Chap ~5

1.3K 249 65
                                    

Vote dan komennya dikit ya 😂😂
Sedih deh....hehehe. Aku lagi suka sama jalan cerita ini jadi mungkin akan lebih sering update yang ini. Bagi aku ceritanya sih lucu di awal, sedih di akhir , hehehe...
Aku mau kasih Warning, ada beberapa part yang mengandung unsur seksual dan kata-kata vulgar atau kasar, tapi bukan NC. 🤪Yang maksa baca, tanggung sendiri dosanya ya. Aku nerima kritik dan saran, kalau ada salah penggunaan kata, tolong di koreksi aja tapi tolong pakai bahasa yang sopan ya *author sensitif, lagi pms* >.<
Kalau menurut kalian jalan ceritanya ga bagus atau harus di perbaiki silahkan komen.
Kecup manis dari aku ~
Baca sambil denger lagunya ya.
Soundtrack, You Know bu Yugyeom.
.
.
.
.
.

Jaebum senang, akhirnya ia bisa membelikan kalung berlian itu untuk Nara. Jaebum sudah melihat kalung itu dua kali, ia ingin membeli tapi ragu. Takut Nara tidak menyukainya. Sebenarnya ingin membuat kejutan, tetapi Jaebum berpikir, apa gunanya ia berikan pada Nara jika gadis itu tidak menyukainya.

Setelah beberapa bulan mengenal Nara, Jaebum merasa dirinya berubah menjadi lebih baik dan lebih bahagia. Bahkan dulu ketika ia masih pacaran dengan Jennie, ia tidak seperti ini. Jaebum saat itu sibuk kerja dan kuliah, ya karena Jennie menuntut hidup glamour dengan barang-barang mahal. Jaebum pikir dengan memberikan apa yang Jennie mau akan membuat kehidupan pernikahan mereka kelak bahagia. Tapi nyatanya apa? Jennie mencampakkannya begitu saja.

Sepanjang perjalanan ke sekolah Hyunjin, Jaebum tidak berhenti tersenyum. Ia bahkan, sekarang, sering bersenandung dan menyanyi ketika menyetir. Ia merasa dirinya seperti abg yang di mabuk kasmaran.

Hubungannya dengan Nara memang spesial. Sejak mereka berciuman dua minggu lalu, bayangan gadis itu tidak pernah lepas dari pikirannya. Bibir plum Nara, leher jenjang mulus Nara, pipi gembil Nara yang sangat halus, rambut panjangnya yang selalu tergerai, lesung pipi di wajah Nara membuatnya semakin memggemaskan. Ketika Nara tersenyum, sekitar matanya tampak kerutan-kerutan natural bukan karena kulitnya keriput. Dan itu menambah kecantikan gadis itu. Jaebum sungguh tergila-gila, apalagi gadis itu sungguh lucu.

Jaebum berharap dapat melihat wajah Nara lebih jelas, tidak terhalangi oleh cahaya lampu remang atau kerlap kerlip lampu disko. Jika Jaebum mengajak Nara bertemu di luar jam kerjanya, apa Nara akan bersedia?

"Aku belum pernah mencobanya kan? Aku coba tanyakan nanti malam." Gumam Jaebum semangat.

Ia baru saja sampai di sekolah Hyunjin, Jaebum memilih untuk berhenti di depan gerbang dan menunggu Hyunjin keluar.

Tidak perlu menunggu lama, Hyunjin tampak sedang berjalan bersama beberapa temannya. Jaebum memutuskan untuk turun dan menyapa.

Hyunjin yang melihat Jaebum langsung berlari ke arah Jaebum. "Daddy tidak bilang akan menjemputku?!"

"Tadi pagi Daddy tidak sempat mengantarmu sekolah, jadi Daddy memutuskan untuk menjemputmu, jagoan."

Hyunjin mengangguk kecil, ia melambai sebentar ke arah dua temannya lalu masuk ke dalam mobil tanpa banyak bicara.

Hubungan Jaebum dan Hyunjin tidak benar-benar membaik. Hyunjin hanya menjawab pertanyaan Jaebum dengan singkat, tanpa niat melanjutkan obrolan.

Jaebum masuk ke mobil dan melajukan mobilnya. Ia sedikit melirik ke arah Hyunjin yang ternyata sedang membaca buku cerita bergambar. Jaebum baru tahu Hyunjin suka membaca.

Identity (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang