Chap ~ 35 End

2.1K 210 81
                                    

"Kebahagiaanmu adalah kebahagianku, senyummu yang membuatku ikut tersenyum. Keberadaanmu melengkapi kehidupanku. Park Jinyoung, kau segalanya bagiku dan Hyunjin. Terima kasih telah datang dalam kehidupan kami dan mengisi kehidupan kelam kami dengan kebahagiaan. Aku menyayangimu sayang." Jaebum mengecup kening Jinyoung, ia membetulkan selimut lalu membiarkan kekasih manisnya itu terlelap.

****
"Kenapa kau datang bersamanya, Baby?"

Mark tersenyum geli mendengar nada suara sebal Jackson, wajahnya tampak menunjukan kecemburuan. Ia segera menyelipkan tanganya ke pinggang Jackson, memeluk lelakinya dari samping dan tidak lupa mendaratkan sebuah kecupan ringan di pipinya.

"Jaebum ingin meminta bantuan kita, Daddy."

"W-hat Daddy? Aku pikir Jackson-ssi kekasihmu lalu kenapa menjadi daddy mu, Mark?"

Mark ingin melayangkan pukulan pada Jaebum. Sahabatnya itu jika berbicara memang tidak pernah menggunakan otak besar.

"Excuse me?!" Kata Jackson penuh penekanan.

Jaebum tertawa kecil. "Maaf, maaf. Aku bercanda. Tetapi panggilan Daddy agak berlebihan. Seperti Hyunjin yang menanggilku daddy."

"Kau hanya sirik. Coba jika Jinyoung menanggilmu daddy, kau pasti senang dan— horny."

"Mark Tuan!"

"Apa?!"

Pertengkaran antar sahabat. Jackson mengusak rambut Mark, melihat interaksi Mark dengan Jaebum membuatnya gemas.

"Apa kami terlambat?"

Ketiganya menoleh, empat lelaki menghampiri meja mereka dan duduk bergabung.

"Tidak juga. Terima kasih sudah datang Youngjae dan kalian semua." Kata Jaebum.

"Jadi apa yang bisa kita bantu, hyung?" Tanya Yugyeom.

"Aku butuh bantuan kalian semua. Jadi begini—."

****
"Hyunjin-ah, makan malam sudah siap."

Hyunjin menyimpan kembali semua mainannya ke dalam box. Setelahnya ia berlari kecil menuju meja makan.

"Daddy belum pulang?"

"Daddy mu bilang tidak bisa ikut makan malam, ada pekerjaan penting."

Wajah Hyunjin berubah menjadi sedikit cemberut.

Jinyoung menghampiri Hyunjin, menggendongnya lalu mendudukan di kursi. "Jangan sedih, anggap saja kencan denganku."

"Kencan itu apa, Mami—"

Jinyoung tidak terbiasa dengan panggilan itu, ia langsung melihat Hyunjin dengan bibir menggerucut. "Ups— hyung maksudnya. Kenapa sih tidak mau dipanggil Mami? Nanti juga hyung akan menjadi Mami Hyunjin."

"Aku seorang laki-laki. Bagaimana kalau memanggilku papa saja?"

Hyunjin menggeleng. "Mami Jie lucu. Tapi jika hyung tidak suka maka aku tidak akan memanggil seperti itu."

Jinyoung menghela nafas, ia memasang senyum termanis. "Let's make a deal."

Hyunjin melihat Jinyoung dengan bingung.

"Aku akan mengizinkanmu memanggilku seperti itu— apapun, mami, mamah, momah, mom, terserah. Tapi kau harus makan sayur. Sayur apapun yang aku masak ataupun beli di luar."

"Iihh~ shiroee." Renggek Hyunjin manja. Ia memang tidak suka makan sayur. Sulit sekali memaksa anak itu untuk makan sayuran dan buah.

"Tidak mau?"

Identity (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang