy. Tadi hyung janji akan masak salad macaroni cheese. Iya kan hyung?"

Identity (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang