Chap ~ 33

1.3K 199 89
                                    

Perlakuan Jaebum ke Jinyoung semakin hari semakin manis saja, sampai rasanya Jinyoung bisa mati karena diabetes. Itu Jaebum ngelakuinnya dalam keadaan sadar kan? Jinyoung terus berpikir hal yang sama setiap harinya.

Jaebum menyediakan kamar disebelah kamar Hyunjin, kamar yang lebih luas dari kamar yang dulu ia tempati. Jaebum juga memberinya fasilitas dan kewenangan di rumahnya.

Yang  paling gila, kemarin Jaebum  membeli sebuah mobil honda city keluaran terbaru untuknya--ralat bukan diberikan seperti itu. Cuma Jaebum bilang. "Kau bisa memakai mobil ini untuk ke kampus, Jinyoung. Atau untuk keperluan lain."

Jinyoung bingung dengan semua perlakuan Jaebum. Jika terus seperti ini maka pertahanannya akan runtuh. Perasaan yang sudah lama ia kubur kembali tumbuh.

Hei siapa yang tidak berdebar diperlakukan manis penuh perhatian oleh seorang Im Jaebum, kan? Mustahil, Jinyoung tidak sekuat itu. Jaebum terlalu mempesona, ia tampan dengan bentuk tubuh sempurna.

"Jinyoung hyung?"

Hyunjin menarik celemek Jinyoung. "Jinyoung hyunggg?"

"Mami Jie!!" panggilnya lagi sambil mengguncang tangan Jinyoung membuat Jinyoung tersentak kaget, kedua bola matanya melotot lebar melihat sup yang ia masak mendidih sampai tumpah-tumpah.

"Ya ampun!! Hyunjin minggir dulu sayang." Ia mendorong pelan tubuh Hyunjin menjauh setelah mematikan api kompor.

Hyunjin memperhatikan Jinyoung, ia menggelengkan kepalanya.

"Kau ceroboh sekali hyungie."

Jinyoung mendelik sebentar, ia  memasang wajah galak. "Suruh siapa mengejutkanku dengan panggilan itu!"

"Aku memanggil hyung berkali-kali, namun tidak mendapatkan jawaban. Hyung saja yang melamun terus."

"Aku sedang menghafalkan mata pelajaran untuk ujian besok."

"Ho ho?!" Hyunjin melipat kedua tangannya di depan dada menirukan Jaebum ketika berbicara serius dengan Mark. "Menghafal mata pelajaran atau memikirkan daddy?" ujar Hyunjin terkikih

Jinyoung menghampiri Hyunjin, ia berdiri berkacak pinggang. "Excuse sir-- are you really a little boy that i know?!"

"Yes i am mom." Hyunjin memberi blowing kiss lalu berlari sambil tertawa terbahak-bahak dengan Jinyoung yang menggejarnya.

"Jangan memanggilku mom, mami, mamah dan sejenisnya! Aku sudah mengatakanya berkali-kali!!"

Hyunjin berlari menuju ruang tengah menggelilingi meja kopi, ia masih tertawa terbahak-bahak.

"Mana ada anak kecil seperti dirimu, kau seperti orang tua Hyunjin!"

"Mana? Aku masih lucu dan menggemaskan ya--Mamah." ujarnya dengan lidah menjulur meledek Jinyoung.

Hyunjin berlari menghindari kejaran Jinyoung sambil tertawa, sedangkan Jinyoung mengomel. Hampir setiap hari kegiatan mereka bertengkar dan saling meledek. Hyunjin memang tidak seperti anak lelaki pada umumnya, ia memiliki pemikiran dewasa, terkadang Hyunjin lebih dewasa dari Jinyoung. Mungkin keadaan keluarga dan didikan Jaebum yang cukup keras membuatnya berbeda. Hyunjin juga sangat jahil, ia suka menggoda Jinyoung, apalagi jika menggoda Jinyoung tentang jaebum. Wajahnya yang merona merah lalu Jinyoung yang mengomel itu sangat lucu.

***

Makan malam tiba, Jinyoung, Hyunjin dan Jaebum duduk di meja makan. Semua makanan di masak sendiri oleh Jinyoung, dengan bantuan Hyunjin--bantu mengacaukan maksudnya. Bentuk dumpling menjadi tidak karu-karuan karena ulah hyunjin,  padahal Jinyoung sudah mengajarinya. Ya memang Hyunjin sengaja melakukan itu untuk membuat hyung nya kesal.

Identity (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang