Chap ~2

1.5K 270 114
                                    

Karena banyak yang berminat dengan FF ini, aku langsung up chap~ 2 nya. Semoga kalian suka. Aku mau klarifikasi 1 hal, Nara itu cuma sebuah nama yang aku asal pakai aja, gak ada sangkut pautnya sama nama girlband manapun. Karena Park Nara visualisasinya kan Park Jinyoung sendiri. Tolong di perhatikan prolog yang aku up di FF "Love Trouble." Dan juga cover thema yang aku pakai.

Aku nambahin musik di setiap FF ini biar kalian gak bosan. Aku usahakan lagunya itu ngepas sama suasananya. Jadi aku recommend kalian bacanya sambil putar lagunya. Atau kalian bisa denger lagu ost kesukaan kalian sendiri.

Vote dan Komen kalian selalu di tunggu ya....Selamat membaca. 😘😘

***********

"Nara-ya~~ chheerss..."

"Oppa, sudah cukup. Kau sudah mabuk." Nara mencoba menghentikan Jaebum yang sudah mabuk berat. Jaebum telah menghabiskan beberapa jar besar bir.

"Nara, biarkan aku minum. Mari kita bersenang-senang sampai pagi..." Nara mengambil paksa gelas dari tangan Jaebum lalau ia jauhkan agar Jaebum tidak bisa menggapainya.

Jaebum yang mabuk tidak terima gelasnya di ambil. Jaebum merajuk dan ingin merebutnya kembali. Namun, Jaebum menarik pinggang Nara terlalu kuat sampai Nara jatuh ke atas tubuh Jaebum.

Jarak wajah mereka terlalu dekat, Nara merasa jantungnya akan melompat keluar. Ia sampai takut Jaebum bisa mendengar debaran jantungnya. Nara memilih untuk bangun tetapi Jaebum malah menahan pinggang Nara. Susah payah ia menepis perasaan aneh yang terus mengganggunya setiap kali berada di dekat Jaebum.

Jaebum menatap Nara intens, tangannya yang bebas mengusap wajah manis Nara. "Nara, kau sangat cantik. Oppa menyukaimu."

Deg.

"O-oppa, sebaiknya oppa pulang. Oppa terlalu banyak minum malam ini, biar Nara panggilkan supir ya."

"Aah waee~ oppa masih ingin bersama Nara-nie."

"Oppa ini sudah jam 3 pagi, oppa besok harus ke sekolah kan?" Nara menggunakan alasan ini untuk membebaskan diri. Jaebum memang bercerita tentang anaknya dan pertemuan orang tua murid padanya

Sebenarnya Jaebum selalu bercerita banyak hal. Bahkan tentang kehidupan pribadinya, istrinya yang meninggalkannya dan masalah kedua orang tuanya yang mendesaknya untuk menikah lagi. Nara hanya bisa menjadi pendengar yang baik bagi Jaebum.

Nara merasa kasihan kepada Jaebum. Ia pikir orang yang banyak uang akan hidup jauh lebih bahagia, ternyata uang juga tidak bisa memberi kebahagiaan. Contohnya Jaebum.

"Nara, apakah oppa boleh menciummu?"

"Huh?" Mata Nara membulat sempurna. Wajah Jaebum semakin dekat. Nara tidak tahu harus melakukan apa. Masalah ia belum pernah berciuman apalagi dengan pria.

Nara menahan bibir Jaebum dengan tangannya. "Oppa kau mabuk."

Mata Jaebum terbuka, Nara bisa melihat tatapan terluka disana.

"Maaf Nara, oppa bertindak di luar batas." Jaebum melepaskan pinggang Nara dan memberulkan sikap duduknya. Nada suaranya agak kecewa. Jaebum pikir Nara juga menyukainya.

Sedangkan Nara masih terpaku, ia tidak bermaksud menolak Jaebum. Tapi— Nara merasa dilema. Selama ini ia menganggap Jaebum sebagai pelanggan terbaiknya. Nara selalu senang mendengarkan Jaebum bercerita, Nara bahagia jika Jaebum datang menggunjunginya. Terlebih ketika Jaebum memujinya cantik. Jaebum selalu membuat perasaanya seperti di roller coaster. Ia tidak pernah terpikir untuk melakukan hal lebih. Apalagi ia memiliki rahasia besar yang harus ia tutupi dari Jaebum.

Identity (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang