Chap~31

1.2K 191 56
                                    

Betapa terkejutnya Mark ketika ia bangun. Sebuah tangan kokoh memeluk pinggang rampingnya, ia berada di ruangan asing dan— "Fuck!!" Umpatnya saat menyadari dirinya telanjang, lelaki disampingnya juga.

Kepala Mark rasanya pening dan berputar, ia mencoba mengingat kejadian semalam, namun sulit. Sepertinya alkohol membuatnya hilang kewarasan.

Lengan itu memeluknya semakin erat, Mark berusaha melepaskan, bukannya lepas suara berat husky malah terdengar di telingan. "Kau sudah bangun? Good morning, Sweety." Rasanya Mark ingin mengumpat saja, suara lelaki itu begitu seksi, mendengar suaranya saja perut Mark tergelitik.

"L-lepaskan tanganmu! A-apa yang terjadi? Kenapa kita berdua disini?!"

Lelaki itu yang tidak lain adalah Jackson, membuka kelopak matanya dengan malas. Ia menatap Mark dalam. "Semalam kita kenalan, minum bersama dan bercinta."

"Chih! Kau pasti sudah bercinta dengan semua orang yang baru kau temui makanya kau bisa setenang ini!!"

Jackson menggeleng pelan, ia menarik tengkuk Mark sampai wajahnya mendekat. "Semalam aku melakukannya dalam keadaan sadar walau aku minum banyak wiski. Bercinta denganmu menyenangkan— aku tertarik padamu Mark. Jadi bersiaplah, kita akan lebih sering bertemu setelah ini."

Mark terbelalak kaget, ia tidak mengerti sepatahpun dari ucapan Jackson. Sepertinya lelaki ini masih mabuk. "Aku tidak tertarik padamu—EMPPPH."

Jackson mecium bibir Mark dan melumat belahan bibir itu bergantian. Ia medorong tubuh Mark sampai berbaring tanpa melepaskan ciuman dengan tubuhnya menindih tubuh Mark. Semalaman yang ia habiskan bersama Mark membuat Jackson gila. Ia tertarik pada kecantikan lelaki itu, dan percintaan mereka sungguh luar biasa. Dalam semalam lelaki ini bisa membuatnya lupa akan patah hatinya, akan Jinyoung. Kali ini ia memutuskan berjuang sebelum di tikung yang lain.

Mark terbuai oleh ciuman-ciuman Jackson, ia merasa bodoh dengan menurut seperti ini. Akan tetapi permainan lidah Jackson membuatnya pening, sulit berpikir, perutnya saja terlilit.

****
"Aku bingung bagaimana bilangnya ke Jaebum hyung. Tidak mungkin aku langsubg ke rumahnya, kan?"

Jinyoung, Youngjae dan Bambam berjalan bersama menuju gerbang kampung sambil mengobrol. Jinyoung sudah cerita jika ia ingin kembali menjadi baby sister Hyunjin. Namun kini bingung memulainya. Mana ia sudah berhenti di cafe Jackson.

"Tinggal telepon Jaebum hyung nya, Jie."

Jinyoung merangkul lengan Youngjae, menggelendot manja. "Gak segampang itu, Jae."

"Perasaan hidupmu ribet banget sih, Jie." Jinyoung mendelik ke arah Bambam, ia berdecak. "Iya- iya hidupku tidak semulus pantatku! Aku juga mau hidupku lancar seperti hidupmu, Bamie! Tuh lihat, pangeranmu sudah menjemput."

Pandangan Bambam beralih ke pintu gerbang, ia tertawa senang. "Mau ikut pulang?" Tanya Bambam.

"Aku juga di jemput." Sahut Youngjae. Kedua sahabatnya itu langsung melemoarkan tatapan kaget penuh pertanyaan.

"Ah— Aku lupa bilang kalau punya pacar. Aku baru jadian dua hari yang lalu dengan Brian." Jawab Youngjae, kedua pipinya merona merah.

"BRIAN/BRIAN??" Jinyoung dan Bambam memekik bersama. Mereka bahkan tidak tahu Youngjae dekat dengan seseorang.

Youngjae menyentil dahi Jinyoung dan Bambam. "Diam! Makanya jangan sibuk dengan diri sendiri sampai tidak ada waktu untukku."

Mereka sampai di depan gerbang, Bambam di jemput oleh Yugyeom. Keduanya pamit lalu melesat pergi. Youngjae juga pamit pada Jinyoung, Brian sudah menunggunya di mobil.

Identity (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang